Selasa, 01 November 2016

Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2017/2018 SMPIT Al A'raf Boarding School Sukabumi

SMPIT Al A'raf Boarding School Sukabumi merupakan sekolah dengan konsep ramah anak yang berada di kawasan lereng Gunung Pangrango Kabupaten Sukabumi. Sekolah ini berdiri sejak tahun 2010 dan sampai saat ini hanya menerima peserta didik laki-laki saja. Program unggulan di sekolah ini adalah program Tahfidz Quran dan juga terdapat kurikulum bercocok tanam dan beternak.

Letak sekolah ini di Jalan Pasir Datar RT04/01 Kp. Ciparay Desa Cikahuripan Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Kondisi geografis sekolah yang berada di lereng gunung membuat udara terasa sangat sejuk dan sekolahnya sangat asri. Sekolah ini sangat cocok untuk belajar dan menghafal Al Qur'an.

Pendaftaran untuk penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2017/2018 sudah dimulai, adapun pembagiannya sebagai berikut:

Gelombang I          : Pendaftaran 1 November 2016 - 31 Januari 2017,
                                 Daftar Ulang sampai tanggal 14 Februari 2017
Gelombang II         : Pendaftaran 15 Februari - 30 April 2017
                                 Daftar Ulang sampai tanggal 14 Mei 2017
Gelombang III*      : Pendaftaran 15 Mei - 16 Juli 2017
                                 Daftar Ulang sampai tanggal 16 Juli 2017

Keterangan: *Bisa ditutup sewaktu-waktu ketika jumlah kuota peserta didik terpenuhi.

Biaya pendaftaran sebesar Rp 400.000,-.
Pembiayaan daftar ulang bagi peserta didik baru yang dinyatakan diterima meliputi :

No.
Uraian
Gelombang I
Gelombang II
Gelombang III
1.
Sumbangan Bangunan
Rp 2.500.000,-
Rp 3.500.000,-
Rp 4.000.000,-
2.
Uang Bulanan (SPP)
Rp 1.950.000,-
Rp 1.950.000,-
Rp 1.950.000,-
3.
Seragam Sekolah
Rp    900.000,-
Rp    900.000,-
Rp    900.000,-
4.
Biaya Peningkatan Mutu
Rp 1.500.000,-
Rp 1.500.000,-
Rp 1.500.000,-
5.
Kegiatan Peserta Didik Baru
Rp 1.500.000,-
Rp 1.500.000,-
Rp 1.500.000,-
6.
Buku Paket
Rp    450.000,-
Rp    450.000,-
Rp    450.000,-
7.
Dana UTS/ UAS 1 tahun
Rp    200.000,-
Rp    200.000,-
Rp    200.000,-
8.
Dana Keasramaan
Rp 3.500.000,-
Rp 3.500.000,-
Rp 3.500.000,-
Jumlah
Rp 12.500.000,-
Rp 13.500.000,-
Rp 14.000.000,-

Untuk formulir pendaftaran dapat diunduh di website sekolah : smpitalaraf-sukabumi.sch.id 
Untuk informasi lebih lanjut dapat langsung menghubungi nomor kontak 08112170229 atau 081213153591

Rabu, 19 Oktober 2016

Hujan Dibalik Kerinduan

Senja di suatu hari yang penuh awan
Aku mengamati sekelilingku dengan saksama
Aku merasakan sebuah perasaan yang berbeda
Sunyi, sendiri, dingin dan semilir angin membaur menjadi Satu

Awan yang bergulung-gulung diatasku,
Semakin menghitam, gelap dan pekat
Aku pikir akan semakin indah
Jika saja rinai hujan segera turun membasahi pertiwi

Ah, indah sekali nuansa ini
Begitu rintik hujan berjatuhan ke bumi
Aku menyambutnya dengan begitu gembira
Meskipun dalam relung hatiku masih terasa sunyi

Aku begitu larut dalam kesunyian hati yang sendiri
Aku begitu menikmati setiap derai hujan ini
Beginilah jika rindu kepadamu membuncah saat hujan
Aku hanya mampu melamunkan paras wajahmu

Aku rindu diskusi denganmu,
Terlebih saat hujan seperti ini
Selalu mengingatkanku pada dirimu
Dirimu yang selalu mengisi jiwaku

Pada dirimu yang menjadi bagian dari kehidupanku
Pada dirimu yang berada jauh disana
Pada dirimu yang terpisah jauh dariku
Pada dirimu yang selalu aku rindukan.

Hujan semakin lebat membabat pertiwi
Aku semakin masuk kedalam alam khayalku
Semakin membuatku merindukan kehadiranmu disisiku
Apakah kau ingat saat hujan tiba kala itu?

Iya, saat kita bertengkar di kala hujan turun
Iya, saat kita berdiskusi banyak hal juga saat hujan turun
Iya, saat kita bergandeng tangan untuk berteduh
Iya, saat kamu ada didekatku yang menyisakan sebuah kerinduan.

Rindu selalu muncul ketika hujan datang
Rindu selalu membuatku tak berkutik dibuatnya
Rindu yang selalu buatku mendamba kehadiranmu
Sebuah rindu yang selalu terselip ketika hujan sedang turun

Hei, kamu yang ada nun jauh disana
Apakah kau merindukanku juga?
Apakah kau merasakan apa yang aku rasakan saat hujan turun seperti ini?
Apakah kau juga menyimpan rindu sepertiku?

Dinda yang ada disana,
Kamu juga rindu padaku kan?
Hujan yang semakin deras membuatku semakin merindukanmu
Selalu membuatku mengenang setiap kebersamaan kita

Sukabumi, 19 Oktober 2016

Ditulis dibawah mendung yang menggelayuti langit

Sendiri, Sebuah Puisi Kala Itu

Tak bisakah kumiliki kehidupan seperti yang lain

Aku hanya ingin hidup selayaknya orang lain

Aku ingin memiliki teman

Aku ingin memiliki sahabat

Bisakah aku seperti mereka?


Aku lelah dengan kesendirian ini

Tak ingin kuterjebak pada kesendirian sepanjang hidup

Kurindukan kehangatan bersama

Kurindukan kebersamaan dengan sahabat

Kurindukan bercengkrama dengan teman

Tapi, aku masih saja kesepian dalam kesendirian


Entah salah apa aku ini

Mengapa tak ada satupun yang mau menemaniku

Aku hanya butuh teman berbagi

Berbagi dalam suka dan duka

Berbagi dalam segala hal

Bantulah aku untuk hidup selayaknya

Bantulah aku keluar dari kesendirian


Jangan biarkan aku hidup dalam kesendirian

Jangan biarkan aku hidup dalam kesepian

Jangan biarkan aku hidup dalam kesunyian

Biarkan aku hidup sewajarnya

Biarkan aku menjalani kehidupan sepertimu

Biarkan aku hidup seperti yang lain


Aku lelah hidup dalam kesendirian

Aku lelah hidup tanpa dirimu


Jakarta, 14 November 2015
Pukul 21.54 WIB


Sholikhin

Semangat Tak Tergantikan (Late Post)

Hari ini tanggal 14 September 2015, agendaku adalah memasukkan proposal ke beberapa kementrian dan perusahaan untuk meminta bantuan dana agar temanku dari UNY Yogyakarta bisa berangkat untuk mengikuti kompetisi di Polandia pada bulan Oktober nanti. Aku mengawali perjalananku memasukkan proposal ke BNI 46 yang berkantor pusat di daerah Dukuh Atas, karena kebetulan aku menggunakan jasa Transjakarta untuk mobilitasku. Sehingga aku memutuskan untuk ke BNI 46 terlebih dahulu karena letaknya yang tidak jauh dari halte Transjakarta Dukuh Atas. Kemudian perjalananku aku lanjutkan menuju Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dikti), tempat bernaungnya perguruan tinggi di Indonesia. Jika dulu, Dikti berada di bawah Kemendikbud, tetapi sejak kepemimpinan Pak Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia, Dikti berada dibawah Kemenristek. Meskipun kondisi cuaca Jakarta yang terik, aku tetap melanjutkan perjalananku menuju kantor pusat Pertamina untuk mengajukan permohonan bantuan dana. Tetapi sebelum ke Pertamina, aku mampir ke Stasiun gambir untuk melakukan cetak tiket mandiri di konter yang sudah disediakan oleh pihak stasiun, kebetulan akhir bulan September aku akan pergi ke Tasikmalaya dan akhir Oktober akan pergi ke Semarang. Aku memilih menggunakan jasa kereta api untuk pergi ke dua kota tersebut.
          Seusai dari kantor pusat Pertamina, aku melanjutkan perjalanan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Karena waktu sudah menunjukkan jam makan siang, aku mampir terlebih dahulu ke salah satu pusat belanja di sebelah kementrian sambil menunggu jam istirahat selesai. Kemudian aku ke kementrian setelah makan siang dan numpang sholat terlebih dahulu di masjidnya. Kebetulan hari ini di kementrian ada agenda Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) untuk SMP Terbuka dan Lomba Kreativitas untuk SMP Satu Atap tingkat nasional. Kebetulan sekali acara tersebut baru dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat aku masuk ke Gedung A Kemendikbud. Acaranya sangat meriah, banyak sekali stand yang ditampilkan oleh siswa-siswi SMP terbuka dan SMP satu atap se-Indonesia. Terharu sekali saat aku melihat semangat mereka, kegigihan mereka, dan juga ketulusan guru-guru yang mendidik mereka.
          Aku meneteskan air mata di kementrian karena terharu sekali melihat anak-anak yang begitu penuh sukacita  bisa bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mungkin juga ini adalah pengalaman pertama mereka menginjakkan kaki di Ibukota Negara untuk mewakili daerah mereka. Mereka berkumpul untuk berkompetisi menjadi yang terbaik, mereka saling bercengkrama dengan rekan-rekan mereka dari daerah lain di Indonesia. Aku melihat-lihat stand yang ada di sana, terdiri dari stand dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, semuanya memenuhi ruangan lobi kementrian. Aku tak bisa menahan tetesan air mata karena melihat semangat guru-guru dari seluruh Indonesia yang begitu senang dan bangga bisa membawa anak didik mereka berkompetisi hingga tingkat nasional. Ingin sekali aku sapa mereka, tetapi aku takut semakin deras air mataku mengalir.
          Aku tahu benar bagaimana perjuangan guru-guru di daera, terutama di daerah yang berada jauh di pelosok negeri. Mereka tidak pernah kenal lelah mengabdikan dirinya meskipun honor yang mereka dapatkan tidak layak bagi seseorang yang menyandang gelar sarjana dan bertugas sangat berat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan Negara Indonesia. Mereka mengabdikan dirinya sepenuh hati, mereka mengajar dan mendidik anak-anak di pedalaman dengan penuh semangat dan sukacita. Mereka menebar kebaikan dan manfaat kepada anak didiknya dengan sepenuh hati, meskipun terkadang mereka harus menahan pahit dan perihnya kehidupan yang mereka jalani. Mereka selalu tersenyum lebar dihadapan anak didiknya sambil tetap menyampaikan materi pelajaran, meskipun mereka belum menerima honor mengajar selama beberapa bulan dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Menjadi guru terutama di daerah tertinggal, sangatlah berat. Tetapi aku sangat salut kepada mereka yang tulus memberikan dan membagikan ilmu kepada anak didik tanpa berharap diberikan imbalan dari Negara.
          Sejak dulu kita selalu mendengar kata-kata pahlawan tanpa tanda jasa, seperti itulah sebutan mulia seorang guru yang dengan tulus mengabdikan dirinya untuk negerinya tercinta. Mereka hanya berharap agar generasi muda yang mereka didik nantinya akan menjadi generasi emas yang siap mengubah nasib dan kehidupan keluarganya, daerahnya, bahkan negaranya. Perjalanan hidup yang begitu berat selalu mereka lalui setiap harinya, menjadi seorang guru jika hanya berharap mendapat gaji tinggi saja tanpa memiliki semangat mengabdi, maka lebih baik tinggalkan saja cita-cita sebagai guru. Jika ingin menjajdi seorang guru haruslah memiliki semangat mengabdi kepada Negara melebihi semangat pengabdian seorang tentara, polisi, dokter atau profesi lainnya. Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dipikirkan orang. Jika kalian menjadi seorang guru, satu hal yang harus bisa kalian perbuat adalah memberikan inspirasi kepada anak didik agar mereka bisa meraih cita-cita mereka. Kemudian kalian juga harus bisa mendidik mereka menjadi insan yang berbakti kepada nusa dan bangsa.
          Perjalananku hari ini ke kementrian seperti membukakan kembali tujuanku pergi ke Jakarta, selain untuk menuntut ilmu, aku ke Jakarta juga ingin mengabdikan diriku sepenuhnya untuk negeri ini melalui bidang pendidikan. Entah apa yang terpikir olehku dulu pada saat memilih jurusan untuk kuliah, padahal dulu aku tidak pernah mau untuk menjadi guru. Tetapi pada saat memilih jurusan untuk kuliah, aku justru memilih bidang pendidikan yang notabene nantinya setiap lulusannya dituntut untuk menjadi seorang pendidik. Aku menyadari bahwa pilihanku ini tidak murni karena keinginanku sendiri, tapi aku harus bertanggung jawab atas pilihan yang aku ambil ini. Pada masa-masa perkuliahan, aku mulai bulatkan tekad untuk mengabdikan diriku sepenuhnya kepada negeriku tercinta melalui bidang pendidikan. Aku berjanji kepada diriku sendiri untuk bisa menjadi pendidik yang baik bagi anak didikku. Aku harus bisa memberikan inspirasi kepada anak didikku dan memastikan mereka bisa meraih cita-cita yang telah mereka gantungkan setinggi mungkin. Aku selalu terpanggil untuk mengabdikan diri sepenuh jiwa raga kepada bumi pertiwi karena aku ingin menjadikan dunia pendidikan sebagai salah satu sarana untuk mengubah pola pikir bangsa. Aku harus bisa berbuat lebih banyak lagi untuk bangsaku, aku tidak akan pernah bisa tenang jika tidak bisa memberikan inspirasi dan berbagi ilmu kepada anak didik.

Jakarta, 14 September 2015

Ditulis pada pukul 18.48 WIB

Jumat, 07 Oktober 2016

Pembeda

Jika kita membicarakan tentang perbedaan setiap manusia, tentunya tak akan pernah ada habisnya, karena memang manusia diciptakan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan anak kembar identik sekalipun pasti memiliki perbedaan, entah itu dari wataknya, sifatnya, perilakunya, atau hal lainnya. Perbedaan akan selalu kita temui di mana pun kita berada, tak akan pernah ada kesamaan jika tak ada perbedaan di dalamnya.
Perbedaan selalu membuat segala sesuatunya menjadi unik dan menarik, karena melalui perbedaan kita akan belajar bahwa keberagaman yang kita miliki justru dapat mempersatukan kita. Ketidaksamaan antara saya dan Anda juga menjadi salah satu contohnya, saya suka menulis dan Anda suka membaca. Hal ini tentunya akan membuat terjalinnya sebuah simbiosis mutualisme. Ketika saya menulis, Anda sebagai pembaca tentu memiliki ketertarikan terhadap setiap tulisan yang saya tuliskan, kemudian karena Anda menjadi pembaca setia saya, maka saya lebih bersemangat dalam menulis.
          Kembali lagi pada pembahasan kita terkait pembeda, pernahkan Anda berfikir apa yang menjadi pembeda antara diri Anda dengan orang lain?, antara diri Anda dengan saya?, antara diri Anda dengan saudara atau keluarga Anda?. Tentu Anda memiliki perbedaan, antara lain adalah perbedaan jenis kelamin, perbedaan usia, perbedaan nama, perbedaan hobi, perbedaan minat dan bakat, perbedaan kemahiran, perbedaan mata pelajaran kesukaan, perbedaan pilihan hidup dan perbedaan-perbedaan lainnya. Apakah semua yang membuat Anda berbeda dengan orang lain tersebut sudah cukup menurut Anda?. Apakah Anda sudah merasa bahwa diri Anda memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan orang lain?. Mari bersama kita renungkan, apakah selama ini perbedaan yang kita miliki sudah menjadi ciri khas dan pembeda dengan orang lain atau belum.
          Pertama, lihatlah kedalam diri Anda masing-masing. Cobalah gali perbedaan apa yang layak Anda tonjolkan dan membuat Anda berbeda dengan yang lainnya. Misalnya saja yang membedakan Anda dengan yang lain adalah terkait dengan pengalaman hidup. Jika Anda sudah mengalami banyak sekali pengalaman kehidupan dan sudah makan asam garam kehidupan, mungkin ini adalah salah satu pembeda Anda dengan orang lain. Coba lihat lagi, pengalaman kehidupan apa yang menurut Anda paling berkesan selama ini dan apa yang membuat Anda yakin bahwa memang pengalaman tersebut merupakan salah satu pembeda yang mendasar antara Anda dengan orang lain. Jangan-jangan pengalaman yang Anda yakini menjadi pembeda antara Anda dengan orang lain, justru sudah dialami lebih jauh dan lebih dalam oleh orang lain. Contohnya saja Anda pernah mengalami getirnya kehidupan pada saat Anda sedang tidak memiliki uang sama sekali, kemudian Anda tidak bisa makan selama beberapa hari dan lebih memilih untuk melakukan berbagai macam pekerjaan untuk menyambung hidup. Kemudian saat ini Anda sudah menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam kehidupan Anda. Jika menurut Anda pengalaman tersebut sangat berharga bagi Anda dan begitu menyedihkan, mungkin orang lain menganggapnya biasa saja atau bahkan pengalaman yang tidak penting. Bisa jadi orang di luar sana ada yang jauh lebih getir lagi menjalani kehidupannya dan menjadi orang yang jauh lebih sukses daripada Anda. Apakah pembeda seperti itu sudah cukup bagi Anda?!.
          Kedua, jika pengalaman kehidupan Anda masih belum ada yang bisa menjadikan diri Anda unik dibandingkan orang lain. Maka, Anda harus berusaha menemukan keunikan dalam diri Anda. Bagaimana caranya?, tentu Anda akan menanyakan hal tersebut kepada saya. Cobalah untuk melihat diri Anda lebih dalam dan lebih jauh lagi, coba lihatlah apa yang membuat Anda dinilai unik oleh orang lain. Entah dari gaya berbicara, cara berjalan, cara Anda menemukan ide segar dari dalam kepala Anda, atau yang lainnya. Misalnya saja cara memperoleh ide segar dari dalam kepala Anda, setiap manusia memiliki caranya masing-masing. Ada beberapa orang yang bisa mengeluarkan ide segar justru ketika merenung sebelum tidur, ada juga yang menemukan ide-ide baru ketika dia sedang berada di kamar mandi, bahkan ada juga yang bisa mendapatkan ide segar sambil berlari kesana kemari.

          Temukan pembeda Anda dengan orang lain, temukan keunikan Anda dibandingkan dengan orang lain, temukan diri Anda yang sesungguhnya melalui pencarian panjang. Karena yang lebih memahami diri Anda adalah Anda sendiri, bukan saya, bukan saudara Anda, bukan juga orangtua Anda. Karena diri Anda yang lebih paham apa yang Anda inginkan dan apa yang butuhkan. Pembeda Anda dengan orang lain haruslah menjadi suatu hal yang menjadi ciri khas yang melekat pada diri Anda. Kalau dalam istilah bisnis, pembeda adalah sebuah brand yang melekat pada diri sebuah produk. Pembeda atau brand inilah yang membantu masyarakat lebih mudah mengidentifikasi merk atau produk tertentu karena sudah memiliki brand tersendiri. Nah, sekarang Anda harus membuat brand pribadi agar Anda memiliki sebuah keistimewaan dibandingkan dengan orang lain. Bentuk dan ciptakan brand pribadi Anda, maka Anda akan lebih mudah dikenal dan dibedakan dengan orang lain. 

Jumat, 16 September 2016

Prolog

Cinta adalah sebuah karunia terindah yang Tuhan berikan kepada ciptaan-Nya,

Cinta akan selalu hadir memenuhi ruang batin setiap insan manusia,

Cinta merupakan sebuah kata yang memiliki jutaan makna,

Cinta adalah sebuah bagian perjalanan kehidupan manusia yang harus dilalui,

Cinta adalah sebuah lukisan kehidupan yang membuat dua sejoli bersatu.


Kisah ini merupakan rangkaian perjalanan cinta kami,

Sebuah perjalanan cinta yang berbeda dengan pasangan lain,

Aku akan menuliskan semua rangkaian perjalanan yang aku lalui,

Aku berharap kisah cintaku ini menjadi sebuah kisah cinta sejati,

Aku berharap tulisanku ini akan menjadi bukti,

Sebuah bukti perjalanan cinta kami,

Sebuah bukti yang selalu mengingatkan kepada kami,


Mengingatkan akan perjuangan kami untuk bisa menyatukan cinta.

Jumat, 12 Agustus 2016

Bagian Pertama

Bagian Pertama

Masa Pencarian

Hatiku pernah disinggahi orang lain,

Hatiku pernah terisi oleh orang lain,

Hatiku pernah berpaut pada hati lain,

Hatiku pernah mengira bahwa dialah yang terbaik,

Hatiku pernah menyakini bahwa dialah yang terakhir untukku,

Tetapi, hatiku salah memilih,

Aku harus kembali membuka hatiku,

Membuka hati untuk tulang rusuk sejatiku,

Membuka hati untuk pendamping hidupku yang sesungguhnya.


          Perjalanan cinta yang aku arungi selama masa pencarian tulang rusuk sejatiku ini tidaklah mudah. Aku harus mencocokkan tulang rusuk yang satu dengan tulang rusuk yang lainnya, aku harus berusaha menyatukan tulang rusuk yang belum tentu patahan rusukku. Jodoh adalah sebuah rahasia terbesar-Nya yang tak mampu diungkap oleh manusia, sebagaimana kehidupan dan kematian seseorang. Terkadang saat kita sudah yakin betul bahwa pasangan kita saat ini adalah yang terbaik untuk kita, tetapi jika Dia berkehendak lain, maka kita tak akan bisa berbuat apa-apa lagi. 


Penggalan tulisan diatas merupakan bagian awal dari sebuah buku yang sedang dalam proses penulisan, sebuah buku perjalanan cinta sampai bertemu dengan cinta sejatinya, sebuah buku yang masih berusaha aku selesaikan agar bisa segera diperbanyak dan segera bisa dibaca oleh teman-teman. Mohon doanya agar buku ini segera terselesaikan dan bisa segera diedarkan, kalau diterbitkan mah ketinggian kayaknya deh. Lha wong isinya semuanya tentang aku.

Hijrah

Hijrah atau berpindah dari suatu tempat ke tempat lain untuk berubah menuju kondisi yang lebih baik. Kira-kira seperti itulah arti dari hijrah atau berpindah. Proses hijrah ini sudah aku mulai sejak 7 tahun yang lalu, yaitu ketika aku harus menempuh pendidikan tinggi di Jakarta. Aku harus berhijrah dari kampung tempat aku dilahirkan dan dibesarkan di Jawa Timur menuju tempat baru yang harus akrabi agar aku bisa bertahan di tempat baru itu. Setelah 7 tahun tinggal di Jakarta, akhirnya sekarang tibalah waktunya kepadaku untuk kembali berhijrah jauh ke selatan dari Ibukota.

Akhir Agustus ini aku mulai bekerja di sebuah sekolah islam terpadu (boarding school) di daerah Sukabumi. Sebuah tempat yang sejak dulu selalu aku hindari untuk bekerja disana karena letaknya jauh kalau mau pulang ke kampung halaman. Akan tetapi nasib ini membawaku menuju Sukabumi untuk berbenah disana dan mengaplikasikan ilmu yang selama aku tempa di Jakarta. Aku harus berhijrah dan keluar dari zona nyaman yang selama ini sudah aku bangun selama 7 tahun.

Sukabumi akan menjadi saksi perjalanan kehidupanku yang telah aku tuliskan selama ini. Sukabumi akan menjadi sebuah tempatku menempa diri lebih jauh lagi demi mendapatkan apa yang selama ini aku cita-citakan. Sebagaimana aku punya cita-cita ingin memiliki sekolah sendiri dan mengelolanya, sepertinya Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk belajar bagaimana mengelola dan membangun sebuah sekolah agar bisa bertahan dan bertumbuh. Sukabumi akan menjadi tempatku mengabdikan diri di sebuah sekolah diatas lereng Gunung Gede Pangrango. Silakan bagi yang ingin berkunjung atau bertemu.

Rabu, 10 Agustus 2016

Rinduku Padamu Siswa Homeschooling Primagama Cibubur

Sudah hampir 2 bulan aku tidak bertemu dengan siswa Homeschooling yang istimewa. Ada sebuah perasaan yang penuh dengan kerinduan kepada mereka. Masing-masing siswa memiliki keunikan, kelebihan dan keistimewaan tersendiri. Meskipun aku menjadi kepala sekolah hanya dua bulan saja, akan tetapi mereka sudah sangat dekat denganku dan aku benar-benar kehilangan mereka saat aku tak mampu berpamitan dengan mereka. Aku diberhentikan sebagai kepala sekolah pada saat anak-anak sedang liburan semester, aku hanya mampu berpamitan kepada beberapa siswa, beberapa orangtua dan guru-guru. Sampai saat ini saja, aku masih tidak sanggup membayangkan bagaimana mereka kecewa dan kehilangannya karena aku pergi tanpa berpamitan kepada mereka.

Siswa yang paling aku rindukan adalah siswa jenjang SMA, mereka lebih dewasa dan penuh dengan keceriaan. salah satu siswa yang tidak akan pernah aku lupakan adalah Huwaida alias Huda. Gadis keturunan Arab ini memiliki postur tinggi menjulang, suka minum susu, setiap kali datang ke sekolah baru saja buka pintu langsung lepas sepatu, sangat kritis, dan satu hal lagi yang membuatku rindu pada dia adalah keenggananya jika disamakan dengan adiknya yang sekolah di HSPG juga. Entah apa yang membuat Huda sangat tidak ingin disamakan dengan adiknya Inaz yang masih duduk di bangku SMP. Ketika pertama kali bertemu dengan mereka, aku mengira mereka kembar. Ternyata dugaanku salah besar, karena mereka terlahir berbeda beberapa tahun meskipun memiliki tinggi badan yang hampir sama. Satu hal lagi yang aku kenang dari Huda adalah dia merupakan salah satu siswaku yang cerdas sehingga mengambil program akselerasi di sekolah.

Siswa SMA lainnya ada Nasya, si cantik berambut panjang keturunan bali yang super bawel. Kadang kangen juga sih dengan kebawelannya Nasya. apalagi kalau dia sedang iseng, jangan ditanya seberapa isengnya dia. Kemudian ada Nadil, si cewek pendiam berjilbab ini tidak terlalu ekspresif seperti Nasya. Kemudian ada Fiar, Aji, Hilman, tiga serangkai alias satu geng. kemudian Rania si cewek misterius, karena paling jarang masuk diantara cewek-cewek SMA lainnya. Ada Shelly juga yang pendiam.

Aku rindu sekali kepada mereka, rindu bercanda dengan mereka, rindu bermain bersama mereka, rindu melakukan banyak hal bersama mereka. Ketika nanti aku meninggalkan Jakarta untuk bekerja di Sukabumi, aku pasti akan sangat merindukan mereka semua. Tetap semangat ya kalian semua, buat kalian yang mau UN tahun ajaran ini, belajar yang sungguh-sungguh ya. Suatu saat nanti kita pasti akan bisa berkumpul lagi dan bercanda bersama. Rasanya rindu sekali kepada mereka.

Rindu Menulis

Semangat berjumpa kembali, lama sekali rasanya kita tidak berjumpa. Sebenarnya jemari ini sudah sangat gatal ingin mengetuk huruf-huruf diatas Keyboard laptop, tetapi mungkin kesibukan juga yang membuatkan jarang menulis disini.

Jangan khawatir kawanku, aku masih setia menemanimu. Aku berusaha agar lebih rajin menulis lagi. Ketika terakhir kali aku menuliskan bahwa aku bekerja di Homeschooling Primagama Cibubur, sekarang sudah tidak lagi kawanku. Sejak tanggal 30 Juni 2016 aku sudah tidak bekerja disana lagi, mungkin karena disana aku tidak cocok bekerja di tempat yang tidak membutuhkan orang jujur sepertiku ini. Menjadi pengangguran hampir 2 bulan cukup membuatku jenuh juga, tetapi jangan khawatirku kawanku. Aku akan mulai bekerja lagi terhitung tanggal 23 Agustus di daerah Sukabumi.

Aku harus hijrah lagi ke sebuah tempat yang sangat asing demi merangkai masa depan. Meskipun aku hijrah ke kaki Gunung Gede Pangrango, tetapi hal itu tak akan membuatku melupakan menulis disini. Aku ingin memulai menulis lagi, semoga bisa lebih rutin menulis dan lebih rajin lagi berbagi cerita disini. Karena aku yakin kalian pasti sangat merindukan tulisanku yang katanya renyah kayak pasir pantai dan garing kayak kue semprong. HAHAHAHAHAHA

Minggu, 01 Mei 2016

Amanah Baru

Terhitung sejak 25 April 2016, aku sudah bekerja sebagai Head Officer atau istilah lain dari Kepala sekolahnya Homeschooling Primagama Cibubur. sebuah amanah yang aku emban ketika usiaku belum genap 25 Tahun, sebuah amanah besar yang diberikan kepadaku. seru sekali menjadi head officer di homeschooling, karena membuat aku lebih banyak bersyukur. jika ingin bertemu dengan saya, silakan langsung saja berkunjung ke Homeschooling Primagama Cibubur di Ruko Kranggan Permai atau seberang Plasa Cibubur.

Kamis, 18 Februari 2016

Akhirnya Selesai Juga

Sudah lama sekali rasanya tidak membuka blog ini dan menulis, maklum saja kemarin-kemarin harus fokus nulis skripsi. Alhamdulillah sekarang sudah selesai dan tinggal menunggu wisuda saja pada tanggal 23 maret 2016 nanti. Alhamdulillah sudah yudisium pada tanggal 29 Januari 2016 yang lalu. sekarang mah statusnya bukan lagi jadi mahasiswa, sekarang sudah menjadi jobseeker alias pencari kerja.


Nah, itu dia para lulusan BK UNJ 2016 yang akan diwisuda Maret nanti. memang tidak sebanyak jumlah mahasiswa yang masuk sih, hanya sekitar 52 mahasiswa yang diluluskan pada semester ini. tawa dan tangis dalam proses penulisan skripsi sudah dilalui, sekarang waktunya untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh selama masa-masa kuliah.

Lembar Persembahan


Alhamdulillah dan jutaan terima kasih aku sampaikan kepada semua orang yang telah memberikan dukungan baik secara moril, materi, maupun dukungan dalam bentuk lain. Terima kasih Ya ALLAH, karena Engkau telah memberikan limpahan nikmat tiada tara kepadaku, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dan menjadi seorang sarjana dalam kurun waktu 6,5 tahun. Memang aku menyelesaikan pendidikan S1 lebih lama dibandingkan pendidikanku ketika SD, tetapi bukan berarti aku memiliki otak anak SD. Karena kalau aku punya otak anak SD, tidak mungkin aku bisa menjadi seorang sarjana saat ini, kan kalau otaknya SD berarti gak bakalan bisa menyelesaikan pendidikan S1, bukannya setelah SD masih ada SMP dan SMA?!. Ah bodo amat, mau bermain logika seperti apalagi juga aku gak peduli. Sekarang aku sudah SAH menjadi seorang S. Pd alias Sarjana Pendidikan dalam bidang Bimbingan dan Konseling, bukan Sarjana Penuh Derita lho. Meskipun dalam proses untuk meraihnya, berbagai macam penderitaan aku alami.

Rasa terima kasih terbesar aku sampaikan kepada Alm. Bapak Suwoco, sosok Bapak yang dengan penuh kerja keras telah memperjuangkan anak-anaknya agar bisa menjadi seorang sarjana. Bapak rela meminjam uang ke Bank demi membiayai kuliahku, Bapak rela bekerja siang dan malam agar aku bisa tetap melanjutkan kuliah, Bapak tidak pernah peduli dengan cibiran orang lain yang menganggap mimpi Bapak terlalu tinggi yang ingin anak-anaknya menjadi seorang sarjana. Bapak memang lulusan SMA saja, tapi Bapak mengajarkan kepadaku bahwa pendidikan itu harus setinggi-tingginya. Terima kasih Bapak, kau telah memperjuangkan agar aku bisa menjadi seperti saat ini. Perjuanganmu tak akan pernah sia-sia Pak, kau meninggalkan kami juga karena kelelahan bekerja. Aku akan selalu mengingat pesanmu setelah Bapak meninggal, Bapak memberikan pesan kepadaku dan adik-adik yaitu agar senantiasa menerapkan prinsip hidup “LUHUR ING ABDI dan LUHUR ING BUDI”. Sebuah prinsip hidup yang selalu dipegang teguh hingga akhir hayatnya Bapak di tempat kerja. Bapak, sekarang aku sudah menjadi seorang sarjana seperti Bapak harapkan selama ini, maaf karena aku pada saat itu belum bisa menjadi sarjana saat Bapak masih hidup. Sekarang semua tugasnya Bapak sebagai kepala rumah tangga aku yang pegang, aku akan gantikan posisi Bapak di keluarga. Terima kasih untuk semua yang telah Bapak ajarkan kepadaku, terima kasih untuk semua pengalaman dan ilmu kehidupannya, terima kasih dan aku bangga menjadi anaknya Bapak. Terima kasih atas semua nilai kehidupan yang Bapak ajarkan dan tanamkan kepadaku. Bapak, aku sekarang sudah memenuhi permintaanmu untuk menjadi seorang sarjana, aku sekarang sudah menjadi Sholikhin S. Pd. Perjuangan Bapak tidak sia-sia, yang tenang disana ya Pak. Aku selalu merindukan untuk berdiskusi dengan Bapak.

Rasa terima kasihku yang terbesar selanjutnya aku ucapkan kepada sosok wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang, sosok yang senantiasa menjadi tempatku berkeluh kesah, sosok yang selalu sabar mendengarkan anaknya bercerita. Terima kasih kepada Ibunda Siti Kanifah yang telah memberikanku kekuatan tersendiri. Setiap kali aku menemui kesulitan, aku selalu meminta doa dan ridho darinya agar diberikan kemudahan serta kelancaran dalam setiap proses perjalanan kehidupanku. Meskipun dulu Ibuk sempat menolak ketika aku ingin kuliah, tetapi akhirnya Ibuk luluh juga karena alasan-alasan yang aku berikan dan ditambah penguatan dari Bapak yang ingin anak-anaknya bisa lebih sukses dan menjadi sarjana semuanya. Ibuk, terima kasih atas semua doa yang telah kau panjatkan untukku, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan, terima kasih telah menjadi ibukku. Ibuk, kau adalah penghubung antara aku dengan Rabb-ku, kau adalah kunci dari segala kunci untuk meraih surga, kau adalah jiwa yang selalu memberikanku nyawa agar selalu kuat menjalani setiap perjalanan kehidupan ini. Ibuk, terima kasih untuk segalanya.

Rasa terima kasihku selanjutnya adalah untuk kedua adikku, Sofyan Maliki dan Achmat Kurniawan Tri Wibowo. Kalian berdua adalah alasanku untuk segera menyelesaikan studi ini. Aku tahu bahwa selama ini aku belum bisa menjadi kakak yang baik buat kalian berdua, aku tahu selama ini aku yang paling banyak menghabiskan jatah gajinya Bapak untuk keperluan pendidikanku yang tak kunjung selesai. Aku mohon maaf sebesar-besarnya, aku tahu bahwa aku salah. Tetapi, ini adalah proses kehidupan yang harus aku lalui, mau ataupun tidak. Sekarang, kalian berdua adalah tanggung jawabku, kalian berdua yang menjadi prioritasku setelah ini. Aku sangat ingin agar kalian berdua menjadi sarjana semuanya, kalau bisa melebihi aku.

Rasa terima kasihku akan aku sampaikan kepada orang-orang yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya kepadaku selama aku menempuh pendidikan ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada sosok Ibu yang sudah aku anggap seperti Ibukku sendiri. Beliau adalah salah satu alasan mengapa aku nekat berangkat ke Jakarta dan menempuh pendidikan disini. Terima kasih kepada Ibu Kasiyah Junus M, Sc. Beliau adalah salah satu dosen di Universitas Indonesia yang telah banyak memberikan motivasi serta dukungan kepadaku selama proses penyelesaian studi. Beliau adalah sosok yang meneduhkan dan sangat perhatian kepada anak-anaknya, baik anak kandungnya, anak didiknya maupun anak-anak angkatnya. Beliau adalah sosok yang sangat tangguh, Beliau selalu menguatkanku disaat aku terpuruk di Ibukota. Ibu Kasiyah selalu memberikan motivasi kepadaku agar menempuh pendidikan setinggi-tingginya, bahkan Beliau juga yang mendorongku untuk segera melanjutkan studi S2 dan kalau bisa di luar negeri, agar aku belajar menjadi manusia yang bijak seperti Beliau dan menjadi manusia yang lebih berguna bagi bangsaku. Beliau selalu berpesan bahwa ilmuku di S1 sangatlah kurang untuk anak-anak didikku nanti, aku harus menggali ilmu lebih dalam lagi di jenjang S2 dan S3 agar aku bisa menjadi guru yang baik bagi anak didikku nanti dan menjadi guru kehidupan bagi semua orang.

Rasa terima kasihku berikutnya adalah untuk keluarga besar Persatuan Orangtua Mahasiswa dan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang telah memberikan berbagai macam bantuan kepadaku agar aku bisa menyelesaikan pendidikanku, terutama kepada Ibu Yuli, Ibu Lilis, dan Ibu Lilis NS. Saya akui bahwa saya bukan mahasiswa Fasilkom UI, tetapi saya memiliki ikatan batin dengan Fasilkom UI. Ketika saya sedang mengalami kesulitan, mereka selalu datang memberikan bantuan kepadaku tanpa pernah mengharapkan balas budi. Saya sangat salut kepada persatuan orangtua mahasiswa dan alumni Fasilkom UI yang bersedia membantu orang yang tidak mereka kenal dengan dana pribadi mereka dan tanpa pamrih sama sekali. Pada saat proses penulisan skripsi ini, laptop yang aku miliki mengalami kerusakan dan tidak bisa diperbaiki. Alhasil, semua data hilang dan aku harus membeli laptop baru untuk menyelesaikan skripsi ini. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Yuli, Ibu Lilis dan Ibu Lilis NS, yang bersedia patungan untuk membelikan sebuah laptop baru agar aku bisa menyelesaikan studiku. Padahal saya sendiri tidak mengenal mereka sama sekali, tetapi karena ketulusan hati mereka, saya bisa menyelesaikan studi ini dengan baik. Terima kasih untuk keluarga besar Fasilkom UI.

Rasa terima kasihku berikutnya adalah untuk seorang wanita yang selalu memberikanku semangat, dorongan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Ratnasari S. Pd, yang telah menemaniku selama setahun terakhir dan banyak sekali memberikan bantuan kepadaku. Kamu adalah wanita yang selama ini setia menemani, mendampingi, dan memberikan berbagai macam bantuan kepadaku. Aku berharap kita akan berjodoh, aku berharap kau yang menjadi pendamping hidupku nanti. Terima kasih karena kesabaranmu menemaniku selama ini, semoga kita bersatu selamanya dan mengarungi samudra kehidupan bersama. Terima kasih telah menjadi penguatku disaat aku lemah, terima kasih telah menjadi tempatku bercerita, berdiskusi dan berkeluh kesah. Terima kasih telah setia menemaniku selama ini. Maaf aku tidak bisa menghadiri wisudamu, karena kita wisuda bersamaan tetapi berbeda tempat.

Rasa terima kasihku aku sampaikan kepada semua rekan-rekan di Prodi Bimbingan dan Konseling UNJ terutama untuk senior-seniorku, teman-teman seangkatanku dan kepada adik-adik kelasku yang senantiasa memberikan dukungan kepadaku agar segera menyelesaikan studi, mungkin mereka sudah eneg melihatku di kampus terus, hehehe. Kepada teman seperjuanganku yang masih belum menyelesaikan studinya, Lintang, Syifa dan Onny, ayo lekas diselesaikan skripsinya. Kalian sudah masuk masa Injury Time jadi harus segera menyelesaikan studi ya. Semangat ya kalian semuanya. Untuk adik-adik kelasku yang lulus bersamaan denganku, terima kasih atas semua tawa dan canda yang kalian berikan, kegilaan kita selama proses pendidikan di UNJ tak akan pernah terlupakan.

Rasa terima kasihku selanjutnya adalah untuk rumah keduaku di kampus, sekretariat BEMJ BK eh sekarang sudah menjadi BEMP BK serta KBKR. Kedua sekretariat inilah yang menjadi tempatku berlindung dan bernaung dari sengatan panas matahari selama di kampus (halah), terima kasih untuk penghuni kedua sekretariat yang mengijinkanku berada di tempat mereka berorganisasi. Aku memang bukan orang KBKR, tetapi aku lebih sering disana karena memang tempat ini nyaman untuk menjadi tempat singgah di kampus selain BEMP BK. Para penghuni termasuk ketua lembaga ini juga sudah turun temurun akrab denganku, mungkin akulah angkatan tua yang senantiasa berada di sekretariat ini. Terkadang juga, aku dianggap sesepuh sehingga diminta untuk memberikan pendapat dan bantuan untuk berbagai macam kegiatan yang mereka adakan. Kalian nanti harus bisa menjalankan lembaga ini dengan lebih baik ya, aku sudah tidak bisa lagi membantu kalian dalam setiap acara kalian seperti OD KBKR atau PKMJ BK. Kalian harus bisa move on yak arena aku sudah berhenti statusnya sebagai mahasiswa abadi, biasanya kalian meminta pendapatku, meminta aku membantu dalam setiap acara, bahkan gak segan-segan meminta sumbangan kepadaku. Nanti kalian harus bisa lebih dewasa lagi dalam menjalankan lembaga ini.

Kemudian rasa terima kasihku yang terakhir kepada organisasi tempatku bernaung sejak awal kuliah yaitu IMABKIN (Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia). Aku mengikuti setiap perjalanan kehidupan berorganisasi di IMABKIN sejak pertama masuk kuliah, terima kasih kepada Adi Sukardi yang telah menyeretku masuk kedalam lingkaran IMABKIN. IMABKIN adalah salah satu alasanku untuk tetap bertahan di kampus sampai ada penerusku di organisasi ini. Semangat berorganisasi harus aku tularkan kepada adik-adik kelasku di kampus agar mereka bisa menjadi pengurus dan penerusku di IMABKIN. Akhirnya sekarang aku bisa lulus dengan tenang karena adik kelasku sudah ada yang melanjutkan perjuanganku di IMABKIN. IMABKIN adalah organisasi yang membesarkanku, menjadikanku manusia yang bisa berpikir jauh kedepan, menjadikanku lebih mengenali Indonesia tercinta ini dengan keberagamannya, menjadikanku manusia yang bisa menerima pendapat orang lain dengan lapang dada, menjadikanku sosok yang dengan sepenuh hati memperjuangkan keberlangsungan IMABKIN di Indonesia ini.

Terima kasih untuk semua orang yang telah memberikan bantuan, dukungan dan dorongannya kepadaku. Aku tak bisa menyebutkan kalian satu persatu, bukan berarti aku tak menghargai kalian, tetapi aku ingin nama kalian tetap tertulis dihatiku saja. Biarkan aku yang menyimpannya sebagai tanda terima kasih kepada kalian semuanya. Terima kasih…… Terima kasih…… Terima kasih…… Terima kasih……
Salam Cinta,

Sholikhin S. Pd