Rabu, 15 April 2015

IMABKIN Perjalananku Part 1

IMABKIN merupakan sebuah organisasi profesi kemahasiswaan bimbingan dan konseling seluruh Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 2007 di Jakarta dengan Universitas Negeri Jakarta sebagai tuan rumah kongres pertama. Aku mengenal IMABKIN sejak tahun 2009 atau lebih tepatnya saat aku memulai perjalanan kehidupanku di bangku kuliah. Ketika itu, masa pengenalan akademik kampus menjadi ajang perkenalan pertamaku dengan organisasi ini. Senior-seniorku yang mengenalkannya melalui acara sosialisasi yang dirangkai dalam kegiatan pengenalan akademik di tingkat jurusan.
          Sejak awal, aku sudah sangat tertarik dengan organisasi ini dan berkeinginan untuk mengembangkan kemampuanku dalam hal berorganisasi melalui IMABKIN ini. Aku mengatakan kepada seniorku terkait keinginanku untuk aktif dalam organisasi ini serta ingin membesarkan IMABKIN yang pada saat itu masih berumur belum genap 2 tahun itu. Seniorku yang bernama Adi Sukardi menyambut baik keinginanku ini untuk aktif dalam IMABKIN, kemudian dia memberi tahu kepadaku bahwa akan diadakan kongres kedua di Surabaya sekitar bulan Desember 2009. Aku mengatakan bahwa aku akan memastikan diri untuk hadir pada acara kongres tersebut.
          Bulan Desember 2009, aku kembali bertanya kepada seniorku terkait agenda kongres, karena sampai awal bulan masih belum ada konfirmasi. Ternyata, pelaksanaan kongres harus diundur mengingat kesiapan panitia kongres di Surabaya. Sehingga kongres baru dapat dilaksanakan pada bulan Januari 2010. Pada saat berangkat menuju tempat kongres, aku sempatkan mampir pulang ke rumah terlebih dahulu, karena memang aku pesan tiket kereta ke Stasiun Bojonegoro biar bisa pulang terlebih dahulu sebelum berangkat ke Surabaya menggunakan bis. Aku berangkat menuju tempat kongres menggunakan bis dari Bojonegoro kemudian naik bis lagi arah Terminal Bungurasih dan turun di salah satu jalan di Surabaya lebih tepatnya di sebelah selatan Jalan Ahmad Yani, aku sendiri lupa nama jalannya apa, yang aku ingat tempatnya tersebut adalah kantor dari pamanku. Sewaktu aku memasuki lingkungan tempat acara, aku berjumpa dengan pamanku dan memintaku untuk mampir, tetapi karena aku sendiri masih harus mengikuti acara kongres otomatis tidak bisa mampir.
          Kegiatan kongres diawali dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban dan dilanjutkan pembahasan AD-ART IMABKIN, agenda pembahasan ini sendiri memakan waktu cukup lama. Setelah pembahasan ini selesai, dilanjutkan dengan agenda pemilihan ketua umum IMABKIN. Pada agenda pemilihan ketua umum ini, terjadi perseteruan sengit antara perguruan tinggi negeri dengan perguruan tinggi swasta. Hal ini menyebabkan ada dua kubu yang bertarung dalam pemilihan ketua ini, kubu PTN diwakili oleh Wizurai Wirawan dari Universitas Negeri Makassar, serta Khoirul Umam dari IKIP PGRI Semarang yang mewakili PTS. Perolehan suara mereka juga sangat ketat, meskipun demikian, Wizurai Wirawan terpilih sebagai ketua umum IMABKIN 2009-2011. Setelah melalui pemilihan ketua umum yng a lot dan memakan waktu cukup lama, sekitar jam 3 dini hari kegiatan kongres ditutup dengan terpilihnya Wizurai Wirawan sebagai ketua umum, setelah itu jam 8 pagi kami harus mengikuti seminar nasional sebagai salah satu rangkaian acara kongres IMABKIN. Sebagian besar peserta kongres yang merupakan peserta kongres juga tidak bisa menahan rasa kantuknya karena harus menjalani persidangan sampai dini hari. Selesai pelaksanaan kongres, semua peserta diajak untuk melakukan field trip di Kota Pahlawan, aku lebih memilih untuk balik terlebih dahulu karena harus mampir ke rumah salah satu pamanku di Surabaya.
          Pada saat libur semester genap sekitar bulan Juni-Juli 2010, ketika itu aku sedang berlibur di rumah kakekku di daerah Lamongan Jawa Timur, pada saat itu hari rabu malam. Aku mendapatkan telepon dari seniorku yang meminta pada hari jumat untuk berangkat ke Jember guna mengikuti kegiatan Rakerwil untuk wilayah II yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Aku sendiri kaget karena harus pulang ke rumah terlebih dahulu dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Jember sendirian, sedangkan aku sendiri belum pernah sekalipun pergi kesana. Aku bertanya pada rekanku yang rumahnya di Jember terkait rute dan bis apa yang bisa membawaku ke sisi timur Propinsi Jawa Timur tersebut. Hari jumat pagi aku putuskan untuk berangkat ke Surabaya melalui Bojonegoro. Setibanya di Surabaya, aku mencari bis yang bisa membawaku ke Jember, aku berada di bis tersebut cukup lama. Sore hari sekitar jam 4 sore aku baru sampai di Jember, kemudian karena tidak ada panitia yang menjemput di terminal, mau tidak mau aku naik angkot menuju IKIP PGRI Jember, untungnya hanya sekali naik angkot dan turun pas tepat di depan kampusnya. Disana aku sudah ditunggu oleh panitia dari IKIP PGRI Jember dan ada salah satu rekan yang aku kenal yaitu Rizki dari Universitas Negeri Malang, ternyata dia sebagai Steering Committee di acara tersebut. Mas Rizki ini pasti hadir karena memang sang pacar yaitu Teh Yuli Nurmalasari dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, merupakan pelaksana tugas Ketua Wilayah II IMABKIN. Sehingga Mas Rizki pasti hadir juga di acara tersebut. Menjelang maghrib, kami semua diantarkan oleh panitia menuju tempat peristirahatan sekaligus tempat acara di kawasan wisata Rembangan. Tempat acara ini berada di atas pegunungan dengan nuansa khas pegunungan dan bisa melihat keindahan Jember di waktu malam hari.
          Pada hari Sabtu pagi, kami memulai rangkaian acara RAKERWIL yaitu dengan pembahasan program kerja Wilayah II yang dibahas melalui rapat komisi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan melalui siding pleno. Pembahasan program kerja ini sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama karena pengurus wilayah II sudah menyiapkan draft program kerja yang akan dibahas dalam forum. Sehingga kinerja tim dalam komisi menjadi lebih mudah karena tidak perlu meraba lagi apa saja yang hendak dijadikan program kerja, tim komisi tinggal membahasnya dan menambahkan atau menghapuskan program kerja tersebut agar lebih relevan. Sore hari sebelum magrib, program kerja sudah disepakati dan sudah disahkan dalam persidangan pleno. Pada malam hari, sebenarnya pengurus pusat akan mengadakan rapat internal, akan tetapi banyak pengurus pusat dan wilayah yang mengajukan ijin kepada ketua umum untuk ke kota membeli jagung bakar di alun-alun. Padahal, mereka tidak membeli jagung bakar tersebut melainkan ke kafe untuk karaoke disana sambil minum kopi. Aku termasuk kedalam salah satu tersangka didalamnya, momen ini selalu dikenang sebagai salah satu momen melarikan diri paling absurd oleh pengurus IMABKIN. Ketua umum menelepon untuk memastikan posisi rekan-rekan pengurus IMABKIN dan peserta Rakerwil, karena banyak yang menghilang dari tempat acara. Kami yang “katanya” mencari jagung bakar tersebut sekalian melakukan pengecekan mengenai kesiapan untuk menggelar seminar nasional di kampus IKIP PGRI Jember.
          Pagi hari, kami harus sudah bersiap untuk menuju kampus guna mengikuti kegiatan Seminar Nasional sebagai kegiatan penutup dan sekaligus diagendakan untuk mengadakan field trip tetapi untuk acara jalan-jalan tidak jadi dilaksanakan dikarenakan acara seminar sendiri mundur selesainya, sehingga untuk acara jalan-jalan harus dibatalkan. Kami harus menginap semalam lagi di Jember, untuk kali ini kami menginap di panitia yang sekaligus pengurus IMABKIN, kami menginap di kost-kostan salah satu senior IMABKIN yang ada di Jember. Kami tidak mungkin memaksakan untuk kembali ke Surabaya pada malam hari karena kendaraan umumnya yang sulit untuk semua delegasi bisa terangkut, kami memutuskan menggunakan kereta api di keesokan harinya. Kami harus tiba di stasiun sebelum jam 5 pagi agar masih bisa dapat kereta yang menuju ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan menuju daerah masing-masing. Aku memutuskan untuk mampir di kampus UNESA Lidah Wetan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah pamanku yang di Surabaya. Sekalian aku bertemu dengan rekan-rekan SMA yang melanjutkan studi disana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar