Sabtu, 14 Februari 2015

Vini, Malaikat Kecil Penuh Semangat

Aku hanya namanya adalah Vini, dia adalah gadis mungil yang aku temui di Panti Asuhan Harapan Remaja Rawamangun pada Bulan Juli tahun 2014 yang lalu. Gadis ini begitu istimewa di mataku. Aku memang baru sekali bertemu dengannya yaitu pada saat anak-anak BEMJ BK mengadakan buka bersama dengan anak panti asuhan. Pada saat itu aku diajak oleh rekan-rekan BEMJ agar ikut serta dalam acara ini, sekaligus berbagi kebahagiaan dengan mereka yang tinggal di panti asuhan ini.
          Vini adalah salah satu anak panti asuhan itu yang entah mengapa membuatku begitu tertarik dengan kisah hidupnya. Pada awal perjumpaan dengan gadis kecil yang saat ini duduk di kelas 7 SMP ini, dia selalu tertarik padaku dan menatapku dengan penuh harap. Dia terlihat begitu bahagia begitu melihatku dan selalu melemparkan senyuman saat aku melihat kearahnya. Selama acara buka bersama tersebut, dia berulang kali memandang kearahku sambil tersenyum. Sampai pada akhir acara yaitu bagi-bagi kado dan bersalaman dengan semua anak panti, disanalah rasa penasaranku mulai terjawab. Dia tiba-tiba mencium tanganku dan sambil berkata terima kasih “Ayah”. Iya, dia memanggilku ayah. Aku masih belum tahu apa alasan dia memanggilku ayah, mungkin dia melihat ayahnya ada dalam diriku atau karena apa aku juga tidak tahu.
          Saat selesai shalat maghrib, dia bermain dengan teman-temannya di halaman panti. Saat aku masih duduk di depan masjid, dia mendekatiku dan memanggilku ayah. Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya, kenapa dia memanggilku dengan sebutan ayah?. Apakah ada suatu hal yang membuatnya memanggilku dengan sebutan ayah. Akhirnya dia mengatakan bahwa aku sangat mirip dengan ayahnya yang telah meninggalkannya bertahun-tahun silam. Aku masih bingung dengan apa yang dia katakana, aku putuskan untuk ikut shalat tarawih berjamaah disana dengan harapan agar aku bisa menggali informasi dari pengurus panti mengenai kehidupan Vini.
    Vini sejak kecil telah ditinggalkan oleh ayahnya entah kemana, ibunya harus membiayai semua kebutuhan keluarga dan termasuk biaya pendidikan Vini dan saudaranya. Ibunya memilih untuk menitipkan Vini di panti asuhan agar pendidikannya lebih terjamin karena Sang Ibu tidak sanggup jika harus membiayai pendidikan Vini. Akhirnya sejak SD, Vini dititipkan di panti asuhan tersebut sampai sekarang. Vini hanya pulang ke rumah saat waktu liburan saja. Vini merasakan kerinduan pada sosok ayahnya yang telah lama meninggalkan dia dan keluarga, Vini melihat sosok ayahnya hadir dalam diriku dan mirip denganku. Ayahnya memakai kacamata juga sepertiku dan juga berperawakan sama sepertiku, sehingga membuat Vini nyaman memanggilku dengan sebutan ayah. Ini merupakan pengalaman pertamaku dipanggil ayah oleh seorang anak yang baru aku kenal, padahal aku sendiri juga belum menikah dan juga belum memiliki anak.
          Jujur saja, aku sangat nyaman dengan panggilan tersebut yang keluar dari bibir seorang gadis mungil yang seumuran dengan adik bungsuku. Entah karena sudah naluri kebapakan yang muncul ataukah memang karena aku sudah mendambakan memiliki anak, tapi aku memang suka dengan panggilan yang Vini berikan kepadaku. Begitu aku menceritakan kisah ini kepada rekan-rekan di BEMJ, mereka mengatakan bahwa itu adalah sebuah pertanda bahwa aku harus segera menikah dan mendapatkan momongan.

          Vini adalah gadis yang sangat ceria, periang, gesit dan yang pasti dia adalah gadis yang menggemaskan dengan suara cemprengnya yang khas. Dia adalah anak pertama yang memanggilku dengan sebutan ayah, karena anak didikku sendiri memanggilku dengan sebutan kakak atau bapak, jadi tidak ada yang memanggilku dengan sebutan ayah. Semoga nanti aku bisa bertemu dengan Vini dan juga bisa berbagi kebahagiaan dengannya dan anak panti lainnya. 

Jumat, 06 Februari 2015

Mamah Ncuy

Assalamualaikum Mamah, 

Semoga mamah selalu mengiringi langkah dan perjalanan hidup putra-putrinya yang sedang bertumbuh menjadi manusia yang sempurna dari sisi ALLAH. Mamah, tidak terasa sudah 100 hari mamah meninggalkan kami disini, mamah telah kembali ke Sang Pencipta. Aku memang bukan anaknya mamah, tetapi mamah sudah aku anggap seperti ibu sendiri di Jakarta. Aku masih terus merasa sedih karena tidak sempat bertemu dengan mamah di hari-hari terakhirnya mamah. Aku bahkan tidak tahu saat mamah meninggal dan dimakamkan, aku tidak tahu mamah sakit dan dirawat di rumah sakit. Terakhir aku bertemu mamah saat seusai idul fitri yang lalu, setelah itu, aku hanya bisa memandangi makamnya mamah saja. 

Mamah, entah mengapa sampai 100 hari kepergian mamah, aku masih saja merasakan begitu sedih karena kehilangan mamah. Mamah begitu welcome  saat menerima tamu sehingga aku merasa seperti di rumah sendiri sewaktu berada di rumahnya mamah. Mamah, tahukah mamah, sejak mamah meninggal setiap akhir pekan aku selalu ke rumah untuk memasak dan menemani sultan, putra terakhirnya mamah yang masih kelas 6 SD. 

Mamah, aku tidak bisa berkata-kata lagi karena kesedihan ini. Aku masih rindu pada mamah, aku ingin bertemu mamah, aku ingin berjumpa dengan mamah meski lewat mimpi. Tadi seusai shalat jumat, aku sempatkan untuk membersihkan makam. Aku tidak bisa berbuat banyak untuk mamah, aku hanya bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga mamah saja. 

Semoga tenang disana ya mamah, salam untuk Uwa' Naman juga.

#30HariMenulisSuratCinta #HariKedelapan

Kamis, 05 Februari 2015

Apheresis untuk Semua

Bagi kalian sukarelawan PMI atau mungkin yang sering mendonorkan darahnya di PMI, tentu akan paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan Apheresis. Apheresis adalah salah satu jenis donor darah yang dapat dilakukan di PMI. Jika kalian ke PMI kemudian mendonorkan darah, biasanya adalah donor darah yang 75 hari sekali dan yang diambil adalah seluruh komponen darah atau darah lengkap yang biasa disebut juga dengan donor darah Whole Blood. Sementara yang dimaksud dengan donor darah Apheresis atau donor darah platelet, komponen darah yang diambil hanyalah bagian trombosit darah dan plasma darah saja. 

Mendonorkan darah sudah rutin aku lakukan sejak tahun 2009 tepatnya pada tanggal 12 November bertepatan dengan hari ulang tahun Kabupaten Tuban, kota asalku. Awalnya aku melakukan donor darah WB (whole blood) setiap 75 hari sekali, kemudian atas saran dari Dokter Bono, aku berpindah dari donor darah WB ke Aphe sejak donor darah ke-13. Sekarang aku sudah mendonorkan darah sebanyak 53 kali baik WB maupun Aphe. 

Menjadi pendonor darah aktif, membuatku harus senantiasa menjaga kesehatan terutama asupan gizi yang aku makan. Karena jika mendonorkan darah Aphe. maka aku harus siap sedia jika ada panggilan darurat untuk donor darah setiap 15 hari sekali. Pada donor darah Aphe, proses rekondisi darah hanya membutuhkan waktu normal 3 hari, dikarenakan komponen darah yang diambil merupakan komponen yang paling cepat untuk memperbaiki diri. 

Trombosit yang diambil melalui proses donor darah Aphe, biasanya digunakan untuk mereka yang mengidap penyakit kanker, demam berdarah, talasemia, lupus, dan berbagai macam penyakit lainnya yang membutuhkan trombosit. Harga satu kantong trombosit sendiri juga bervariasi, tergantung jenis kantong, menggunakan filter atau tidak, yang pasti harganya jauh lebih mahal dibandingkan darah lengkap. Harga trombosit menjadi sangat mahal karena prosesnya juga membutuhkan alat khusus, waktunya juga jauh lebih lama, selain itu perawatan alatnya juga tidak mudah. 

Bagi kalian yang belum pernah melakukan donor darah, atau mungkin belum cukup umur untuk melakukan donor darah, persiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mendonorkan darah kalian ke PMI. kalian harus cukup tidur minimal 4 jam, cukup minum air putih, makan makanan yang bergizi tinggi agar komponen darah yang kalian hasilkan juga memiliki kualitas yang baik, ada baiknya jika tidak merokok karena akan mempengaruhi darah. Coba bayangkan saja jika darah yang kalian berikan kepada orang lain tersebut merupakan darah yang terkontaminasi nikotin atau zat berbahaya yang terkandung dalam rokok lainnya, kalian bukannya memberikan darah yang baik tetapi malah memberikan darah yang kurang bagus untuk penerima darah atau resipien. 

Tubuh kalian akan menjadi lebih sehat kok dengan mendonorkan darah kalian secara rutin, karena sel-sel darah kalian akan terus diperbaharui setelah kalian melakukan donor darah. Jadikan donor darah sebagai gaya hidup kalian, selain membuat diri kalian lebih sehat, kalian juga bisa menyumbangkan darah untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Jangan pernah ragu untuk memberikan darah kalian kepada yang membutuhkan.

#30HariMenulisSuratCinta #HariKetujuh

Rabu, 04 Februari 2015

Bunda Kasiyah yang Istimewa

Pertama kali aku mengenal beliau adalah saat aku kelas 11 SMA dan aku sangat menginginkan untuk bisa kuliah di UI saat lulus nanti. Aku mengenal beliau dari kawan yang aku kenal saat aku mengikuti kegiatan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional yang diadakan oleh LIPI di Jepara pada tahun 2007 silam. Awalnya aku meminta tolong kepada temanku jika dia memiliki kenalan di UI agar dikenalkan kepadaku supaya aku bisa menanyakan bagaimana prosedur untuk mendaftar di UI dan bagaimana pula untuk bisa memperoleh beasiswa atau keringanan biaya pendidikan selama kuliah. Akhirnya rekanku itu memperkenalkanku kepada sosok dosen Fasilkom UI yang begitu hebat. Dia meminta agar aku merahasiakan nomor yang dia berikan dan memintaku untuk tidak menyebarkan nomor telepon dosen UI tersebut.

Setelah aku memperoleh nomor telepon dosen UI tersebut dari Adam, aku langsung menghubunginya. Awalnya aku hanya mengirimkan sms berupa perkenalan namaku, asal dan tujuan menghubungi beliau. Beliau tidak memberikan respon langsung dan aku mencoba bersabar saja menunggu jawaban karena mungkin beliau sedang sibuk. Beberapa hari setelah itu, beliau menjawab pesanku dan bertanya dari siapa aku memperoleh nomor telepon beliau. Aku menceritakan semuanya dan kemudian aku meminta beliau agar mengirimkan brosur UI ke sekolahku agar bisa membangkitkan semangat mereka yang ingin kuliah di UI. Selain itu, brosur tersebut aku gunakan untuk lebih mengenal kampus UI. Karena dalam brosur tersebut terdapat informasi mengenai sejarah UI dan berbagai macam fakultas yang ada didalamnya, semua informasi tersebut tersaji dalam bahasa inggris. Selain mengirimkan brosur, beliau juga memberikan sebuah memo agar aku semangat untuk belajar supaya bisa diterima di UI sebagai mahasiswa S1 dan bertemu dengan beliau, melalui memo itu juga aku baru mengetahui bahwa beliau menjabat sebagai Kasubdit Kesejahteraan Mahasiswa UI, sebuah jabatan yang mengharuskan beliau untuk mengelola dan menyaring semua beasiswa yang masuk untuk anak-anak UI. Melalui beliau juga aku mengetahui bagaimana prosedur untuk masuk UI dengan biaya murah, terutama bagi mahasiswa yang tidak mampu.

Setelah 2 tahun berlalu, akupun menyelesaikan pendidikan jenjang menengah atas dengan baik, akupun meminta ijin untuk mendaftar kuliah di UI melalui jalur SPMB Nusantara. Waktu itu, aku mengikuti tes di Surabaya dengan pilihan program studi Psikologi dan Ilmu Komputer. Aku berusaha semaksimal mungkin agar aku bisa diterima di kampus idamanku sejak dulu, akan tetapi saat pengumuman, aku tidak menemukan namaku pada pengumuman tersebut yang berarti aku tidak lolos untuk masuk UI melalui jalur ini. Sebelum SPMB diumumkan, aku sudah mendaftar juga untuk jalur SNMPTN (tes) agar aku bisa tetap kuliah. Namun, kali ini aku menyerah untuk memilih UI sebagai tujuanku, aku lebih memilih ITB untuk bidang Kebumian, UNJ untuk bidang Bimbingan dan Konseling, serta Unijoyo untuk bidang Ilmu Komunikasi. Entah keberuntungan seperti apa yang membuatku lolos dan diterima di UNJ, sebuah kampus di Jakarta yang dahulu adalah FKIP UI, kemudian berganti menjadi IKIP Jakarta dan menjadi UNJ sekarang. Rasa senang dan bangga karena aku bisa diterima di PTN melalui jalur tes, terlebih aku diterima di Jakarta sehingga aku lebih mudah untuk bertemu dengan Ibu Kasiyah, dosen Fasilkom UI yang menjadi motivatorku untuk melanjutkan pendidikan.

Pada bulan Agustus 2009, aku berangkat ke Jakarta untuk melakukan registrasi sebagai mahasiswa baru di UNJ. Ketika itu, aku masih tinggal di rumah pamanku di daerah Pamulang, Tangerang Selatan. Aku harus mempersiapkan semuanya dan memulai dari awal karena aku baru berpindah dari Jawa Timur ke Jakarta. Aku juga mengatur waktu agar aku bisa mengunjungi Ibu Kasiyah untuk bisa bertemu dengan beliau di Kampus UI Depok. Akhirnya waktu tiba juga, saat akhir Agustus aku harus bertemu dengan tetanggaku dari kampung di Depok yang dititipi uang oleh orangtuaku untuk kebutuhanku selama mempersiapkan diri menjelang perkuliahan. Aku tidak sia-siakan kesempatan itu untuk bertemu dengan Ibu Kasiyah di Bagian Kemahasiswaan UI. Pertemuan pertama dengan beliau tidak berlangsung lama, karena beliau juga masih sibuk dengan berbagai agenda yang harus diselesaikan. Beliau menginginkan agar aku mendaftar untuk masuk UI lagi tahun selanjutnya, tetapi itu terasa sangat berat karena aku sudah memutuskan untuk melanjutkan studi di UNJ. Ketika bertemu dengan sosok yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi kepadaku ini, aku memanfaatkan waktu singkatku tersebut untuk bertanya beberapa hal kepada beliau terkait kehidupan pribadi dan terkait UI juga. Pertemuan sekitar 15 menit itu terasa sangat singkat dan sangat kurang rasanya karena begitu nyaman bertemu dengan beliau yang sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Sebelum berpamitan pulang, beliau memberikan dua buah buku untuk aku baca dan agar menambah motivasiku selama kuliah di Jakarta. 


Waktu terus berjalan dan akupun semakin menikmati kehidupanku sebagai mahasiswa di UNJ. Aku menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Ibu Kasiyah untuk sekedar men-charge energi positif dari beliau. Beliau adalah sosok dosen, sosok ibu, sosok panutan bagi orang yang mengenalnya. Aku memang tidak begitu memahami latar belakang keluarganya, akan tetapi aku selalu menemukan sosok ibu yang begitu mengayomi anak-anaknya pada diri ibu kasiyah. Sampai saat ini, Ibu Kasiyah selalu mendapatkan tempat tersendiri dihatiku, karena aku sudah menganggap beliau seperti ibu sendiri. Bahkan, beliau juga sering membantu kehidupanku selama di Jakarta. Jika aku mendapatkan kesulitan atau cobaan kehidupan, beliau selalu menguatkanku melalui SMS atau perkataannya yang sangat menginspirasi. Aku juga selalu beliau dorong agar segera menyelesaikan pendidikan S1 dan berlanjut untuk menempuh S2 seperti yang beliau harapkan. Aku juga termotivasi untuk bisa melanjutkan S2 di Kanada juga karena beliau merupakan lulusan dari Kanada pula, yaitu dari salah satu kampus di Vancouver, British Columbia. 

#30HariMenulisSuratCinta #HariKeenam

Senin, 02 Februari 2015

Special For My Brother

Hai Mamat dan Wiwib,

Kalian berdua sekarang telah bertumbuh semakin dewasa, tentu kalian mempunyai tanggung jawab masing-masing yang berbeda. Mamat, tugasmu saat ini adalah untuk menempuh pendidika di Universitas Negeri Malang dengan sebaik-baiknya. Kau memilih Jurusan Desain Komunikasi Visual sebagaimana bakat yang kamu miliki sejak lahir. Aku yakin kamu bisa mengembangkan ilmu yang kamu peroleh dari kampus dan kamu terapkan dalam bidang kerja sesuai dengan pekerjaanmu nantinya. Kamu mengambil bidang desain karena sejak kecil kamu memang lebih mahir menggambar, mewarnai dan membuat desain kartun daripada aku yang sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk itu. Aku menyadari bakat alami yang kamu miliki itu adalah anugerah yang diberikan kepadamu, maka kamu harus mengoptimalkan potensi yang kamu miliki ini agar bisa menjadikan kamu orang sukses. 

Wiwib, kamu sekarang sudah kelas 7 SMP, kamu sudah semakin besar. Tanpa terasa ternyata aku sudah hampir 6 tahun tidak mengikuti setiap perkembanganmu sampai saat ini. Aku berharap kamu tetap belajar dengan sungguh-sungguh sampai nanti kamu bisa meraih apa yang menjadi cita-citamu. Aku mungkin kakak yang tidak paham dengan bakat yang kamu miliki, aku tidak mengikuti setiap perkembanganmu, aku tidak mengamati dengan seksama apa yang terjadi pada dirimu, karena aku sedang menempuh pendidikan di Jakarta. Aku sebenarnya ingin meluangkan waktu untuk lebih mendalami dirimu dan mengamati, aku ingin mengetahui bakat apa yang kamu miliki dan juga potensi apa yang kamu miliki dan bisa aku kembangkan agar kamu bisa menggapai kesuksesan. 

Aku memang kakak yang banyak salah kepada kalian, Bapak dan Ibuk di rumah mungkin lebih banyak mencurahkan pembiayaan pendidikan kepadaku dibandingkan kalian. Karena aku sebagai anak pertama dalam keluarga, Bapak mengharapkan agar aku bisa menyelesaikan studiku tepat waktu dan bisa memperoleh pekerjaan yang layak. Akan tetapi, semua itu sirna saat aku tidak bisa menyelesaikan pendidikanku tepat waktu. Aku harus memundurkkan waktu kelulusanku dan sampai detik ini pula aku masih berjuang untuk bisa lulus kuliah S1. Sudah banyak waktu, tenaga, pikiran dan materi yang terbuang sia-sia karena keterlambatanku ini. Aku mohon maaf kepada kalian karena aku belum bisa menyelesaikan studi sehingga uang yang seharusnya kalian gunakan untuk kepentingan pendidikan kalian harus aku gunakan sampai saat ini. 

Suatu saat nanti, aku ingin menebus ini semua, aku ingin membiayai pendidikan kalian atau mungkin anak-anak kalian. Semoga nanti aku diberikan kemudahan rejeki sehingga bisa membiayai kalian. Aku ingin kalian semuanya menyelesaikan studi minimal sampai S2. Meskipun orangtua kita hanya lulusan SMA, akan tetapi kita sebagai anak tidak boleh menyerah begitu saja dengan keadaan. Kita harus bisa mengubah nasib keluarga kita dengan menjadi orang yang berguna. Aku ingin kalian tahu bahwa aku selama ini menyimpan cita-cita agar kalian bisa menyelesaikan pendidikan minimal sampai S2 agar kalian nanti bisa memiliki kehidupan yang lebih baik lagi. Aku ingin kalian juga bisa membuat bangga bapak dan ibuk. Aku ingin kalian berdua bisa sukses dan menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kalian nantinya. Aku memang tidak memberikan apa-apa kepada kalian selain memberikan dukungan penuh untuk pendidikan kalian, tetapi aku yakin dengan pendidikan yang kalian miliki, kalian bisa mengubah dunia kalian dan bisa menjadi orang sukses. 

Surat dari seorang kakak kepada adik-adiknya, ditulis untuk menjadi sebuah tanda cinta dari seorang kakak kepada adik-adiknya. 

#30HariMenulisSuratCinta #HariKelima

Minggu, 01 Februari 2015

Selamat Datang Bulan Penuh Cinta

Hai Februari, apa kabarmu?

Setahun sudah aku menantikan kehadiranmu lagi, aku tahu itu bukanlah waktu yang singkat untuk menanti hadirmu dalam hari-hariku ini. Kau tidak Februari, di bulan yang indah ini aku sudah tidak lagi menjomblo seperti tahun lalu saat aku menyapamu di pagi yang indah untuk mengawali bulan yang baru. 

Februari, aku tahu bagi orang lain, kau selalu dianggap sebagai bulan penuh cinta, karena pada bulan inilah ada hari kasih sayang yang selalu dirayakan oleh mereka yang mempercayainya. Tetapi, bagiku bulan penuh cinta itu ya kapanpun, karena cinta itu selalu terungkapkan dan tertuliskan dengan indah tanpa batasan waktu. Momen penuh cinta juga tidak harus di bulan ini saja kok, karena kapanpun waktu yang kau mau, kau bisa mewujudkan hari-hari penuh cinta. Tanpa harus menunggu setahun untuk bisa merayakan dan merasakan bulan penuh cinta di Bulan Februari. 

Hai Februariku, aku harap kau saat ini mau bersahabat denganku. Aku ingin menuliskan bait-bait indah dalam skripsiku sebagai tanda cintaku kepada dunia pendidikan. Aku sangat berharap kau memberikan uluran tanganmu kepadaku. Aku berharap kau akan membantuku dengan sepenuh hatimu. Aku berharap kau akan memberikan aku kemudahan. Eitsss..... jangan salah sangka dulu, aku tidak berharap dan menyembah kamu kok Februari, aku hanya menyampaikan harapan dan doaku saja agar aku bisa menaklukan Februari ini.

Hai cinta, aku tahu kau telah datang kepadaku pada bulan-bulan yang lalu, tetapi aku mungkin yang terlalu tak mengindahkan panggilanmu. Aku mencoba untuk terus berlari mengejar seseorang yang aku kira membawa cinta untukku, tapi ternyata bukan. Dia membawakan luka kedalam hatiku, sampai aku temukan seseorang yang dengan tulus memberikan cintanya kepadaku agar aku menjaganya sepenuh hati.

Hai semuanya, aku sangat berharap bulan ini akan menjadi bulan yang indah untuk semuanya. Aku tahu kalian berharap ada yang memberikan kalian coklat sebagai tanda cintanya. Kenapa kalian tidak berharap ada yang memberikan kalian deposito atau cek untuk pegangan kalian dan bukti cinta mereka kepadamu saja?. Kalian anggap itu mustahil?. tidak ada yang mustahil kok di dunia ini bagi mereka yang mau mengusahakan yang terbaik dan berdoa agar bisa terwujud. Semangat berusaha di Bulan Februari ini, semangat cinta di bulan penuh cinta ini.


#30HariMenulisSuratCinta  #HariKeempat

Teruntuk Bapak

Dear Bapakku,

Engkau selalu memberikan inspirasi kepadaku untuk menjadi seorang bapak yang baik bagi anak-anaknya. Aku belajar banyak darimu, Bapak. Tahukah kau pak, aku selama ini selalu mengagumi dirimu karena semangat dan kerja keras yang kau lakukan selama ini untuk kami semua. Aku tahu bapak adalah PNS di lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban Jawa Timur yang memiliki jam dinas 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Bapak tidak pernah merasakan libur akhir pekan, bapak juga harus bekerja sampai larut malam karena harus memastikan tidak ada yang mencuri ikan, kondisi ikan di kolam juga tidak masalah, serta ketersediaan air yang cukup untuk semua ikan yang ada di kolam.

Aku tahu mungkin hanya bapak saja PNS yang harus bekerja tanpa henti seperti ini dan diberikan gaji yang kecil. Sehingga hal ini membuat bapak harus memutar otak agar uang hasil kerja bapak dalam sebulan bisa cukup untuk kami semua. Bapak harus menanami tanggul-tanggul di sekitar kolam dengan tanaman berbagai jenis yang bisa dipanen untuk dijual, ada pisang, nangka, cabai, sayur-sayuran dan masih banyak lagi yang bisa bapak tanam disana, terkadang jagung juga. Semuanya ini dilakukan bapak selain untuk menambah pundi-pundi pemasukan bulanan, juga untuk menambah uang setoran ke Dinas Perikanan dan untuk menyuburkan lahan yang ada disana. 

Aku tahu betul bahwa bapak adalah orang pertama yang mendukungku untuk kuliah, meskipun banyak orang yang meragukanku termasuk ibuk. Bapak memberikan uang untuk mendaftar kuliah juga dari hasil aku membantu di sawah. Karena saat aku lulus SMA, bapak menolak untuk memasukkan diriku ke tempat bapak bekerja dengan alasan belum tentu daerah mau memberikan gaji kepada pegawai honorer. Selain itu, bapak juga berharap lebih kepadaku, yaitu bapak ingin melihat anaknya menjadi sarjana dan memiliki kehidupan yang lebih baik dari yang dimiliki bapak saat ini. Bapak ingin anak-anaknya lebih berhasil dan lebih sukses dibandingkan orangtuanya, bapak ingin semua anaknya menjadi sarjana semuanya agar bisa memperbaiki harapan keluarga untuk hidup layak.

Bapak tidak pernah merasa rendah diri melihat tetangga kanan kirinya yang memiliki rumah mewah, karena sampai detik ini pula kami masih menumpang tinggal di tanah milik orang lain meskipun rumah tersebut milik sendiri yang bapak beli sewaktu aku masih baru lahir. Aku nyaman tinggal di gubuk sederhana kebanggaan keluargaku itu, disana ada kehangatan keluarga yang dibangun bersama dan sangat jarang bisa ditemukan di rumah lainnya. Banyak anak kecil yang tidak mau pulang saat bermain dirumahku karena mereka merasa nyaman dan benar-benar merasa seperti di rumahnya sendiri. Bapak tidak pernah melarang siapapun bermain di rumah. Rumah kami selalu ramai dengan anak kecil sepanjang waktu. Bapak juga sering mengajak balita tetangga untuk ke rumah, karena di rumah itu mereka selalu merasa nyaman dan tenang. Mereka selalu disayangi dan dikasihi seperti oleh orangtuanya sendiri.

Kedekatan keluarga dengan anak kecil sudah ditanamkan oleh bapak, agar kami semua senantiasa menyayangi anak kecil. Hal ini membuat kami bisa lebih memahami apa yang diinginkan oleh anak-anak, ini adalah salah satu cara yang bapak terapkan agar kami anak-anaknya bisa belajar bagaimana menumbuhkan rasa sayang kepada anak-anak. Agar suatu saat nanti ketika kami memiliki anak, kami bisa mencintainya lebih dari yang ditunjukkan oleh bapak kepada kami. Pendidikan seperti inilah yang tidak pernah kami temukan dimanapun, karena bapak menggunakan metode pembelajaran yang langsung menyentuh hati kami. Bapak tidak pernah ragu memberikan contoh kepada kami semua bagaimana melakukan suatu hal yang baru. Meskipun bapak bukanlah sarjana, tapi cara bapak memberikan contoh sudah melebihi kemampuan sarjana. 

Semoga bapak senantiasa diberikan kesehatan agar kami bisa membuat bangga bapak nantinya. Kami ingin bapak datang ke wisuda kami, kami ingin bapak menghadiri pernikahan kami, kami ingin bapak memberikan contoh kepada anak-anak kami, kami ingin bapak menyaksikan anak-anak kami bertumbuh menjadi dewasa. Kami berharap bapak berhenti merokok demi kesehatan bapak dan juga kesehatan keluarga.

#30HariMenulisSuratCinta #HariKetiga