Selasa, 15 September 2015

Antara Kehidupan dan Kamar

Kalian tentu bertanya-tanya, kenapa malam ini aku membahas mengenai Kehidupan dan kamar. Memangnya apa hubungan antara keduanya?, apakah penting bagi kita untuk mengetahui hubungan diantara keduanya?. Baiklah pada malam cerah ini meskipun agak gerah di kamarku, pada tanggal 13 September 2015 Pukul 18.45 WIB aku mulai menulis cerita ini.

          Pertama aku ingin memulainya dari kehidupan terlebih dahulu, karena ini adalah inti dari cerita ini. Kehidupan adalah sebuah jalan yang ditempuh oleh semua orang sebelum bisa menemukan surge dan kehidupan yang lebih kekal didalamnya. Pada awal kehidupan ini dimulai pada saat proses penyatuan antara sel telur dengan sel sperma. Kemudian, prosesnya berlanjut sampai umur Sembilan bulan sepuluh hari (meskipun ada yang tidak sabar untuk dilahirkan dan memilih untuk lahir lebih awal dari waktu seharusnya atau yang disebut premature, tetapi ada juga yang betah berada di alam rahim lebih dari waktu yang ditentukan oleh Sang Pencipta). 

        Pada masa kehamilan memasuki usia Empat bulan, 4 hal dalam hidup kita ditentukan, hidup, mati, rejeki dan jodoh kita. Oleh sebab itu banyak yang melakukan ritual-ritual pada saat masa kehamilan memasuki usia 4 bulan. Memang pada saat umur 4 bulan di kandungan, ruh ditiupkan kedalam janin dan pada saat itulah ditentukan pula empat hal atas dirinya. Janin ini tidak bisa memilih dilahirkan pada orangtua kaya atau miskin, beragama atau atheis, orangtua yang mengharapkan kehadirannya atau orangtua yang tidak pernah mengharapkan kehadirannya ke dunia ini. Janin ini hanya bisa berserah pada ketetapan Sang Illahi, dia hanya bisa menerima semua yang telah ditentukan kepadanya sesuai dengan kesanggupan Sang Janin ini.

          Tuhan menciptakan manusia ke dunia ini adalah untuk menjadikan mereka sebagai pemimpin di Bumi ini. Manusia dilahirkan kedunia ini agar mereka menjadi pengelola dan penjaga kestabilan Bumi tercinta ini. Apabila penjada atau pengelola bumi sudah berbuat abai pada tanggung jawabnya, maka kehancuran yang akan segera menghampiri, tidak hanya kehancuran baginya tapi juga bagi seluruh alam semesta. Oleh karena itu, jadilah manusia yang amanah dan bisa melaksanakan tugas serta tanggung jawab yang diberikanNya kepada kalian.

          Aku sengaja mengawali ceritaku ini dengan membahas kehidupan, karena tanpa adanya kehidupan di dunia ini, tentu kita tak akan pernah berada disini saat ini dan membaca tulisanku ini, bahkan akupun tak akan pernah menulis tentang ini semuanya. Kehidupan adalah sebuah perjalanan untuk menemukan jalan kembali kepadaNya. Dia sengaja memberikan jalan kepada kita untuk menjalani kehidupan ini agar kita lebih mengenal dan lebih dekat kepadaNya. Dia sudah mempersiapkan sebuah skenario yang luar biasa untuk kehidupan dan diri kita masing-masing. Antara satu pribadi dengan pribadi lainnya tidaklah sama perjalanan kehidupannya. Ada yang menjalaninya dengan penuh susah payah, tetapi adapula yang menjalani kehidupan ini dengan begitu santai dan tentunya sangat penuh dengan fasilitas yang diterimanya dari orangtua.

          Masing-masing individu memiliki garis perjalanan kehidupannya sendiri yang berbeda satu sama lainnya. Akupun begitu, aku menjalani kehidupanku ini dengan penuh intrik dan dilemma, bahkan tidak jarang masalah datang silih berganti tanpa mampu aku kendalikan satupun. Terkadang aku ingin sekali ada yang bisa mengerti diriku ini, meskipun tidak seluruhnya, aku hanya butuh sebagian kecil saja dari diriku ini dipahami oleh orang lain, tidak lebih. 

         Aku sangat bersyukur jika ada orang yang bisa memahami diriku dan memahami semua kesulitan serta semrawutan kehidupan yang aku alami. Aku memang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, bahkan mungkin boleh dibilang dari kalangan menengah kebawah. Bahkan aku sendiri sempat meragukan keberadaanku di dalan keluargaku sendiri. Terlebih jika aku melihat akta kelahiranku yang terlipat tepat pada bagian nama orangtua, itu yang selalu membuatku ragu pada keluargaku. Aku merasa seperti bukan bagian dari keluarga itu, tetapi aku nyaman berada di dalam keluarga itu.

          Kehidupanku adalah sebuah perjalanan yang penuh liku dan cukup berat untuk aku jalani sendiri, seandainya tidak ada orang-orang disekitarku yang membantuku untuk bertahan dan menguatkan diriku agar tetap tegar menjalani kehidupan ini, niscaya aku sudah mengakhiri kehidupanku ini jauh-jauh hari, bahkan mungkin sejak aku masih TK. Tetapi aku merasakan kehangatan keluarga dan orang-orang di sekitar yang selalu memberikan dukungan secara penuh kepadaku. Aku merasa mendapatkan tambahan tenaga untuk menjalani kehidupan ini dan akupun menjadi lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan. 

     Kehidupanku sangat keras, aku sejak kecil dibiasakan untuk disiplin, teliti, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain. Sampai saat ini aku juga masih memegang semua hal yang pernah diajarkan dan ditanamkan dalam diriku oleh orangtuaku tercinta. Aku bahkan punya prinsip yang sampai kapanpun akan tetap aku pegang teguh, lebih baik menunggu daripada harus ditunggu. Karena prinsip hidup inilah yang membuatku tak pernah terlambat dan bahkan selalu hadir 1 jam sebelum acara dimulai. Semua perjalanan kehidupanku ini sudah tertata secara rapi, semuanya sudah dipersiapkan oleh kedua orangtuaku agar aku menjadi pribadi yang tangguh dan selalu siap sedia menghadapi segala macam kondisi tantangan kehidupan.

          Semuanya mulai berantakan saat aku menginjakkan kaki dan melangkah menuju kehidupanku yang baru di Jakarta. Semuanya seolah sirna dan menjadi berantakan karena semua target yang diberikan tak mampu aku penuhi, semua yang aku kerjakan setelah menyelesaikan pendidikan SMA seolah tak berarti, aku tak bisa memenuhi harapan yang diberikan orangtuaku. Aku tak mampu menyelesaikan pendidikan S1 tepat waktu, aku tak mampu membiayai sendiri pendidikanku selama di Jakarta, padahal aku sudah berjanji kepada orangtua jika diijinkan kuliah maka aku akan memenuhi kebutuhanku sendiri dengan bekerja. Tetapi, untung tak dapat diraih malangpun tak bisa ditolak, aku sudah bekerja kesana kemari, aku sudah berusaha berjualan berbagai macam barang yang bisa aku jual, aku sudah mengusahakan semaksimal mungkin tetapi tak pernah bisa aku membiayai pendidikanku walau hanya untuk bayar kuliah saja.  Kehidupanku seolah berantakan karena aku terlalu memikirkan organisasi dan aku juga kurang begitu fokus pada perkuliahan. Hal ini semakin membuat orangtuaku kecewa. Aku sungguh menyesal telah membuat mereka kecewa karena pilihan hidupku.

          Kehidupanku dalam kondisi berantakan seperti kondisi kamarku, semuanya tak aku letakkan pada posisi yang seharusnya. Aku meletakkan sabun cuci di tempat sampah, aku meletakkan kertas di sembarang tempat, aku meletakkan cucian kotor juga di sudut kamar tepat di sebelah pintu masuk. Sepertinya aku harus mengubah semuanya, aku harus menata kehidupan dan kamarku pula. Kehidupanku sudah seperti kamar ini yang perlu sentuhan orang lain untuk bisa mengubahnya. Aku sangat memahami bahwa kekeliruan yang aku perbuat selama ini harus aku akhiri sesegera mungkin. Aku tak bisa terus berlama-lama seperti ini, aku harus bisa merapikan semuanya sendiri atau dengan bantuan orang lain yang memang paham luar dalam sisi diriku. 

         Aku sangat sadar bahwa selama ini aku terus terkungkung pada sebuah stagnansi kehidupan. Karena kehidupanku tak pernah beranjak pergi dari tempat yang sama yaitu pada tempat aku memulai. Aku akan memulainya dengan menata semua agenda kehidupanku yang tak terselesaikan dengan baik. Aku harus mengatur ulang semua yang selama ini aku abaikan, aku harus memulai untuk bergerak maju menuju sebuah perubahan yang sejati. Aku adalah aku, aku adalah aku yang memiliki kehidupan sendiri dan terbebas dari pengaruh orang lain, aku adalah manusia yang selalu rindu untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku berjanji akan menyelesaikan dan mengakhirinya dengan sebaik-baiknya, aku tahu selama ini aku salah, aku akan menghapus setiap kesalahan yang pernah aku perbuat. Aku akan mengubahnya menjadi sebuah goresan indah bagian dari kehidupanku ini. Seperti halnya kamarku yang berantakan dan perlu untuk dibenahi, aku, diriku dan kehidupanku juga sangat membutuhkan sentuhan perubahan.

          Jangan pernah takut berubah, jangan pernah takut untuk beranjak dari titik awal kau melangkah. Yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa melakukannya dengan lebih baik dibandingkan orang lain. Aku percaya bahwa diriku mampu menjadi bagian dari perubahan dunia ini, aku yakin suatu saat nanti aku bisa menjadi manusia yang berguna bagi kehidupan dan bagi orang lain. Aku tak pernah meragukan kemampuan dan kapabilitas yang aku miliki untuk mengubah dunia. Mari kita benahi kehidupan kita agar menjadi kehidupan yang jauh lebih bermanfaat.


Djakarta, 13 September 2015
Baru selesai ditulis pada pukul 23.02 WIB

Salam perubahan dari saya, Sholikhin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar