Kalian tentu bertanya-tanya,
kenapa malam ini aku membahas mengenai Kehidupan dan kamar. Memangnya apa
hubungan antara keduanya?, apakah penting bagi kita untuk mengetahui hubungan
diantara keduanya?. Baiklah pada malam cerah ini meskipun agak gerah di kamarku,
pada tanggal 13 September 2015 Pukul 18.45 WIB aku mulai menulis cerita ini.
Pertama
aku ingin memulainya dari kehidupan terlebih dahulu, karena ini adalah inti
dari cerita ini. Kehidupan adalah sebuah jalan yang ditempuh oleh semua orang
sebelum bisa menemukan surge dan kehidupan yang lebih kekal didalamnya. Pada
awal kehidupan ini dimulai pada saat proses penyatuan antara sel telur dengan
sel sperma. Kemudian, prosesnya berlanjut sampai umur Sembilan bulan sepuluh
hari (meskipun ada yang tidak sabar untuk dilahirkan dan memilih untuk lahir
lebih awal dari waktu seharusnya atau yang disebut premature, tetapi ada juga
yang betah berada di alam rahim lebih dari waktu yang ditentukan oleh Sang
Pencipta).
Pada masa kehamilan memasuki usia Empat bulan, 4 hal dalam hidup
kita ditentukan, hidup, mati, rejeki dan jodoh kita. Oleh sebab itu banyak yang
melakukan ritual-ritual pada saat masa kehamilan memasuki usia 4 bulan. Memang
pada saat umur 4 bulan di kandungan, ruh ditiupkan kedalam janin dan pada saat
itulah ditentukan pula empat hal atas dirinya. Janin ini tidak bisa memilih
dilahirkan pada orangtua kaya atau miskin, beragama atau atheis, orangtua yang
mengharapkan kehadirannya atau orangtua yang tidak pernah mengharapkan
kehadirannya ke dunia ini. Janin ini hanya bisa berserah pada ketetapan Sang
Illahi, dia hanya bisa menerima semua yang telah ditentukan kepadanya sesuai
dengan kesanggupan Sang Janin ini.
Tuhan
menciptakan manusia ke dunia ini adalah untuk menjadikan mereka sebagai
pemimpin di Bumi ini. Manusia dilahirkan kedunia ini agar mereka menjadi
pengelola dan penjaga kestabilan Bumi tercinta ini. Apabila penjada atau
pengelola bumi sudah berbuat abai pada tanggung jawabnya, maka kehancuran yang
akan segera menghampiri, tidak hanya kehancuran baginya tapi juga bagi seluruh
alam semesta. Oleh karena itu, jadilah manusia yang amanah dan bisa
melaksanakan tugas serta tanggung jawab yang diberikanNya kepada kalian.
Aku
sengaja mengawali ceritaku ini dengan membahas kehidupan, karena tanpa adanya kehidupan
di dunia ini, tentu kita tak akan pernah berada disini saat ini dan membaca
tulisanku ini, bahkan akupun tak akan pernah menulis tentang ini semuanya.
Kehidupan adalah sebuah perjalanan untuk menemukan jalan kembali kepadaNya. Dia
sengaja memberikan jalan kepada kita untuk menjalani kehidupan ini agar kita
lebih mengenal dan lebih dekat kepadaNya. Dia sudah mempersiapkan sebuah
skenario yang luar biasa untuk kehidupan dan diri kita masing-masing. Antara
satu pribadi dengan pribadi lainnya tidaklah sama perjalanan kehidupannya. Ada
yang menjalaninya dengan penuh susah payah, tetapi adapula yang menjalani
kehidupan ini dengan begitu santai dan tentunya sangat penuh dengan fasilitas
yang diterimanya dari orangtua.
Masing-masing
individu memiliki garis perjalanan kehidupannya sendiri yang berbeda satu sama
lainnya. Akupun begitu, aku menjalani kehidupanku ini dengan penuh intrik dan
dilemma, bahkan tidak jarang masalah datang silih berganti tanpa mampu aku
kendalikan satupun. Terkadang aku ingin sekali ada yang bisa mengerti diriku
ini, meskipun tidak seluruhnya, aku hanya butuh sebagian kecil saja dari diriku
ini dipahami oleh orang lain, tidak lebih.
Aku sangat bersyukur jika ada orang
yang bisa memahami diriku dan memahami semua kesulitan serta semrawutan
kehidupan yang aku alami. Aku memang terlahir dari keluarga yang sangat
sederhana, bahkan mungkin boleh dibilang dari kalangan menengah kebawah. Bahkan
aku sendiri sempat meragukan keberadaanku di dalan keluargaku sendiri. Terlebih
jika aku melihat akta kelahiranku yang terlipat tepat pada bagian nama
orangtua, itu yang selalu membuatku ragu pada keluargaku. Aku merasa seperti
bukan bagian dari keluarga itu, tetapi aku nyaman berada di dalam keluarga itu.
Kehidupanku
adalah sebuah perjalanan yang penuh liku dan cukup berat untuk aku jalani
sendiri, seandainya tidak ada orang-orang disekitarku yang membantuku untuk
bertahan dan menguatkan diriku agar tetap tegar menjalani kehidupan ini,
niscaya aku sudah mengakhiri kehidupanku ini jauh-jauh hari, bahkan mungkin
sejak aku masih TK. Tetapi aku merasakan kehangatan keluarga dan orang-orang di
sekitar yang selalu memberikan dukungan secara penuh kepadaku. Aku merasa
mendapatkan tambahan tenaga untuk menjalani kehidupan ini dan akupun menjadi
lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan.
Kehidupanku sangat keras, aku
sejak kecil dibiasakan untuk disiplin, teliti, bertanggung jawab, dan
menghargai orang lain. Sampai saat ini aku juga masih memegang semua hal yang
pernah diajarkan dan ditanamkan dalam diriku oleh orangtuaku tercinta. Aku
bahkan punya prinsip yang sampai kapanpun akan tetap aku pegang teguh, lebih
baik menunggu daripada harus ditunggu. Karena prinsip hidup inilah yang
membuatku tak pernah terlambat dan bahkan selalu hadir 1 jam sebelum acara dimulai.
Semua perjalanan kehidupanku ini sudah tertata secara rapi, semuanya sudah
dipersiapkan oleh kedua orangtuaku agar aku menjadi pribadi yang tangguh dan
selalu siap sedia menghadapi segala macam kondisi tantangan kehidupan.
Semuanya
mulai berantakan saat aku menginjakkan kaki dan melangkah menuju kehidupanku
yang baru di Jakarta. Semuanya seolah sirna dan menjadi berantakan karena semua
target yang diberikan tak mampu aku penuhi, semua yang aku kerjakan setelah
menyelesaikan pendidikan SMA seolah tak berarti, aku tak bisa memenuhi harapan
yang diberikan orangtuaku. Aku tak mampu menyelesaikan pendidikan S1 tepat
waktu, aku tak mampu membiayai sendiri pendidikanku selama di Jakarta, padahal
aku sudah berjanji kepada orangtua jika diijinkan kuliah maka aku akan memenuhi
kebutuhanku sendiri dengan bekerja. Tetapi, untung tak dapat diraih malangpun
tak bisa ditolak, aku sudah bekerja kesana kemari, aku sudah berusaha berjualan
berbagai macam barang yang bisa aku jual, aku sudah mengusahakan semaksimal mungkin
tetapi tak pernah bisa aku membiayai pendidikanku walau hanya untuk bayar
kuliah saja. Kehidupanku seolah
berantakan karena aku terlalu memikirkan organisasi dan aku juga kurang begitu
fokus pada perkuliahan. Hal ini semakin membuat orangtuaku kecewa. Aku sungguh
menyesal telah membuat mereka kecewa karena pilihan hidupku.
Kehidupanku
dalam kondisi berantakan seperti kondisi kamarku, semuanya tak aku letakkan
pada posisi yang seharusnya. Aku meletakkan sabun cuci di tempat sampah, aku
meletakkan kertas di sembarang tempat, aku meletakkan cucian kotor juga di
sudut kamar tepat di sebelah pintu masuk. Sepertinya aku harus mengubah
semuanya, aku harus menata kehidupan dan kamarku pula. Kehidupanku sudah
seperti kamar ini yang perlu sentuhan orang lain untuk bisa mengubahnya. Aku
sangat memahami bahwa kekeliruan yang aku perbuat selama ini harus aku akhiri
sesegera mungkin. Aku tak bisa terus berlama-lama seperti ini, aku harus bisa
merapikan semuanya sendiri atau dengan bantuan orang lain yang memang paham luar
dalam sisi diriku.
Aku sangat sadar bahwa selama ini aku terus terkungkung pada
sebuah stagnansi kehidupan. Karena kehidupanku tak pernah beranjak pergi dari
tempat yang sama yaitu pada tempat aku memulai. Aku akan memulainya dengan
menata semua agenda kehidupanku yang tak terselesaikan dengan baik. Aku harus
mengatur ulang semua yang selama ini aku abaikan, aku harus memulai untuk
bergerak maju menuju sebuah perubahan yang sejati. Aku adalah aku, aku adalah
aku yang memiliki kehidupan sendiri dan terbebas dari pengaruh orang lain, aku
adalah manusia yang selalu rindu untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik
lagi. Aku berjanji akan menyelesaikan dan mengakhirinya dengan sebaik-baiknya,
aku tahu selama ini aku salah, aku akan menghapus setiap kesalahan yang pernah
aku perbuat. Aku akan mengubahnya menjadi sebuah goresan indah bagian dari
kehidupanku ini. Seperti halnya kamarku yang berantakan dan perlu untuk
dibenahi, aku, diriku dan kehidupanku juga sangat membutuhkan sentuhan
perubahan.
Jangan
pernah takut berubah, jangan pernah takut untuk beranjak dari titik awal kau
melangkah. Yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa melakukannya dengan
lebih baik dibandingkan orang lain. Aku percaya bahwa diriku mampu menjadi
bagian dari perubahan dunia ini, aku yakin suatu saat nanti aku bisa menjadi
manusia yang berguna bagi kehidupan dan bagi orang lain. Aku tak pernah
meragukan kemampuan dan kapabilitas yang aku miliki untuk mengubah dunia. Mari
kita benahi kehidupan kita agar menjadi kehidupan yang jauh lebih bermanfaat.
Djakarta, 13 September
2015
Baru selesai ditulis pada
pukul 23.02 WIB
Salam perubahan dari saya,
Sholikhin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar