Rabu, 04 Oktober 2017

Jalan Hidup Baru

Aku mengawali perjalanan kehidupanku dari bawah, aku memulainya dari tak memiliki apa-apa. Aku mengalami berbagai macam keterbatasan dalam hidup, terutama dari segi materi. Ketika aku masih kecil, aku sudah diajarkan untuk mendisiplinkan diri oleh kedua orangtuaku. Hal ini bertujuan kelak ketika aku sudah menjadi orang sukses, aku bisa lebih disiplin dan taat aturan. Orangtuaku sangat percaya bahwa kehidupanku akan berubah menjadi lebih baik daripada kedua orangtuaku. Sehingga mereka mendorong agar aku melanjutkan studi hingga perguruan tinggi.

          Berbagai macam himpitan secara ekonomi dan sosial sudah pernah aku rasakan. Ketika aku berjualan di sekolah bahkan ketika aku kuliah juga masih melakukan hal yang sama, yaitu berjualan. Berbagai macam barang dagangan aku jajakan, karena memang aku menjual apa yang bisa aku jual dengan modal yang sangat terbatas. Berbagai kesulitan dalam berdagang aku sudah mengalaminya, berbagai hinaan juga sudah aku nikmati, berbagai kenikmatan dalam berdagang juga sudah aku rasakan.

          Beberapa tahun terakhir, atau lebih tepatnya ketika masa-masa tahun terakhir aku kuliah, aku menemukan perubahan yang sangat drastis dalam kehidupanku. Aku berkenalan dengan seseorang yang telah membantuku untuk berubah dan juga membantuku menyelesaikan studi. Sebagaimana diketahui, aku menyelesaikan studi S1 dalam kurun waktu 6,5 tahun, alias hampir dikeluarkan dari kampus karena kelamaan kuliah. Memang waktu 6,5 tahun bukan waktu yang untuk menyelesaikan studi dan mematangkan diri melalui berbagai proses di kampus. Semua ini aku jalani dengan penuh keyakinan bahwa suatu saat nanti aku akan lulus juga.

          Proses perkenalanku dengan gadis ini terbilang cukup unik, aku dikenalkan oleh rekan organisasi dan hanya diberikan clue berupa nama gadis ini. Kemudian aku mencari tahu siapakah sosok gadis ini, aku mulai cari tahu melalui akun Facebook dan bertanya kepada temannya ketika sekolah dulu. Pada akhirnya aku mendapatkan nomor kontak gadis ini dari rekanku. Aku hubungi melalui sms, berlanjut melalui telepon dan hingga akhirnya aku mengenalnya lebih jauh. Sekedar informasi, gadis inilah yang banyak membuat perubahan dalam kehidupanku. Dia membantuku menyelesaikan studi, dia membantuku mengatasi berbagai permasalahan hidup, dia menjadi teman diskusi yang gak mau ngalah juga, dia teman curhat sekaligus teman bertukar pikiran.

          Hampir 3 tahun kami saling mengenal, gadis ini semakin dekat denganku dan akupun sudah sangat nyaman bersama dia. Aku berharap suatu saat nanti kami akan bersanding di pelaminan dan mengarungi bahtera kehidupan bersama. Gadis ini selalu mengajarkanku banyak hal yang terkadang belum aku pahami. Kami saling bertukar pikiran, bertukar informasi, bertukar pandangan hidup, dan tentunya sampai membahas bagaimana kehidupan kami selanjutnya jika dilalui bersama. Disinilah aku temukan jiwa baru dalam diriku, aku menjadi seseorang yang lebih tangguh dan mampu menghadapi kehidupan ini lebih positif lagi.

          Gadis ini banyak mengajarkan hal-hal baru kepadaku, akupun membagi pengalaman hidupku kepadanya untuk bekalnya menghadapi kehidupan yang mungkin saja lebih sadis dari yang aku pernah hadapi selama ini. Gadis ini selalu haus dengan diskusi panjang yang terkadang selalu berujung pada saling ngotot dan tidak mau mengalah karena merasa argumentasi masing-masing sangat kuat. Terkadang aku sampai tengah malam melayani gadis ini diskusi melalui sambungan telepon. Terkadang aku juga harus berdebat dengannya sampai aku mengaku kalah. Inilah gadis yang aku dambakan menjadi istriku nanti, dia yang mampu membuatku berubah menjadi lebih baik dan dia juga mampu mengimbangi kedisiplinan dan sikap keras kepalaku ini.

          Ratusan hari telah kami lalui bersama, dalam suka maupun duka. Tetapi kami tak merasa jenuh dan selalu menemukan hal baru yang akan menjadi bahan pembahasan kami. Dia banyak membawa perubahan dalam hidupku, apalagi dia juga banyak membantuku menyelesaikan permasalahan kehidupan. Sekarang, aku dan dia sedang menatap sebuah masa depan baru. Kami sedang merencanakan pernikahan kami, kami sedang membahas bagaimanakah kehidupan kami jika nanti bersatu dalam ikatan pernikahan.

          Belum lama ini aku sudah mendatangi orangtuanya untuk meminta restu, inipun atas permintaan gadis ini. Sebenarnya sudah sejak lama aku mengajaknya menikah, tetapi dia selalu mengatakan nanti saja karena dia merasa belum siap. Aku menanti jawaban atas permintaanku itu, akhirnya pada awal September 2017, dia memintaku untuk datang ke orangtuanya dan minta restu untuk menikah. Inilah babak baru dalam kehidupanku yang harus aku lalui. Aku akan segera berganti status menjadi seorang suami dari seseorang yang selama ini telah aku dambakan untuk bisa bersanding dengannya.

          Berbagai perasaan muncul silih berganti dalam diriku, antara bahagia, sedih, haru, cemas, semuanya bercampur menjadi satu. Aku masih menantikan jawaban atas permintaanku kepada orangtuanya ini. semoga hasilnya menggembirakan dan bisa disegerakan untuk menikah. Aku ingin segera mengarungi biduk rumah tangga berdua dengannya, aku ingin membangun rumah tangga yang nyaman bagi keluargaku. Aku harap semua ini bisa segera terwujud bersamanya, karena aku tahu bahwa menikah itu tidaklah mudah. Banyak hal yang harus kita persiapkan untuk mengarungi bahtera rumah tangga, banyak hal yang tidak pernah kita pelajari di bangku sekolah tetapi sangat kita butuhkan ketika nanti menikah. Inilah ilmu sepanjang masa yang harus kita gali sendiri dan kita jadikan bekal untuk menghadapi kehidupan selanjutnya dalam biduk rumah tangga.



Sukabumi, 04 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar