Senja di suatu hari yang penuh
awan
Aku mengamati sekelilingku dengan
saksama
Aku merasakan sebuah perasaan
yang berbeda
Sunyi, sendiri, dingin dan
semilir angin membaur menjadi Satu
Awan yang bergulung-gulung
diatasku,
Semakin menghitam, gelap dan
pekat
Aku pikir akan semakin indah
Jika saja rinai hujan segera
turun membasahi pertiwi
Ah, indah sekali nuansa ini
Begitu rintik hujan berjatuhan ke
bumi
Aku menyambutnya dengan begitu
gembira
Meskipun dalam relung hatiku
masih terasa sunyi
Aku begitu larut dalam kesunyian
hati yang sendiri
Aku begitu menikmati setiap derai
hujan ini
Beginilah jika rindu kepadamu
membuncah saat hujan
Aku hanya mampu melamunkan paras
wajahmu
Aku rindu diskusi denganmu,
Terlebih saat hujan seperti ini
Selalu mengingatkanku pada dirimu
Dirimu yang selalu mengisi jiwaku
Pada dirimu yang menjadi bagian
dari kehidupanku
Pada dirimu yang berada jauh
disana
Pada dirimu yang terpisah jauh
dariku
Pada dirimu yang selalu aku
rindukan.
Hujan semakin lebat membabat
pertiwi
Aku semakin masuk kedalam alam
khayalku
Semakin membuatku merindukan
kehadiranmu disisiku
Apakah kau ingat saat hujan tiba
kala itu?
Iya, saat kita bertengkar di kala
hujan turun
Iya, saat kita berdiskusi banyak
hal juga saat hujan turun
Iya, saat kita bergandeng tangan
untuk berteduh
Iya, saat kamu ada didekatku yang
menyisakan sebuah kerinduan.
Rindu selalu muncul ketika hujan
datang
Rindu selalu membuatku tak
berkutik dibuatnya
Rindu yang selalu buatku mendamba
kehadiranmu
Sebuah rindu yang selalu terselip
ketika hujan sedang turun
Hei, kamu yang ada nun jauh
disana
Apakah kau merindukanku juga?
Apakah kau merasakan apa yang aku
rasakan saat hujan turun seperti ini?
Apakah kau juga menyimpan rindu
sepertiku?
Dinda yang ada disana,
Kamu juga rindu padaku kan?
Hujan yang semakin deras
membuatku semakin merindukanmu
Selalu membuatku mengenang setiap
kebersamaan kita
Sukabumi, 19 Oktober 2016
Ditulis dibawah mendung
yang menggelayuti langit