IMABKIN merupakan sebuah
organisasi profesi kemahasiswaan bimbingan dan konseling seluruh Indonesia.
Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 2007 di Jakarta
dengan Universitas Negeri Jakarta sebagai tuan rumah kongres pertama. Aku mengenal
IMABKIN sejak tahun 2009 atau lebih tepatnya saat aku memulai perjalanan
kehidupanku di bangku kuliah. Ketika itu, masa pengenalan akademik kampus
menjadi ajang perkenalan pertamaku dengan organisasi ini. Senior-seniorku yang
mengenalkannya melalui acara sosialisasi yang dirangkai dalam kegiatan
pengenalan akademik di tingkat jurusan.
Sejak
awal, aku sudah sangat tertarik dengan organisasi ini dan berkeinginan untuk
mengembangkan kemampuanku dalam hal berorganisasi melalui IMABKIN ini. Aku
mengatakan kepada seniorku terkait keinginanku untuk aktif dalam organisasi ini
serta ingin membesarkan IMABKIN yang pada saat itu masih berumur belum genap 2
tahun itu. Seniorku yang bernama Adi Sukardi menyambut baik keinginanku ini
untuk aktif dalam IMABKIN, kemudian dia memberi tahu kepadaku bahwa akan
diadakan kongres kedua di Surabaya sekitar bulan Desember 2009. Aku mengatakan
bahwa aku akan memastikan diri untuk hadir pada acara kongres tersebut.
Bulan
Desember 2009, aku kembali bertanya kepada seniorku terkait agenda kongres,
karena sampai awal bulan masih belum ada konfirmasi. Ternyata, pelaksanaan
kongres harus diundur mengingat kesiapan panitia kongres di Surabaya. Sehingga
kongres baru dapat dilaksanakan pada bulan Januari 2010. Pada saat berangkat
menuju tempat kongres, aku sempatkan mampir pulang ke rumah terlebih dahulu,
karena memang aku pesan tiket kereta ke Stasiun Bojonegoro biar bisa pulang
terlebih dahulu sebelum berangkat ke Surabaya menggunakan bis. Aku berangkat
menuju tempat kongres menggunakan bis dari Bojonegoro kemudian naik bis lagi
arah Terminal Bungurasih dan turun di salah satu jalan di Surabaya lebih
tepatnya di sebelah selatan Jalan Ahmad Yani, aku sendiri lupa nama jalannya
apa, yang aku ingat tempatnya tersebut adalah kantor dari pamanku. Sewaktu aku
memasuki lingkungan tempat acara, aku berjumpa dengan pamanku dan memintaku
untuk mampir, tetapi karena aku sendiri masih harus mengikuti acara kongres
otomatis tidak bisa mampir.
Kegiatan
kongres diawali dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban dan dilanjutkan
pembahasan AD-ART IMABKIN, agenda pembahasan ini sendiri memakan waktu cukup
lama. Setelah pembahasan ini selesai, dilanjutkan dengan agenda pemilihan ketua
umum IMABKIN. Pada agenda pemilihan ketua umum ini, terjadi perseteruan sengit
antara perguruan tinggi negeri dengan perguruan tinggi swasta. Hal ini
menyebabkan ada dua kubu yang bertarung dalam pemilihan ketua ini, kubu PTN
diwakili oleh Wizurai Wirawan dari Universitas Negeri Makassar, serta Khoirul
Umam dari IKIP PGRI Semarang yang mewakili PTS. Perolehan suara mereka juga
sangat ketat, meskipun demikian, Wizurai Wirawan terpilih sebagai ketua umum
IMABKIN 2009-2011. Setelah melalui pemilihan ketua umum yng a lot dan memakan
waktu cukup lama, sekitar jam 3 dini hari kegiatan kongres ditutup dengan
terpilihnya Wizurai Wirawan sebagai ketua umum, setelah itu jam 8 pagi kami
harus mengikuti seminar nasional sebagai salah satu rangkaian acara kongres
IMABKIN. Sebagian besar peserta kongres yang merupakan peserta kongres juga tidak
bisa menahan rasa kantuknya karena harus menjalani persidangan sampai dini
hari. Selesai pelaksanaan kongres, semua peserta diajak untuk melakukan field trip di Kota Pahlawan, aku lebih
memilih untuk balik terlebih dahulu karena harus mampir ke rumah salah satu
pamanku di Surabaya.
Pada
saat libur semester genap sekitar bulan Juni-Juli 2010, ketika itu aku sedang
berlibur di rumah kakekku di daerah Lamongan Jawa Timur, pada saat itu hari
rabu malam. Aku mendapatkan telepon dari seniorku yang meminta pada hari jumat
untuk berangkat ke Jember guna mengikuti kegiatan Rakerwil untuk wilayah II
yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Aku sendiri kaget karena harus pulang ke rumah terlebih dahulu dan kemudian
melanjutkan perjalanan ke Jember sendirian, sedangkan aku sendiri belum pernah
sekalipun pergi kesana. Aku bertanya pada rekanku yang rumahnya di Jember
terkait rute dan bis apa yang bisa membawaku ke sisi timur Propinsi Jawa Timur
tersebut. Hari jumat pagi aku putuskan untuk berangkat ke Surabaya melalui
Bojonegoro. Setibanya di Surabaya, aku mencari bis yang bisa membawaku ke
Jember, aku berada di bis tersebut cukup lama. Sore hari sekitar jam 4 sore aku
baru sampai di Jember, kemudian karena tidak ada panitia yang menjemput di
terminal, mau tidak mau aku naik angkot menuju IKIP PGRI Jember, untungnya
hanya sekali naik angkot dan turun pas tepat di depan kampusnya. Disana aku
sudah ditunggu oleh panitia dari IKIP PGRI Jember dan ada salah satu rekan yang
aku kenal yaitu Rizki dari Universitas Negeri Malang, ternyata dia sebagai Steering Committee di acara tersebut.
Mas Rizki ini pasti hadir karena memang sang pacar yaitu Teh Yuli Nurmalasari
dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, merupakan pelaksana tugas
Ketua Wilayah II IMABKIN. Sehingga Mas Rizki pasti hadir juga di acara
tersebut. Menjelang maghrib, kami semua diantarkan oleh panitia menuju tempat
peristirahatan sekaligus tempat acara di kawasan wisata Rembangan. Tempat acara
ini berada di atas pegunungan dengan nuansa khas pegunungan dan bisa melihat
keindahan Jember di waktu malam hari.
Pada
hari Sabtu pagi, kami memulai rangkaian acara RAKERWIL yaitu dengan pembahasan
program kerja Wilayah II yang dibahas melalui rapat komisi kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan melalui siding pleno. Pembahasan program kerja ini sebenarnya
tidak membutuhkan waktu yang lama karena pengurus wilayah II sudah menyiapkan
draft program kerja yang akan dibahas dalam forum. Sehingga kinerja tim dalam
komisi menjadi lebih mudah karena tidak perlu meraba lagi apa saja yang hendak
dijadikan program kerja, tim komisi tinggal membahasnya dan menambahkan atau
menghapuskan program kerja tersebut agar lebih relevan. Sore hari sebelum
magrib, program kerja sudah disepakati dan sudah disahkan dalam persidangan
pleno. Pada malam hari, sebenarnya pengurus pusat akan mengadakan rapat
internal, akan tetapi banyak pengurus pusat dan wilayah yang mengajukan ijin
kepada ketua umum untuk ke kota membeli jagung bakar di alun-alun. Padahal, mereka
tidak membeli jagung bakar tersebut melainkan ke kafe untuk karaoke disana
sambil minum kopi. Aku termasuk kedalam salah satu tersangka didalamnya, momen
ini selalu dikenang sebagai salah satu momen melarikan diri paling absurd oleh
pengurus IMABKIN. Ketua umum menelepon untuk memastikan posisi rekan-rekan
pengurus IMABKIN dan peserta Rakerwil, karena banyak yang menghilang dari
tempat acara. Kami yang “katanya” mencari jagung bakar tersebut sekalian
melakukan pengecekan mengenai kesiapan untuk menggelar seminar nasional di
kampus IKIP PGRI Jember.
Pagi hari, kami harus sudah bersiap untuk menuju kampus
guna mengikuti kegiatan Seminar Nasional sebagai kegiatan penutup dan sekaligus
diagendakan untuk mengadakan field trip tetapi
untuk acara jalan-jalan tidak jadi dilaksanakan dikarenakan acara seminar
sendiri mundur selesainya, sehingga untuk acara jalan-jalan harus dibatalkan.
Kami harus menginap semalam lagi di Jember, untuk kali ini kami menginap di
panitia yang sekaligus pengurus IMABKIN, kami menginap di kost-kostan salah
satu senior IMABKIN yang ada di Jember. Kami tidak mungkin memaksakan untuk
kembali ke Surabaya pada malam hari karena kendaraan umumnya yang sulit untuk
semua delegasi bisa terangkut, kami memutuskan menggunakan kereta api di keesokan
harinya. Kami harus tiba di stasiun sebelum jam 5 pagi agar masih bisa dapat
kereta yang menuju ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan menuju daerah
masing-masing. Aku memutuskan untuk mampir di kampus UNESA Lidah Wetan terlebih
dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah pamanku yang di Surabaya.
Sekalian aku bertemu dengan rekan-rekan SMA yang melanjutkan studi disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar