Alhamdulillah dan jutaan terima
kasih aku sampaikan kepada semua orang yang telah memberikan dukungan baik
secara moril, materi, maupun dukungan dalam bentuk lain. Terima kasih Ya ALLAH,
karena Engkau telah memberikan limpahan nikmat tiada tara kepadaku, sehingga
aku dapat menyelesaikan skripsi ini dan menjadi seorang sarjana dalam kurun
waktu 6,5 tahun. Memang aku menyelesaikan pendidikan S1 lebih lama dibandingkan
pendidikanku ketika SD, tetapi bukan berarti aku memiliki otak anak SD. Karena
kalau aku punya otak anak SD, tidak mungkin aku bisa menjadi seorang sarjana
saat ini, kan kalau otaknya SD berarti gak bakalan bisa menyelesaikan
pendidikan S1, bukannya setelah SD masih ada SMP dan SMA?!. Ah bodo amat, mau
bermain logika seperti apalagi juga aku gak peduli. Sekarang aku sudah SAH
menjadi seorang S. Pd alias Sarjana Pendidikan dalam bidang Bimbingan dan
Konseling, bukan Sarjana Penuh Derita lho. Meskipun dalam proses untuk
meraihnya, berbagai macam penderitaan aku alami.
Rasa terima kasih terbesar aku
sampaikan kepada Alm. Bapak Suwoco, sosok Bapak yang dengan penuh kerja keras
telah memperjuangkan anak-anaknya agar bisa menjadi seorang sarjana. Bapak rela
meminjam uang ke Bank demi membiayai kuliahku, Bapak rela bekerja siang dan malam
agar aku bisa tetap melanjutkan kuliah, Bapak tidak pernah peduli dengan
cibiran orang lain yang menganggap mimpi Bapak terlalu tinggi yang ingin
anak-anaknya menjadi seorang sarjana. Bapak memang lulusan SMA saja, tapi Bapak
mengajarkan kepadaku bahwa pendidikan itu harus setinggi-tingginya. Terima
kasih Bapak, kau telah memperjuangkan agar aku bisa menjadi seperti saat ini.
Perjuanganmu tak akan pernah sia-sia Pak, kau meninggalkan kami juga karena
kelelahan bekerja. Aku akan selalu mengingat pesanmu setelah Bapak meninggal,
Bapak memberikan pesan kepadaku dan adik-adik yaitu agar senantiasa menerapkan
prinsip hidup “LUHUR ING ABDI dan LUHUR ING BUDI”. Sebuah prinsip hidup yang
selalu dipegang teguh hingga akhir hayatnya Bapak di tempat kerja. Bapak,
sekarang aku sudah menjadi seorang sarjana seperti Bapak harapkan selama ini,
maaf karena aku pada saat itu belum bisa menjadi sarjana saat Bapak masih
hidup. Sekarang semua tugasnya Bapak sebagai kepala rumah tangga aku yang
pegang, aku akan gantikan posisi Bapak di keluarga. Terima kasih untuk semua
yang telah Bapak ajarkan kepadaku, terima kasih untuk semua pengalaman dan ilmu
kehidupannya, terima kasih dan aku bangga menjadi anaknya Bapak. Terima kasih
atas semua nilai kehidupan yang Bapak ajarkan dan tanamkan kepadaku. Bapak, aku
sekarang sudah memenuhi permintaanmu untuk menjadi seorang sarjana, aku
sekarang sudah menjadi Sholikhin S. Pd. Perjuangan Bapak tidak sia-sia, yang
tenang disana ya Pak. Aku selalu merindukan untuk berdiskusi dengan Bapak.
Rasa terima kasihku yang terbesar
selanjutnya aku ucapkan kepada sosok wanita yang telah melahirkan dan
membesarkanku dengan penuh kasih sayang, sosok yang senantiasa menjadi tempatku
berkeluh kesah, sosok yang selalu sabar mendengarkan anaknya bercerita. Terima
kasih kepada Ibunda Siti Kanifah yang telah memberikanku kekuatan tersendiri.
Setiap kali aku menemui kesulitan, aku selalu meminta doa dan ridho darinya
agar diberikan kemudahan serta kelancaran dalam setiap proses perjalanan
kehidupanku. Meskipun dulu Ibuk sempat menolak ketika aku ingin kuliah, tetapi
akhirnya Ibuk luluh juga karena alasan-alasan yang aku berikan dan ditambah
penguatan dari Bapak yang ingin anak-anaknya bisa lebih sukses dan menjadi
sarjana semuanya. Ibuk, terima kasih atas semua doa yang telah kau panjatkan
untukku, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan, terima kasih telah
menjadi ibukku. Ibuk, kau adalah penghubung antara aku dengan Rabb-ku, kau
adalah kunci dari segala kunci untuk meraih surga, kau adalah jiwa yang selalu
memberikanku nyawa agar selalu kuat menjalani setiap perjalanan kehidupan ini.
Ibuk, terima kasih untuk segalanya.
Rasa terima kasihku selanjutnya
adalah untuk kedua adikku, Sofyan Maliki dan Achmat Kurniawan Tri Wibowo.
Kalian berdua adalah alasanku untuk segera menyelesaikan studi ini. Aku tahu
bahwa selama ini aku belum bisa menjadi kakak yang baik buat kalian berdua, aku
tahu selama ini aku yang paling banyak menghabiskan jatah gajinya Bapak untuk
keperluan pendidikanku yang tak kunjung selesai. Aku mohon maaf
sebesar-besarnya, aku tahu bahwa aku salah. Tetapi, ini adalah proses kehidupan
yang harus aku lalui, mau ataupun tidak. Sekarang, kalian berdua adalah
tanggung jawabku, kalian berdua yang menjadi prioritasku setelah ini. Aku
sangat ingin agar kalian berdua menjadi sarjana semuanya, kalau bisa melebihi
aku.
Rasa terima kasihku akan aku
sampaikan kepada orang-orang yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya
kepadaku selama aku menempuh pendidikan ini. Terima kasih sebesar-besarnya
kepada sosok Ibu yang sudah aku anggap seperti Ibukku sendiri. Beliau adalah
salah satu alasan mengapa aku nekat berangkat ke Jakarta dan menempuh
pendidikan disini. Terima kasih kepada Ibu Kasiyah Junus M, Sc. Beliau adalah
salah satu dosen di Universitas Indonesia yang telah banyak memberikan motivasi
serta dukungan kepadaku selama proses penyelesaian studi. Beliau adalah sosok
yang meneduhkan dan sangat perhatian kepada anak-anaknya, baik anak kandungnya,
anak didiknya maupun anak-anak angkatnya. Beliau adalah sosok yang sangat
tangguh, Beliau selalu menguatkanku disaat aku terpuruk di Ibukota. Ibu Kasiyah
selalu memberikan motivasi kepadaku agar menempuh pendidikan
setinggi-tingginya, bahkan Beliau juga yang mendorongku untuk segera
melanjutkan studi S2 dan kalau bisa di luar negeri, agar aku belajar menjadi
manusia yang bijak seperti Beliau dan menjadi manusia yang lebih berguna bagi
bangsaku. Beliau selalu berpesan bahwa ilmuku di S1 sangatlah kurang untuk
anak-anak didikku nanti, aku harus menggali ilmu lebih dalam lagi di jenjang S2
dan S3 agar aku bisa menjadi guru yang baik bagi anak didikku nanti dan menjadi
guru kehidupan bagi semua orang.
Rasa terima kasihku berikutnya
adalah untuk keluarga besar Persatuan Orangtua Mahasiswa dan Alumni Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang telah memberikan berbagai macam
bantuan kepadaku agar aku bisa menyelesaikan pendidikanku, terutama kepada Ibu
Yuli, Ibu Lilis, dan Ibu Lilis NS. Saya akui bahwa saya bukan mahasiswa
Fasilkom UI, tetapi saya memiliki ikatan batin dengan Fasilkom UI. Ketika saya
sedang mengalami kesulitan, mereka selalu datang memberikan bantuan kepadaku
tanpa pernah mengharapkan balas budi. Saya sangat salut kepada persatuan
orangtua mahasiswa dan alumni Fasilkom UI yang bersedia membantu orang yang
tidak mereka kenal dengan dana pribadi mereka dan tanpa pamrih sama sekali.
Pada saat proses penulisan skripsi ini, laptop yang aku miliki mengalami
kerusakan dan tidak bisa diperbaiki. Alhasil, semua data hilang dan aku harus
membeli laptop baru untuk menyelesaikan skripsi ini. Saya sangat berterima
kasih kepada Ibu Yuli, Ibu Lilis dan Ibu Lilis NS, yang bersedia patungan untuk
membelikan sebuah laptop baru agar aku bisa menyelesaikan studiku. Padahal saya
sendiri tidak mengenal mereka sama sekali, tetapi karena ketulusan hati mereka,
saya bisa menyelesaikan studi ini dengan baik. Terima kasih untuk keluarga
besar Fasilkom UI.
Rasa terima kasihku berikutnya
adalah untuk seorang wanita yang selalu memberikanku semangat, dorongan dan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Ratnasari S. Pd, yang
telah menemaniku selama setahun terakhir dan banyak sekali memberikan bantuan
kepadaku. Kamu adalah wanita yang selama ini setia menemani, mendampingi, dan
memberikan berbagai macam bantuan kepadaku. Aku berharap kita akan berjodoh,
aku berharap kau yang menjadi pendamping hidupku nanti. Terima kasih karena
kesabaranmu menemaniku selama ini, semoga kita bersatu selamanya dan mengarungi
samudra kehidupan bersama. Terima kasih telah menjadi penguatku disaat aku
lemah, terima kasih telah menjadi tempatku bercerita, berdiskusi dan berkeluh
kesah. Terima kasih telah setia menemaniku selama ini. Maaf aku tidak bisa
menghadiri wisudamu, karena kita wisuda bersamaan tetapi berbeda tempat.
Rasa terima kasihku aku sampaikan
kepada semua rekan-rekan di Prodi Bimbingan dan Konseling UNJ terutama untuk
senior-seniorku, teman-teman seangkatanku dan kepada adik-adik kelasku yang
senantiasa memberikan dukungan kepadaku agar segera menyelesaikan studi,
mungkin mereka sudah eneg melihatku di kampus terus, hehehe. Kepada teman
seperjuanganku yang masih belum menyelesaikan studinya, Lintang, Syifa dan
Onny, ayo lekas diselesaikan skripsinya. Kalian sudah masuk masa Injury Time jadi harus segera
menyelesaikan studi ya. Semangat ya kalian semuanya. Untuk adik-adik kelasku
yang lulus bersamaan denganku, terima kasih atas semua tawa dan canda yang
kalian berikan, kegilaan kita selama proses pendidikan di UNJ tak akan pernah
terlupakan.
Rasa terima kasihku selanjutnya
adalah untuk rumah keduaku di kampus, sekretariat BEMJ BK eh sekarang sudah
menjadi BEMP BK serta KBKR. Kedua sekretariat inilah yang menjadi tempatku
berlindung dan bernaung dari sengatan panas matahari selama di kampus (halah),
terima kasih untuk penghuni kedua sekretariat yang mengijinkanku berada di
tempat mereka berorganisasi. Aku memang bukan orang KBKR, tetapi aku lebih
sering disana karena memang tempat ini nyaman untuk menjadi tempat singgah di
kampus selain BEMP BK. Para penghuni termasuk ketua lembaga ini juga sudah
turun temurun akrab denganku, mungkin akulah angkatan tua yang senantiasa
berada di sekretariat ini. Terkadang juga, aku dianggap sesepuh sehingga
diminta untuk memberikan pendapat dan bantuan untuk berbagai macam kegiatan
yang mereka adakan. Kalian nanti harus bisa menjalankan lembaga ini dengan
lebih baik ya, aku sudah tidak bisa lagi membantu kalian dalam setiap acara
kalian seperti OD KBKR atau PKMJ BK. Kalian harus bisa move on yak arena aku sudah berhenti statusnya sebagai mahasiswa abadi,
biasanya kalian meminta pendapatku, meminta aku membantu dalam setiap acara,
bahkan gak segan-segan meminta sumbangan kepadaku. Nanti kalian harus bisa
lebih dewasa lagi dalam menjalankan lembaga ini.
Kemudian rasa terima kasihku yang
terakhir kepada organisasi tempatku bernaung sejak awal kuliah yaitu IMABKIN
(Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia). Aku mengikuti setiap
perjalanan kehidupan berorganisasi di IMABKIN sejak pertama masuk kuliah,
terima kasih kepada Adi Sukardi yang telah menyeretku masuk kedalam lingkaran
IMABKIN. IMABKIN adalah salah satu alasanku untuk tetap bertahan di kampus
sampai ada penerusku di organisasi ini. Semangat berorganisasi harus aku
tularkan kepada adik-adik kelasku di kampus agar mereka bisa menjadi pengurus
dan penerusku di IMABKIN. Akhirnya sekarang aku bisa lulus dengan tenang karena
adik kelasku sudah ada yang melanjutkan perjuanganku di IMABKIN. IMABKIN adalah
organisasi yang membesarkanku, menjadikanku manusia yang bisa berpikir jauh
kedepan, menjadikanku lebih mengenali Indonesia tercinta ini dengan
keberagamannya, menjadikanku manusia yang bisa menerima pendapat orang lain
dengan lapang dada, menjadikanku sosok yang dengan sepenuh hati memperjuangkan
keberlangsungan IMABKIN di Indonesia ini.
Terima kasih untuk semua orang
yang telah memberikan bantuan, dukungan dan dorongannya kepadaku. Aku tak bisa
menyebutkan kalian satu persatu, bukan berarti aku tak menghargai kalian,
tetapi aku ingin nama kalian tetap tertulis dihatiku saja. Biarkan aku yang menyimpannya
sebagai tanda terima kasih kepada kalian semuanya. Terima kasih…… Terima
kasih…… Terima kasih…… Terima kasih……
Salam Cinta,
Sholikhin S. Pd