Aku mengawali perjalanan
kehidupanku dari bawah, aku memulainya dari tak memiliki apa-apa. Aku mengalami
berbagai macam keterbatasan dalam hidup, terutama dari segi materi. Ketika aku
masih kecil, aku sudah diajarkan untuk mendisiplinkan diri oleh kedua
orangtuaku. Hal ini bertujuan kelak ketika aku sudah menjadi orang sukses, aku
bisa lebih disiplin dan taat aturan. Orangtuaku sangat percaya bahwa
kehidupanku akan berubah menjadi lebih baik daripada kedua orangtuaku. Sehingga
mereka mendorong agar aku melanjutkan studi hingga perguruan tinggi.
Berbagai
macam himpitan secara ekonomi dan sosial sudah pernah aku rasakan. Ketika aku
berjualan di sekolah bahkan ketika aku kuliah juga masih melakukan hal yang
sama, yaitu berjualan. Berbagai macam barang dagangan aku jajakan, karena
memang aku menjual apa yang bisa aku jual dengan modal yang sangat terbatas. Berbagai
kesulitan dalam berdagang aku sudah mengalaminya, berbagai hinaan juga sudah
aku nikmati, berbagai kenikmatan dalam berdagang juga sudah aku rasakan.
Beberapa
tahun terakhir, atau lebih tepatnya ketika masa-masa tahun terakhir aku kuliah,
aku menemukan perubahan yang sangat drastis dalam kehidupanku. Aku berkenalan
dengan seseorang yang telah membantuku untuk berubah dan juga membantuku
menyelesaikan studi. Sebagaimana diketahui, aku menyelesaikan studi S1 dalam
kurun waktu 6,5 tahun, alias hampir dikeluarkan dari kampus karena kelamaan
kuliah. Memang waktu 6,5 tahun bukan waktu yang untuk menyelesaikan studi dan
mematangkan diri melalui berbagai proses di kampus. Semua ini aku jalani dengan
penuh keyakinan bahwa suatu saat nanti aku akan lulus juga.
Proses
perkenalanku dengan gadis ini terbilang cukup unik, aku dikenalkan oleh rekan
organisasi dan hanya diberikan clue berupa
nama gadis ini. Kemudian aku mencari tahu siapakah sosok gadis ini, aku mulai
cari tahu melalui akun Facebook dan bertanya kepada temannya ketika sekolah
dulu. Pada akhirnya aku mendapatkan nomor kontak gadis ini dari rekanku. Aku hubungi
melalui sms, berlanjut melalui telepon dan hingga akhirnya aku mengenalnya
lebih jauh. Sekedar informasi, gadis inilah yang banyak membuat perubahan dalam
kehidupanku. Dia membantuku menyelesaikan studi, dia membantuku mengatasi
berbagai permasalahan hidup, dia menjadi teman diskusi yang gak mau ngalah
juga, dia teman curhat sekaligus teman bertukar pikiran.
Hampir
3 tahun kami saling mengenal, gadis ini semakin dekat denganku dan akupun sudah
sangat nyaman bersama dia. Aku berharap suatu saat nanti kami akan bersanding
di pelaminan dan mengarungi bahtera kehidupan bersama. Gadis ini selalu
mengajarkanku banyak hal yang terkadang belum aku pahami. Kami saling bertukar
pikiran, bertukar informasi, bertukar pandangan hidup, dan tentunya sampai
membahas bagaimana kehidupan kami selanjutnya jika dilalui bersama. Disinilah aku
temukan jiwa baru dalam diriku, aku menjadi seseorang yang lebih tangguh dan
mampu menghadapi kehidupan ini lebih positif lagi.
Gadis
ini banyak mengajarkan hal-hal baru kepadaku, akupun membagi pengalaman hidupku
kepadanya untuk bekalnya menghadapi kehidupan yang mungkin saja lebih sadis
dari yang aku pernah hadapi selama ini. Gadis ini selalu haus dengan diskusi
panjang yang terkadang selalu berujung pada saling ngotot dan tidak mau
mengalah karena merasa argumentasi masing-masing sangat kuat. Terkadang aku
sampai tengah malam melayani gadis ini diskusi melalui sambungan telepon. Terkadang
aku juga harus berdebat dengannya sampai aku mengaku kalah. Inilah gadis yang
aku dambakan menjadi istriku nanti, dia yang mampu membuatku berubah menjadi
lebih baik dan dia juga mampu mengimbangi kedisiplinan dan sikap keras kepalaku
ini.
Ratusan
hari telah kami lalui bersama, dalam suka maupun duka. Tetapi kami tak merasa
jenuh dan selalu menemukan hal baru yang akan menjadi bahan pembahasan kami. Dia
banyak membawa perubahan dalam hidupku, apalagi dia juga banyak membantuku
menyelesaikan permasalahan kehidupan. Sekarang, aku dan dia sedang menatap
sebuah masa depan baru. Kami sedang merencanakan pernikahan kami, kami sedang
membahas bagaimanakah kehidupan kami jika nanti bersatu dalam ikatan
pernikahan.
Belum
lama ini aku sudah mendatangi orangtuanya untuk meminta restu, inipun atas
permintaan gadis ini. Sebenarnya sudah sejak lama aku mengajaknya menikah,
tetapi dia selalu mengatakan nanti saja karena dia merasa belum siap. Aku menanti
jawaban atas permintaanku itu, akhirnya pada awal September 2017, dia memintaku
untuk datang ke orangtuanya dan minta restu untuk menikah. Inilah babak baru
dalam kehidupanku yang harus aku lalui. Aku akan segera berganti status menjadi
seorang suami dari seseorang yang selama ini telah aku dambakan untuk bisa
bersanding dengannya.
Berbagai
perasaan muncul silih berganti dalam diriku, antara bahagia, sedih, haru,
cemas, semuanya bercampur menjadi satu. Aku masih menantikan jawaban atas
permintaanku kepada orangtuanya ini. semoga hasilnya menggembirakan dan bisa
disegerakan untuk menikah. Aku ingin segera mengarungi biduk rumah tangga
berdua dengannya, aku ingin membangun rumah tangga yang nyaman bagi keluargaku.
Aku harap semua ini bisa segera terwujud bersamanya, karena aku tahu bahwa
menikah itu tidaklah mudah. Banyak hal yang harus kita persiapkan untuk
mengarungi bahtera rumah tangga, banyak hal yang tidak pernah kita pelajari di
bangku sekolah tetapi sangat kita butuhkan ketika nanti menikah. Inilah ilmu
sepanjang masa yang harus kita gali sendiri dan kita jadikan bekal untuk
menghadapi kehidupan selanjutnya dalam biduk rumah tangga.
Sukabumi, 04 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar