Rabu, 19 Oktober 2016

Hujan Dibalik Kerinduan

Senja di suatu hari yang penuh awan
Aku mengamati sekelilingku dengan saksama
Aku merasakan sebuah perasaan yang berbeda
Sunyi, sendiri, dingin dan semilir angin membaur menjadi Satu

Awan yang bergulung-gulung diatasku,
Semakin menghitam, gelap dan pekat
Aku pikir akan semakin indah
Jika saja rinai hujan segera turun membasahi pertiwi

Ah, indah sekali nuansa ini
Begitu rintik hujan berjatuhan ke bumi
Aku menyambutnya dengan begitu gembira
Meskipun dalam relung hatiku masih terasa sunyi

Aku begitu larut dalam kesunyian hati yang sendiri
Aku begitu menikmati setiap derai hujan ini
Beginilah jika rindu kepadamu membuncah saat hujan
Aku hanya mampu melamunkan paras wajahmu

Aku rindu diskusi denganmu,
Terlebih saat hujan seperti ini
Selalu mengingatkanku pada dirimu
Dirimu yang selalu mengisi jiwaku

Pada dirimu yang menjadi bagian dari kehidupanku
Pada dirimu yang berada jauh disana
Pada dirimu yang terpisah jauh dariku
Pada dirimu yang selalu aku rindukan.

Hujan semakin lebat membabat pertiwi
Aku semakin masuk kedalam alam khayalku
Semakin membuatku merindukan kehadiranmu disisiku
Apakah kau ingat saat hujan tiba kala itu?

Iya, saat kita bertengkar di kala hujan turun
Iya, saat kita berdiskusi banyak hal juga saat hujan turun
Iya, saat kita bergandeng tangan untuk berteduh
Iya, saat kamu ada didekatku yang menyisakan sebuah kerinduan.

Rindu selalu muncul ketika hujan datang
Rindu selalu membuatku tak berkutik dibuatnya
Rindu yang selalu buatku mendamba kehadiranmu
Sebuah rindu yang selalu terselip ketika hujan sedang turun

Hei, kamu yang ada nun jauh disana
Apakah kau merindukanku juga?
Apakah kau merasakan apa yang aku rasakan saat hujan turun seperti ini?
Apakah kau juga menyimpan rindu sepertiku?

Dinda yang ada disana,
Kamu juga rindu padaku kan?
Hujan yang semakin deras membuatku semakin merindukanmu
Selalu membuatku mengenang setiap kebersamaan kita

Sukabumi, 19 Oktober 2016

Ditulis dibawah mendung yang menggelayuti langit

Sendiri, Sebuah Puisi Kala Itu

Tak bisakah kumiliki kehidupan seperti yang lain

Aku hanya ingin hidup selayaknya orang lain

Aku ingin memiliki teman

Aku ingin memiliki sahabat

Bisakah aku seperti mereka?


Aku lelah dengan kesendirian ini

Tak ingin kuterjebak pada kesendirian sepanjang hidup

Kurindukan kehangatan bersama

Kurindukan kebersamaan dengan sahabat

Kurindukan bercengkrama dengan teman

Tapi, aku masih saja kesepian dalam kesendirian


Entah salah apa aku ini

Mengapa tak ada satupun yang mau menemaniku

Aku hanya butuh teman berbagi

Berbagi dalam suka dan duka

Berbagi dalam segala hal

Bantulah aku untuk hidup selayaknya

Bantulah aku keluar dari kesendirian


Jangan biarkan aku hidup dalam kesendirian

Jangan biarkan aku hidup dalam kesepian

Jangan biarkan aku hidup dalam kesunyian

Biarkan aku hidup sewajarnya

Biarkan aku menjalani kehidupan sepertimu

Biarkan aku hidup seperti yang lain


Aku lelah hidup dalam kesendirian

Aku lelah hidup tanpa dirimu


Jakarta, 14 November 2015
Pukul 21.54 WIB


Sholikhin

Semangat Tak Tergantikan (Late Post)

Hari ini tanggal 14 September 2015, agendaku adalah memasukkan proposal ke beberapa kementrian dan perusahaan untuk meminta bantuan dana agar temanku dari UNY Yogyakarta bisa berangkat untuk mengikuti kompetisi di Polandia pada bulan Oktober nanti. Aku mengawali perjalananku memasukkan proposal ke BNI 46 yang berkantor pusat di daerah Dukuh Atas, karena kebetulan aku menggunakan jasa Transjakarta untuk mobilitasku. Sehingga aku memutuskan untuk ke BNI 46 terlebih dahulu karena letaknya yang tidak jauh dari halte Transjakarta Dukuh Atas. Kemudian perjalananku aku lanjutkan menuju Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dikti), tempat bernaungnya perguruan tinggi di Indonesia. Jika dulu, Dikti berada di bawah Kemendikbud, tetapi sejak kepemimpinan Pak Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia, Dikti berada dibawah Kemenristek. Meskipun kondisi cuaca Jakarta yang terik, aku tetap melanjutkan perjalananku menuju kantor pusat Pertamina untuk mengajukan permohonan bantuan dana. Tetapi sebelum ke Pertamina, aku mampir ke Stasiun gambir untuk melakukan cetak tiket mandiri di konter yang sudah disediakan oleh pihak stasiun, kebetulan akhir bulan September aku akan pergi ke Tasikmalaya dan akhir Oktober akan pergi ke Semarang. Aku memilih menggunakan jasa kereta api untuk pergi ke dua kota tersebut.
          Seusai dari kantor pusat Pertamina, aku melanjutkan perjalanan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Karena waktu sudah menunjukkan jam makan siang, aku mampir terlebih dahulu ke salah satu pusat belanja di sebelah kementrian sambil menunggu jam istirahat selesai. Kemudian aku ke kementrian setelah makan siang dan numpang sholat terlebih dahulu di masjidnya. Kebetulan hari ini di kementrian ada agenda Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) untuk SMP Terbuka dan Lomba Kreativitas untuk SMP Satu Atap tingkat nasional. Kebetulan sekali acara tersebut baru dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat aku masuk ke Gedung A Kemendikbud. Acaranya sangat meriah, banyak sekali stand yang ditampilkan oleh siswa-siswi SMP terbuka dan SMP satu atap se-Indonesia. Terharu sekali saat aku melihat semangat mereka, kegigihan mereka, dan juga ketulusan guru-guru yang mendidik mereka.
          Aku meneteskan air mata di kementrian karena terharu sekali melihat anak-anak yang begitu penuh sukacita  bisa bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mungkin juga ini adalah pengalaman pertama mereka menginjakkan kaki di Ibukota Negara untuk mewakili daerah mereka. Mereka berkumpul untuk berkompetisi menjadi yang terbaik, mereka saling bercengkrama dengan rekan-rekan mereka dari daerah lain di Indonesia. Aku melihat-lihat stand yang ada di sana, terdiri dari stand dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, semuanya memenuhi ruangan lobi kementrian. Aku tak bisa menahan tetesan air mata karena melihat semangat guru-guru dari seluruh Indonesia yang begitu senang dan bangga bisa membawa anak didik mereka berkompetisi hingga tingkat nasional. Ingin sekali aku sapa mereka, tetapi aku takut semakin deras air mataku mengalir.
          Aku tahu benar bagaimana perjuangan guru-guru di daera, terutama di daerah yang berada jauh di pelosok negeri. Mereka tidak pernah kenal lelah mengabdikan dirinya meskipun honor yang mereka dapatkan tidak layak bagi seseorang yang menyandang gelar sarjana dan bertugas sangat berat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan Negara Indonesia. Mereka mengabdikan dirinya sepenuh hati, mereka mengajar dan mendidik anak-anak di pedalaman dengan penuh semangat dan sukacita. Mereka menebar kebaikan dan manfaat kepada anak didiknya dengan sepenuh hati, meskipun terkadang mereka harus menahan pahit dan perihnya kehidupan yang mereka jalani. Mereka selalu tersenyum lebar dihadapan anak didiknya sambil tetap menyampaikan materi pelajaran, meskipun mereka belum menerima honor mengajar selama beberapa bulan dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Menjadi guru terutama di daerah tertinggal, sangatlah berat. Tetapi aku sangat salut kepada mereka yang tulus memberikan dan membagikan ilmu kepada anak didik tanpa berharap diberikan imbalan dari Negara.
          Sejak dulu kita selalu mendengar kata-kata pahlawan tanpa tanda jasa, seperti itulah sebutan mulia seorang guru yang dengan tulus mengabdikan dirinya untuk negerinya tercinta. Mereka hanya berharap agar generasi muda yang mereka didik nantinya akan menjadi generasi emas yang siap mengubah nasib dan kehidupan keluarganya, daerahnya, bahkan negaranya. Perjalanan hidup yang begitu berat selalu mereka lalui setiap harinya, menjadi seorang guru jika hanya berharap mendapat gaji tinggi saja tanpa memiliki semangat mengabdi, maka lebih baik tinggalkan saja cita-cita sebagai guru. Jika ingin menjajdi seorang guru haruslah memiliki semangat mengabdi kepada Negara melebihi semangat pengabdian seorang tentara, polisi, dokter atau profesi lainnya. Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dipikirkan orang. Jika kalian menjadi seorang guru, satu hal yang harus bisa kalian perbuat adalah memberikan inspirasi kepada anak didik agar mereka bisa meraih cita-cita mereka. Kemudian kalian juga harus bisa mendidik mereka menjadi insan yang berbakti kepada nusa dan bangsa.
          Perjalananku hari ini ke kementrian seperti membukakan kembali tujuanku pergi ke Jakarta, selain untuk menuntut ilmu, aku ke Jakarta juga ingin mengabdikan diriku sepenuhnya untuk negeri ini melalui bidang pendidikan. Entah apa yang terpikir olehku dulu pada saat memilih jurusan untuk kuliah, padahal dulu aku tidak pernah mau untuk menjadi guru. Tetapi pada saat memilih jurusan untuk kuliah, aku justru memilih bidang pendidikan yang notabene nantinya setiap lulusannya dituntut untuk menjadi seorang pendidik. Aku menyadari bahwa pilihanku ini tidak murni karena keinginanku sendiri, tapi aku harus bertanggung jawab atas pilihan yang aku ambil ini. Pada masa-masa perkuliahan, aku mulai bulatkan tekad untuk mengabdikan diriku sepenuhnya kepada negeriku tercinta melalui bidang pendidikan. Aku berjanji kepada diriku sendiri untuk bisa menjadi pendidik yang baik bagi anak didikku. Aku harus bisa memberikan inspirasi kepada anak didikku dan memastikan mereka bisa meraih cita-cita yang telah mereka gantungkan setinggi mungkin. Aku selalu terpanggil untuk mengabdikan diri sepenuh jiwa raga kepada bumi pertiwi karena aku ingin menjadikan dunia pendidikan sebagai salah satu sarana untuk mengubah pola pikir bangsa. Aku harus bisa berbuat lebih banyak lagi untuk bangsaku, aku tidak akan pernah bisa tenang jika tidak bisa memberikan inspirasi dan berbagi ilmu kepada anak didik.

Jakarta, 14 September 2015

Ditulis pada pukul 18.48 WIB

Jumat, 07 Oktober 2016

Pembeda

Jika kita membicarakan tentang perbedaan setiap manusia, tentunya tak akan pernah ada habisnya, karena memang manusia diciptakan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan anak kembar identik sekalipun pasti memiliki perbedaan, entah itu dari wataknya, sifatnya, perilakunya, atau hal lainnya. Perbedaan akan selalu kita temui di mana pun kita berada, tak akan pernah ada kesamaan jika tak ada perbedaan di dalamnya.
Perbedaan selalu membuat segala sesuatunya menjadi unik dan menarik, karena melalui perbedaan kita akan belajar bahwa keberagaman yang kita miliki justru dapat mempersatukan kita. Ketidaksamaan antara saya dan Anda juga menjadi salah satu contohnya, saya suka menulis dan Anda suka membaca. Hal ini tentunya akan membuat terjalinnya sebuah simbiosis mutualisme. Ketika saya menulis, Anda sebagai pembaca tentu memiliki ketertarikan terhadap setiap tulisan yang saya tuliskan, kemudian karena Anda menjadi pembaca setia saya, maka saya lebih bersemangat dalam menulis.
          Kembali lagi pada pembahasan kita terkait pembeda, pernahkan Anda berfikir apa yang menjadi pembeda antara diri Anda dengan orang lain?, antara diri Anda dengan saya?, antara diri Anda dengan saudara atau keluarga Anda?. Tentu Anda memiliki perbedaan, antara lain adalah perbedaan jenis kelamin, perbedaan usia, perbedaan nama, perbedaan hobi, perbedaan minat dan bakat, perbedaan kemahiran, perbedaan mata pelajaran kesukaan, perbedaan pilihan hidup dan perbedaan-perbedaan lainnya. Apakah semua yang membuat Anda berbeda dengan orang lain tersebut sudah cukup menurut Anda?. Apakah Anda sudah merasa bahwa diri Anda memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan orang lain?. Mari bersama kita renungkan, apakah selama ini perbedaan yang kita miliki sudah menjadi ciri khas dan pembeda dengan orang lain atau belum.
          Pertama, lihatlah kedalam diri Anda masing-masing. Cobalah gali perbedaan apa yang layak Anda tonjolkan dan membuat Anda berbeda dengan yang lainnya. Misalnya saja yang membedakan Anda dengan yang lain adalah terkait dengan pengalaman hidup. Jika Anda sudah mengalami banyak sekali pengalaman kehidupan dan sudah makan asam garam kehidupan, mungkin ini adalah salah satu pembeda Anda dengan orang lain. Coba lihat lagi, pengalaman kehidupan apa yang menurut Anda paling berkesan selama ini dan apa yang membuat Anda yakin bahwa memang pengalaman tersebut merupakan salah satu pembeda yang mendasar antara Anda dengan orang lain. Jangan-jangan pengalaman yang Anda yakini menjadi pembeda antara Anda dengan orang lain, justru sudah dialami lebih jauh dan lebih dalam oleh orang lain. Contohnya saja Anda pernah mengalami getirnya kehidupan pada saat Anda sedang tidak memiliki uang sama sekali, kemudian Anda tidak bisa makan selama beberapa hari dan lebih memilih untuk melakukan berbagai macam pekerjaan untuk menyambung hidup. Kemudian saat ini Anda sudah menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam kehidupan Anda. Jika menurut Anda pengalaman tersebut sangat berharga bagi Anda dan begitu menyedihkan, mungkin orang lain menganggapnya biasa saja atau bahkan pengalaman yang tidak penting. Bisa jadi orang di luar sana ada yang jauh lebih getir lagi menjalani kehidupannya dan menjadi orang yang jauh lebih sukses daripada Anda. Apakah pembeda seperti itu sudah cukup bagi Anda?!.
          Kedua, jika pengalaman kehidupan Anda masih belum ada yang bisa menjadikan diri Anda unik dibandingkan orang lain. Maka, Anda harus berusaha menemukan keunikan dalam diri Anda. Bagaimana caranya?, tentu Anda akan menanyakan hal tersebut kepada saya. Cobalah untuk melihat diri Anda lebih dalam dan lebih jauh lagi, coba lihatlah apa yang membuat Anda dinilai unik oleh orang lain. Entah dari gaya berbicara, cara berjalan, cara Anda menemukan ide segar dari dalam kepala Anda, atau yang lainnya. Misalnya saja cara memperoleh ide segar dari dalam kepala Anda, setiap manusia memiliki caranya masing-masing. Ada beberapa orang yang bisa mengeluarkan ide segar justru ketika merenung sebelum tidur, ada juga yang menemukan ide-ide baru ketika dia sedang berada di kamar mandi, bahkan ada juga yang bisa mendapatkan ide segar sambil berlari kesana kemari.

          Temukan pembeda Anda dengan orang lain, temukan keunikan Anda dibandingkan dengan orang lain, temukan diri Anda yang sesungguhnya melalui pencarian panjang. Karena yang lebih memahami diri Anda adalah Anda sendiri, bukan saya, bukan saudara Anda, bukan juga orangtua Anda. Karena diri Anda yang lebih paham apa yang Anda inginkan dan apa yang butuhkan. Pembeda Anda dengan orang lain haruslah menjadi suatu hal yang menjadi ciri khas yang melekat pada diri Anda. Kalau dalam istilah bisnis, pembeda adalah sebuah brand yang melekat pada diri sebuah produk. Pembeda atau brand inilah yang membantu masyarakat lebih mudah mengidentifikasi merk atau produk tertentu karena sudah memiliki brand tersendiri. Nah, sekarang Anda harus membuat brand pribadi agar Anda memiliki sebuah keistimewaan dibandingkan dengan orang lain. Bentuk dan ciptakan brand pribadi Anda, maka Anda akan lebih mudah dikenal dan dibedakan dengan orang lain.