Kamis, 18 Februari 2016

Lembar Persembahan


Alhamdulillah dan jutaan terima kasih aku sampaikan kepada semua orang yang telah memberikan dukungan baik secara moril, materi, maupun dukungan dalam bentuk lain. Terima kasih Ya ALLAH, karena Engkau telah memberikan limpahan nikmat tiada tara kepadaku, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dan menjadi seorang sarjana dalam kurun waktu 6,5 tahun. Memang aku menyelesaikan pendidikan S1 lebih lama dibandingkan pendidikanku ketika SD, tetapi bukan berarti aku memiliki otak anak SD. Karena kalau aku punya otak anak SD, tidak mungkin aku bisa menjadi seorang sarjana saat ini, kan kalau otaknya SD berarti gak bakalan bisa menyelesaikan pendidikan S1, bukannya setelah SD masih ada SMP dan SMA?!. Ah bodo amat, mau bermain logika seperti apalagi juga aku gak peduli. Sekarang aku sudah SAH menjadi seorang S. Pd alias Sarjana Pendidikan dalam bidang Bimbingan dan Konseling, bukan Sarjana Penuh Derita lho. Meskipun dalam proses untuk meraihnya, berbagai macam penderitaan aku alami.

Rasa terima kasih terbesar aku sampaikan kepada Alm. Bapak Suwoco, sosok Bapak yang dengan penuh kerja keras telah memperjuangkan anak-anaknya agar bisa menjadi seorang sarjana. Bapak rela meminjam uang ke Bank demi membiayai kuliahku, Bapak rela bekerja siang dan malam agar aku bisa tetap melanjutkan kuliah, Bapak tidak pernah peduli dengan cibiran orang lain yang menganggap mimpi Bapak terlalu tinggi yang ingin anak-anaknya menjadi seorang sarjana. Bapak memang lulusan SMA saja, tapi Bapak mengajarkan kepadaku bahwa pendidikan itu harus setinggi-tingginya. Terima kasih Bapak, kau telah memperjuangkan agar aku bisa menjadi seperti saat ini. Perjuanganmu tak akan pernah sia-sia Pak, kau meninggalkan kami juga karena kelelahan bekerja. Aku akan selalu mengingat pesanmu setelah Bapak meninggal, Bapak memberikan pesan kepadaku dan adik-adik yaitu agar senantiasa menerapkan prinsip hidup “LUHUR ING ABDI dan LUHUR ING BUDI”. Sebuah prinsip hidup yang selalu dipegang teguh hingga akhir hayatnya Bapak di tempat kerja. Bapak, sekarang aku sudah menjadi seorang sarjana seperti Bapak harapkan selama ini, maaf karena aku pada saat itu belum bisa menjadi sarjana saat Bapak masih hidup. Sekarang semua tugasnya Bapak sebagai kepala rumah tangga aku yang pegang, aku akan gantikan posisi Bapak di keluarga. Terima kasih untuk semua yang telah Bapak ajarkan kepadaku, terima kasih untuk semua pengalaman dan ilmu kehidupannya, terima kasih dan aku bangga menjadi anaknya Bapak. Terima kasih atas semua nilai kehidupan yang Bapak ajarkan dan tanamkan kepadaku. Bapak, aku sekarang sudah memenuhi permintaanmu untuk menjadi seorang sarjana, aku sekarang sudah menjadi Sholikhin S. Pd. Perjuangan Bapak tidak sia-sia, yang tenang disana ya Pak. Aku selalu merindukan untuk berdiskusi dengan Bapak.

Rasa terima kasihku yang terbesar selanjutnya aku ucapkan kepada sosok wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang, sosok yang senantiasa menjadi tempatku berkeluh kesah, sosok yang selalu sabar mendengarkan anaknya bercerita. Terima kasih kepada Ibunda Siti Kanifah yang telah memberikanku kekuatan tersendiri. Setiap kali aku menemui kesulitan, aku selalu meminta doa dan ridho darinya agar diberikan kemudahan serta kelancaran dalam setiap proses perjalanan kehidupanku. Meskipun dulu Ibuk sempat menolak ketika aku ingin kuliah, tetapi akhirnya Ibuk luluh juga karena alasan-alasan yang aku berikan dan ditambah penguatan dari Bapak yang ingin anak-anaknya bisa lebih sukses dan menjadi sarjana semuanya. Ibuk, terima kasih atas semua doa yang telah kau panjatkan untukku, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan, terima kasih telah menjadi ibukku. Ibuk, kau adalah penghubung antara aku dengan Rabb-ku, kau adalah kunci dari segala kunci untuk meraih surga, kau adalah jiwa yang selalu memberikanku nyawa agar selalu kuat menjalani setiap perjalanan kehidupan ini. Ibuk, terima kasih untuk segalanya.

Rasa terima kasihku selanjutnya adalah untuk kedua adikku, Sofyan Maliki dan Achmat Kurniawan Tri Wibowo. Kalian berdua adalah alasanku untuk segera menyelesaikan studi ini. Aku tahu bahwa selama ini aku belum bisa menjadi kakak yang baik buat kalian berdua, aku tahu selama ini aku yang paling banyak menghabiskan jatah gajinya Bapak untuk keperluan pendidikanku yang tak kunjung selesai. Aku mohon maaf sebesar-besarnya, aku tahu bahwa aku salah. Tetapi, ini adalah proses kehidupan yang harus aku lalui, mau ataupun tidak. Sekarang, kalian berdua adalah tanggung jawabku, kalian berdua yang menjadi prioritasku setelah ini. Aku sangat ingin agar kalian berdua menjadi sarjana semuanya, kalau bisa melebihi aku.

Rasa terima kasihku akan aku sampaikan kepada orang-orang yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya kepadaku selama aku menempuh pendidikan ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada sosok Ibu yang sudah aku anggap seperti Ibukku sendiri. Beliau adalah salah satu alasan mengapa aku nekat berangkat ke Jakarta dan menempuh pendidikan disini. Terima kasih kepada Ibu Kasiyah Junus M, Sc. Beliau adalah salah satu dosen di Universitas Indonesia yang telah banyak memberikan motivasi serta dukungan kepadaku selama proses penyelesaian studi. Beliau adalah sosok yang meneduhkan dan sangat perhatian kepada anak-anaknya, baik anak kandungnya, anak didiknya maupun anak-anak angkatnya. Beliau adalah sosok yang sangat tangguh, Beliau selalu menguatkanku disaat aku terpuruk di Ibukota. Ibu Kasiyah selalu memberikan motivasi kepadaku agar menempuh pendidikan setinggi-tingginya, bahkan Beliau juga yang mendorongku untuk segera melanjutkan studi S2 dan kalau bisa di luar negeri, agar aku belajar menjadi manusia yang bijak seperti Beliau dan menjadi manusia yang lebih berguna bagi bangsaku. Beliau selalu berpesan bahwa ilmuku di S1 sangatlah kurang untuk anak-anak didikku nanti, aku harus menggali ilmu lebih dalam lagi di jenjang S2 dan S3 agar aku bisa menjadi guru yang baik bagi anak didikku nanti dan menjadi guru kehidupan bagi semua orang.

Rasa terima kasihku berikutnya adalah untuk keluarga besar Persatuan Orangtua Mahasiswa dan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang telah memberikan berbagai macam bantuan kepadaku agar aku bisa menyelesaikan pendidikanku, terutama kepada Ibu Yuli, Ibu Lilis, dan Ibu Lilis NS. Saya akui bahwa saya bukan mahasiswa Fasilkom UI, tetapi saya memiliki ikatan batin dengan Fasilkom UI. Ketika saya sedang mengalami kesulitan, mereka selalu datang memberikan bantuan kepadaku tanpa pernah mengharapkan balas budi. Saya sangat salut kepada persatuan orangtua mahasiswa dan alumni Fasilkom UI yang bersedia membantu orang yang tidak mereka kenal dengan dana pribadi mereka dan tanpa pamrih sama sekali. Pada saat proses penulisan skripsi ini, laptop yang aku miliki mengalami kerusakan dan tidak bisa diperbaiki. Alhasil, semua data hilang dan aku harus membeli laptop baru untuk menyelesaikan skripsi ini. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Yuli, Ibu Lilis dan Ibu Lilis NS, yang bersedia patungan untuk membelikan sebuah laptop baru agar aku bisa menyelesaikan studiku. Padahal saya sendiri tidak mengenal mereka sama sekali, tetapi karena ketulusan hati mereka, saya bisa menyelesaikan studi ini dengan baik. Terima kasih untuk keluarga besar Fasilkom UI.

Rasa terima kasihku berikutnya adalah untuk seorang wanita yang selalu memberikanku semangat, dorongan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Ratnasari S. Pd, yang telah menemaniku selama setahun terakhir dan banyak sekali memberikan bantuan kepadaku. Kamu adalah wanita yang selama ini setia menemani, mendampingi, dan memberikan berbagai macam bantuan kepadaku. Aku berharap kita akan berjodoh, aku berharap kau yang menjadi pendamping hidupku nanti. Terima kasih karena kesabaranmu menemaniku selama ini, semoga kita bersatu selamanya dan mengarungi samudra kehidupan bersama. Terima kasih telah menjadi penguatku disaat aku lemah, terima kasih telah menjadi tempatku bercerita, berdiskusi dan berkeluh kesah. Terima kasih telah setia menemaniku selama ini. Maaf aku tidak bisa menghadiri wisudamu, karena kita wisuda bersamaan tetapi berbeda tempat.

Rasa terima kasihku aku sampaikan kepada semua rekan-rekan di Prodi Bimbingan dan Konseling UNJ terutama untuk senior-seniorku, teman-teman seangkatanku dan kepada adik-adik kelasku yang senantiasa memberikan dukungan kepadaku agar segera menyelesaikan studi, mungkin mereka sudah eneg melihatku di kampus terus, hehehe. Kepada teman seperjuanganku yang masih belum menyelesaikan studinya, Lintang, Syifa dan Onny, ayo lekas diselesaikan skripsinya. Kalian sudah masuk masa Injury Time jadi harus segera menyelesaikan studi ya. Semangat ya kalian semuanya. Untuk adik-adik kelasku yang lulus bersamaan denganku, terima kasih atas semua tawa dan canda yang kalian berikan, kegilaan kita selama proses pendidikan di UNJ tak akan pernah terlupakan.

Rasa terima kasihku selanjutnya adalah untuk rumah keduaku di kampus, sekretariat BEMJ BK eh sekarang sudah menjadi BEMP BK serta KBKR. Kedua sekretariat inilah yang menjadi tempatku berlindung dan bernaung dari sengatan panas matahari selama di kampus (halah), terima kasih untuk penghuni kedua sekretariat yang mengijinkanku berada di tempat mereka berorganisasi. Aku memang bukan orang KBKR, tetapi aku lebih sering disana karena memang tempat ini nyaman untuk menjadi tempat singgah di kampus selain BEMP BK. Para penghuni termasuk ketua lembaga ini juga sudah turun temurun akrab denganku, mungkin akulah angkatan tua yang senantiasa berada di sekretariat ini. Terkadang juga, aku dianggap sesepuh sehingga diminta untuk memberikan pendapat dan bantuan untuk berbagai macam kegiatan yang mereka adakan. Kalian nanti harus bisa menjalankan lembaga ini dengan lebih baik ya, aku sudah tidak bisa lagi membantu kalian dalam setiap acara kalian seperti OD KBKR atau PKMJ BK. Kalian harus bisa move on yak arena aku sudah berhenti statusnya sebagai mahasiswa abadi, biasanya kalian meminta pendapatku, meminta aku membantu dalam setiap acara, bahkan gak segan-segan meminta sumbangan kepadaku. Nanti kalian harus bisa lebih dewasa lagi dalam menjalankan lembaga ini.

Kemudian rasa terima kasihku yang terakhir kepada organisasi tempatku bernaung sejak awal kuliah yaitu IMABKIN (Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia). Aku mengikuti setiap perjalanan kehidupan berorganisasi di IMABKIN sejak pertama masuk kuliah, terima kasih kepada Adi Sukardi yang telah menyeretku masuk kedalam lingkaran IMABKIN. IMABKIN adalah salah satu alasanku untuk tetap bertahan di kampus sampai ada penerusku di organisasi ini. Semangat berorganisasi harus aku tularkan kepada adik-adik kelasku di kampus agar mereka bisa menjadi pengurus dan penerusku di IMABKIN. Akhirnya sekarang aku bisa lulus dengan tenang karena adik kelasku sudah ada yang melanjutkan perjuanganku di IMABKIN. IMABKIN adalah organisasi yang membesarkanku, menjadikanku manusia yang bisa berpikir jauh kedepan, menjadikanku lebih mengenali Indonesia tercinta ini dengan keberagamannya, menjadikanku manusia yang bisa menerima pendapat orang lain dengan lapang dada, menjadikanku sosok yang dengan sepenuh hati memperjuangkan keberlangsungan IMABKIN di Indonesia ini.

Terima kasih untuk semua orang yang telah memberikan bantuan, dukungan dan dorongannya kepadaku. Aku tak bisa menyebutkan kalian satu persatu, bukan berarti aku tak menghargai kalian, tetapi aku ingin nama kalian tetap tertulis dihatiku saja. Biarkan aku yang menyimpannya sebagai tanda terima kasih kepada kalian semuanya. Terima kasih…… Terima kasih…… Terima kasih…… Terima kasih……
Salam Cinta,

Sholikhin S. Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar