Tanggal 27 Desember 2014, merupakan sebuah tanggal yang tidak akan dapat dilupakan bagi sebagian masyarakat Kabupaten Tuban. Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, Tuban dilanda banjir bandang hingga beberapa kecamatan yang mengalaminya. Biasanya daerah Tuban yang terkena dampak banjir adalah daerah sekitar Sungai Bengawan Solo, akan tetapi hal lain terjadi kemarin. Setelah dilanda hujan selama kurang lebih 5 jam dengan intensitas yang cukup lebat, daerah pegunungan kapur yang ada di Tuban dilanda banjir bandang. Daerah yang cukup parah dilanda banjir bandang adalah wilayah kecamatan Montong, Kerek, Merakurak, Jenu dan sebagian wilayah Parengan. Daerah tersebut merupakan daerah dengan kontur tanah yang mayoritas adalah berupa tanah kapur yang padat dan bagian atasnya berupa tanah merah yang gampang tergerus oleh air. Banjir ini kemungkinan besar disebabkan karena semakin gundulnya hutan yang ada di daerah Tuban, terutama daerah dekat sumber mata air, sehingga air yang turun dengan intensitas tinggi tersebut tidak dapat diserap dengan maksimal kedalam tanah dan mengakibatkan terjadinya banjir bandang. Banjir ini memutus beberapa ruas jalan utama terutama yang menghubungkan kecamatan Montong dengan kecamatan Singgahan di desa Talang Kembar, karena air menutupi seluruh badan jalan dan mengikis aspal. Semoga penduduk Tuban segera tersadarkan dengan bencana yang menghantui mereka, semoga mereka lekas melakukan reboisasi di daerah sumber resapan air dan membangun biopori di sekitar rumah mereka. Berikut ini saya tampilkan beberapa penampakan banjir yang melanda beberapa daerah di Tuban:
Foto 1 : Daerah Brangkal Kec. Parengan
Foto 2 : Desa Selogabus
Foto 3 : Air Terjun Nglirip
Foto 4 : Air Terjun Nglirip Saat Banjir
Foto 5 : Daerah Desa Talang Kembar (Montong)
Foto 6 : Jalan akses Montong-Singgahan di Ds. Talang Kembar
Foto 7 : Jalan akses Merakurak-Jenu di Desa Sumber
Foto 8 : Jalan akses Desa Kapu
Foto 9 : Desa Kedungrejo (Kerek)
Foto-foto tersebut adalah beberapa foto yang saya ambil dari Grup Facebook tempat warga Tuban berbagi informasi. Semoga nanti kondisi Tuban bisa lebih baik lagi dan jauh dari bencana, karena bagaimanapun juga aku cinta Bumi Wali. (Ya iyalah cintanya ama daerah kelahiran, lha wong sampai sekarang belum ada wanita yang mau dicintai kok).