wah udah lama juga ya gak nyapa pembaca di blog ini, semoga gak pada beralih ke blog lain. hehehehe.
Maaf banget, karena sejak meninggalnya bapak, aku lagi males nulis di blog dan lebih banyak nulis untuk skripsi. kalian tentu sudah tau bagaimana nasib mahasiswa telat lulus dan hampir abadi di kampus ini, sudah pasti dikejar-kejar dosen pembimbing agar segera selesai skripsinya. Alhamdulillah pada saat aku menulis tulisan ini, aku sedang melakukan uji coba instrumen penelitian dan insha ALLAH minggu depan mau turun lapangan untuk mengambil data penelitian. Mohon doanya agar aku bisa selesai pada awal Desember ini dan bisa sidang skripsi bulan Januari nanti.
Setelah skripsian selesai, akan aku lanjutkan lagi menulis di blog ini. jadi, sabar dulu ya para pembaca. maklum, mahasiswa telat lulus dan hampir abadi di kampus sedang berusaha lulus. hehehehehehe
Kamis, 26 November 2015
Senin, 26 Oktober 2015
Selamat Jalan Bapak
Bapak, Terima kasih selama 24 tahun ini telah mendidikku,
Bapak, Terima kasih selama 24 tahun ini telah mengajarkanku banyak hal,
Bapak, Terima kasih selama ini kau memberikan banyak pelajaran kehidupan kepadaku,
Bapak, Terima kasih selama ini kau memberikan nyawa dalam hidupku,
Selamat jalan Bapak, tanggal 8 Oktober kemarin kau telah meninggalkan kami,
Selamat jalan Bapak, kau sekarang telah berbeda alam dengan kami,
Selamat jalan Bapak, doaku tak akan terputus untukmu,
Selamat jalan Bapak, semoga kau tenang disana.
Bapak, Terima kasih selama 24 tahun ini telah mengajarkanku banyak hal,
Bapak, Terima kasih selama ini kau memberikan banyak pelajaran kehidupan kepadaku,
Bapak, Terima kasih selama ini kau memberikan nyawa dalam hidupku,
Selamat jalan Bapak, tanggal 8 Oktober kemarin kau telah meninggalkan kami,
Selamat jalan Bapak, kau sekarang telah berbeda alam dengan kami,
Selamat jalan Bapak, doaku tak akan terputus untukmu,
Selamat jalan Bapak, semoga kau tenang disana.
Minggu, 04 Oktober 2015
Kerinduan
Terasa begitu lama kita tak
bertemu
Terasa begitu panjang perjalanan
yang aku lalui
Terasa begitu berat kehidupan
yang aku jalani
Terasa begitu nikmat jika kita
bertemu
Terasa begitu indah saat kita
bersama
Terasa begitu syahdu saat kita
bersua
Aku selalu merindukan saat kita
bertemu
Aku selalu merindukan saat kita
bercengkrama melalui sebuah ritual
Aku selalu merindukan saat kita
menghabiskan waktu sepanjang malam bersama
Aku selalu merindukan saat
berbagi cerita dan keluh kesah
Aku selalu merindukan saat aku
menumpahkan airmata didepanMU
Aku selalu merindukan saat aku
mengingatMU dalam setiap hela nafasku
Sebuah kerinduan mendalam dari
seorang hamba
Sebuah kerinduan mendalam untuk
bisa lebih dekat
Sebuah kerinduan mendalam padaMU
Sang Pencipta
Sebuah kerinduan mendalam untuk
selalu dekat denganMU
Sebuah kerinduan mendalam yang
tak terperi
Jakarta, 04 Oktober 2015
Jumat, 25 September 2015
Pesawat Radio Baru
Jakarta, 22 September 2015
Pada
hari Selasa ini, aku membeli pesawat radio baru. Aku memiliki alasan tersendiri
sehingga aku memutuskan untuk membeli pesawat radio daripada membeli pesawat
televisi. Sejak kecil aku sudah tidak bisa dilepaskan dari pesawat radio. Dulu
ketika aku masih umur balita, aku sangat suka mendengarkan radio terutama pada
saat acara wayang dan drama radio. Mulai pada saat itulah aku jatuh cinta pada
dunia radio. Saat aku SD sampai SMA, kehidupanku tidak pernah bisa terlepaskan
dari radio. Setiap malam ketika aku belajar, radio selalu menemaniku
menghabiskan malam-malamku saat belajar. Bahkan pada saat aku duduk di bangku
kelas 10 SMA, aku pernah menjadi penyiar magang di sebuah stasiun radio swasta
di dekat rumahku. Memang jangkauan siarannya tidak jauh, hanya mencapai radius
110 KM saja.
Pada
masa-masa aku kuliah, akupun membeli telepon genggam yang bisa digunakan untuk
radio juga, tetapi karena headset
rusak, aku tak lagi menggunakan radio di telepon genggam tersebut. Sekarang
ketika aku sudah hampir memasuki akhir-akhir masa studiku, aku membeli sebuah
pesawat radio untuk menemaniku menulis skripsi. Aku seperti mendapatkan sebuah
nyawa baru pada saat menulis skripsi di temani oleh suara khas dari pesawat
radio. Aku sengaja membeli pesawat radio dengan model lama tetapi tidak harus
bergantung pada baterai sebagai sumber dayanya, karena pesawat radio yang aku
beli sudah dilengkapi dengan soket untuk menyalurkan daya dari listrik rumah
sebagai sumber dayanya.
Suara
yang dihasilkan oleh radio dengan merek International ini cukup bagus, meskipun
suara bassnya agak terlalu tinggi. Aku sangat suka sekali mendengarkan suara
khas radio dari perangkat baru ini karena memang suara yang dia keluarkan cukup
lantang, bahkan cukup untuk membuat gaduh kondisi kostan yang sepi ketika siang
hari karena ditinggal penghuninya untuk kuliah atau bekerja.
Aku
mendapatkan semangat baru dari radio ini, aku sudah terlanjur cinta pada dunia
radio, aku terlalu menyayangi radio, dan bahkan aku pernah jatuh cinta pada
salah satu penyiar radio. Meskipun cinta itu tak pernah tersampaikan. Aku
sangat menyukai radio, sehari tanpa mendengarkan radio, aku seperti kehilangan
ruh. Aku sangat suka mendengarkan radio dibandingkan menonton televisi. Karena
jika mendengarkan radio, kita bisa mengembangkan daya imajinasi kita. Kita bisa
membayangkan bagaimana wajah dari penyiarnya, kemudian bagaimana kita bisa
masuk dalam setiap topik yang dibahas meskipun kita tidak berinteraksi secara
langsung. Selain itu juga, radio banyak menawarkan lagu-lagu dan informasi yang
sangat menarik dan tidak jarang informasinya tidak tersedia di stasiun televisi
manapun. Radio adalah salah satu sarana pembelajaran yang sangat baik, karena
mengembangkan banyak hal dalam diri seseorang. Kita belajar menjadi seorang
pendengar yang baik, kita juga memiliki kemampuan imajinasi yang cukup baik,
serta kemampuan berkomunikasi kita juga terasah. Karena secara tidak langsung
kita akan mengamati dan menirukan bagaimana seorang penyiar radio ketika
siaran. Lambat laun, kita akan belajar bagaimana menyampaikan sebuah informasi
melalui pesan suara tanpa ada gambar atau visual yang disampaikan.
Pokoknya
cinta mati lah sama dunia radio, kalau memang diijinkan siaran sehari saja di stasiun radio, tentu akan sangat
bahagia. Karena sudah lama aku tidak duduk di belakang meja siaran dan
menyampaikan berbagai macam informasi kepada pendengar setia. Mungkin
kemampuanku juga perlu diasah lagi, karena memang sudah terlalu lama aku tidak
menghadapi microphone siaran. Tentu
hal ini akan membuatku grogi dan gugup pada saat harus mengudara. Aku sangat
rindu dunia radio, aku sangat rindu dunia siaran, aku rindu mendengarkan radio.
Semoga saja dengan di temani radio baru ini, aku bisa menyelesaikan studiku
dengan baik.
Selasa, 15 September 2015
Antara Kehidupan dan Kamar
Kalian tentu bertanya-tanya,
kenapa malam ini aku membahas mengenai Kehidupan dan kamar. Memangnya apa
hubungan antara keduanya?, apakah penting bagi kita untuk mengetahui hubungan
diantara keduanya?. Baiklah pada malam cerah ini meskipun agak gerah di kamarku,
pada tanggal 13 September 2015 Pukul 18.45 WIB aku mulai menulis cerita ini.
Pertama
aku ingin memulainya dari kehidupan terlebih dahulu, karena ini adalah inti
dari cerita ini. Kehidupan adalah sebuah jalan yang ditempuh oleh semua orang
sebelum bisa menemukan surge dan kehidupan yang lebih kekal didalamnya. Pada
awal kehidupan ini dimulai pada saat proses penyatuan antara sel telur dengan
sel sperma. Kemudian, prosesnya berlanjut sampai umur Sembilan bulan sepuluh
hari (meskipun ada yang tidak sabar untuk dilahirkan dan memilih untuk lahir
lebih awal dari waktu seharusnya atau yang disebut premature, tetapi ada juga
yang betah berada di alam rahim lebih dari waktu yang ditentukan oleh Sang
Pencipta).
Pada masa kehamilan memasuki usia Empat bulan, 4 hal dalam hidup
kita ditentukan, hidup, mati, rejeki dan jodoh kita. Oleh sebab itu banyak yang
melakukan ritual-ritual pada saat masa kehamilan memasuki usia 4 bulan. Memang
pada saat umur 4 bulan di kandungan, ruh ditiupkan kedalam janin dan pada saat
itulah ditentukan pula empat hal atas dirinya. Janin ini tidak bisa memilih
dilahirkan pada orangtua kaya atau miskin, beragama atau atheis, orangtua yang
mengharapkan kehadirannya atau orangtua yang tidak pernah mengharapkan
kehadirannya ke dunia ini. Janin ini hanya bisa berserah pada ketetapan Sang
Illahi, dia hanya bisa menerima semua yang telah ditentukan kepadanya sesuai
dengan kesanggupan Sang Janin ini.
Tuhan
menciptakan manusia ke dunia ini adalah untuk menjadikan mereka sebagai
pemimpin di Bumi ini. Manusia dilahirkan kedunia ini agar mereka menjadi
pengelola dan penjaga kestabilan Bumi tercinta ini. Apabila penjada atau
pengelola bumi sudah berbuat abai pada tanggung jawabnya, maka kehancuran yang
akan segera menghampiri, tidak hanya kehancuran baginya tapi juga bagi seluruh
alam semesta. Oleh karena itu, jadilah manusia yang amanah dan bisa
melaksanakan tugas serta tanggung jawab yang diberikanNya kepada kalian.
Aku
sengaja mengawali ceritaku ini dengan membahas kehidupan, karena tanpa adanya kehidupan
di dunia ini, tentu kita tak akan pernah berada disini saat ini dan membaca
tulisanku ini, bahkan akupun tak akan pernah menulis tentang ini semuanya.
Kehidupan adalah sebuah perjalanan untuk menemukan jalan kembali kepadaNya. Dia
sengaja memberikan jalan kepada kita untuk menjalani kehidupan ini agar kita
lebih mengenal dan lebih dekat kepadaNya. Dia sudah mempersiapkan sebuah
skenario yang luar biasa untuk kehidupan dan diri kita masing-masing. Antara
satu pribadi dengan pribadi lainnya tidaklah sama perjalanan kehidupannya. Ada
yang menjalaninya dengan penuh susah payah, tetapi adapula yang menjalani
kehidupan ini dengan begitu santai dan tentunya sangat penuh dengan fasilitas
yang diterimanya dari orangtua.
Masing-masing
individu memiliki garis perjalanan kehidupannya sendiri yang berbeda satu sama
lainnya. Akupun begitu, aku menjalani kehidupanku ini dengan penuh intrik dan
dilemma, bahkan tidak jarang masalah datang silih berganti tanpa mampu aku
kendalikan satupun. Terkadang aku ingin sekali ada yang bisa mengerti diriku
ini, meskipun tidak seluruhnya, aku hanya butuh sebagian kecil saja dari diriku
ini dipahami oleh orang lain, tidak lebih.
Aku sangat bersyukur jika ada orang
yang bisa memahami diriku dan memahami semua kesulitan serta semrawutan
kehidupan yang aku alami. Aku memang terlahir dari keluarga yang sangat
sederhana, bahkan mungkin boleh dibilang dari kalangan menengah kebawah. Bahkan
aku sendiri sempat meragukan keberadaanku di dalan keluargaku sendiri. Terlebih
jika aku melihat akta kelahiranku yang terlipat tepat pada bagian nama
orangtua, itu yang selalu membuatku ragu pada keluargaku. Aku merasa seperti
bukan bagian dari keluarga itu, tetapi aku nyaman berada di dalam keluarga itu.
Kehidupanku
adalah sebuah perjalanan yang penuh liku dan cukup berat untuk aku jalani
sendiri, seandainya tidak ada orang-orang disekitarku yang membantuku untuk
bertahan dan menguatkan diriku agar tetap tegar menjalani kehidupan ini,
niscaya aku sudah mengakhiri kehidupanku ini jauh-jauh hari, bahkan mungkin
sejak aku masih TK. Tetapi aku merasakan kehangatan keluarga dan orang-orang di
sekitar yang selalu memberikan dukungan secara penuh kepadaku. Aku merasa
mendapatkan tambahan tenaga untuk menjalani kehidupan ini dan akupun menjadi
lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan.
Kehidupanku sangat keras, aku
sejak kecil dibiasakan untuk disiplin, teliti, bertanggung jawab, dan
menghargai orang lain. Sampai saat ini aku juga masih memegang semua hal yang
pernah diajarkan dan ditanamkan dalam diriku oleh orangtuaku tercinta. Aku
bahkan punya prinsip yang sampai kapanpun akan tetap aku pegang teguh, lebih
baik menunggu daripada harus ditunggu. Karena prinsip hidup inilah yang
membuatku tak pernah terlambat dan bahkan selalu hadir 1 jam sebelum acara dimulai.
Semua perjalanan kehidupanku ini sudah tertata secara rapi, semuanya sudah
dipersiapkan oleh kedua orangtuaku agar aku menjadi pribadi yang tangguh dan
selalu siap sedia menghadapi segala macam kondisi tantangan kehidupan.
Semuanya
mulai berantakan saat aku menginjakkan kaki dan melangkah menuju kehidupanku
yang baru di Jakarta. Semuanya seolah sirna dan menjadi berantakan karena semua
target yang diberikan tak mampu aku penuhi, semua yang aku kerjakan setelah
menyelesaikan pendidikan SMA seolah tak berarti, aku tak bisa memenuhi harapan
yang diberikan orangtuaku. Aku tak mampu menyelesaikan pendidikan S1 tepat
waktu, aku tak mampu membiayai sendiri pendidikanku selama di Jakarta, padahal
aku sudah berjanji kepada orangtua jika diijinkan kuliah maka aku akan memenuhi
kebutuhanku sendiri dengan bekerja. Tetapi, untung tak dapat diraih malangpun
tak bisa ditolak, aku sudah bekerja kesana kemari, aku sudah berusaha berjualan
berbagai macam barang yang bisa aku jual, aku sudah mengusahakan semaksimal mungkin
tetapi tak pernah bisa aku membiayai pendidikanku walau hanya untuk bayar
kuliah saja. Kehidupanku seolah
berantakan karena aku terlalu memikirkan organisasi dan aku juga kurang begitu
fokus pada perkuliahan. Hal ini semakin membuat orangtuaku kecewa. Aku sungguh
menyesal telah membuat mereka kecewa karena pilihan hidupku.
Kehidupanku
dalam kondisi berantakan seperti kondisi kamarku, semuanya tak aku letakkan
pada posisi yang seharusnya. Aku meletakkan sabun cuci di tempat sampah, aku
meletakkan kertas di sembarang tempat, aku meletakkan cucian kotor juga di
sudut kamar tepat di sebelah pintu masuk. Sepertinya aku harus mengubah
semuanya, aku harus menata kehidupan dan kamarku pula. Kehidupanku sudah
seperti kamar ini yang perlu sentuhan orang lain untuk bisa mengubahnya. Aku
sangat memahami bahwa kekeliruan yang aku perbuat selama ini harus aku akhiri
sesegera mungkin. Aku tak bisa terus berlama-lama seperti ini, aku harus bisa
merapikan semuanya sendiri atau dengan bantuan orang lain yang memang paham luar
dalam sisi diriku.
Aku sangat sadar bahwa selama ini aku terus terkungkung pada
sebuah stagnansi kehidupan. Karena kehidupanku tak pernah beranjak pergi dari
tempat yang sama yaitu pada tempat aku memulai. Aku akan memulainya dengan
menata semua agenda kehidupanku yang tak terselesaikan dengan baik. Aku harus
mengatur ulang semua yang selama ini aku abaikan, aku harus memulai untuk
bergerak maju menuju sebuah perubahan yang sejati. Aku adalah aku, aku adalah
aku yang memiliki kehidupan sendiri dan terbebas dari pengaruh orang lain, aku
adalah manusia yang selalu rindu untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik
lagi. Aku berjanji akan menyelesaikan dan mengakhirinya dengan sebaik-baiknya,
aku tahu selama ini aku salah, aku akan menghapus setiap kesalahan yang pernah
aku perbuat. Aku akan mengubahnya menjadi sebuah goresan indah bagian dari
kehidupanku ini. Seperti halnya kamarku yang berantakan dan perlu untuk
dibenahi, aku, diriku dan kehidupanku juga sangat membutuhkan sentuhan
perubahan.
Jangan
pernah takut berubah, jangan pernah takut untuk beranjak dari titik awal kau
melangkah. Yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa melakukannya dengan
lebih baik dibandingkan orang lain. Aku percaya bahwa diriku mampu menjadi
bagian dari perubahan dunia ini, aku yakin suatu saat nanti aku bisa menjadi
manusia yang berguna bagi kehidupan dan bagi orang lain. Aku tak pernah
meragukan kemampuan dan kapabilitas yang aku miliki untuk mengubah dunia. Mari
kita benahi kehidupan kita agar menjadi kehidupan yang jauh lebih bermanfaat.
Djakarta, 13 September
2015
Baru selesai ditulis pada
pukul 23.02 WIB
Salam perubahan dari saya,
Sholikhin.
Semangat Minggu Pagi
Jakarta, 13 September 2015.
Hari
ini adalah hari Minggu, biasanya orang akan lebih banyak menghabiskan waktu
liburan akhir pekannya bersama keluarga, pergi tamasya, atau mengunjungi sanak
kerabat yang ada di luar kota. Bagiku, hari Minggu atau hari yang lainnya sama
saja, tidak ada perbedaan yang signifikan. Karena memang aku tidak memiliki
agenda khusus pada hari Minggu. Aku lebih suka menghabiskan waktuku untuk
bercakap-cakap dengan tanamanku yang ada di tempat menjemur pakaian.
Hari
Minggu adalah hari spesial untukku karena aku bisa lebih lama berbicara dengan
tanaman-tanaman yang aku tanam di tempat menjemur pakaian. Terdengar aneh
memang jika orang berbicara dengan tanaman, akan tetapi ini sangat efektif
untuk membuat tanaman berbunga dan berbuah. Pada dasarnya, tanaman adalah
makhluk hidup juga seperti manusia dan hewan. Tanaman juga perlu diajak bicara
dan diajak untuk berdiskusi, dengarkan setiap keluhannya, dengarkan setiap
permintaannya, ajak dia untuk bercerita, maka dia akan bahagia dan menjadi
tanaman yang tumbuh dengan sehat.
Sama
seperti manusia, tanaman juga butuh diajak berkomunikasi. Jika manusia tidak
diajak berkomunikasi dan didiamkan saja, maka tidak butuh waktu lama bagi
manusia tersebut untuk mengakhiri hidupnya. Tanaman juga sama, dia butuh diajak
berkomunikasi sebagai wujud rasa sayang kita kepadanya, jika kita tidak
menunjukkan rasa sayang kita pada tanaman yang kita tanam, maka tanaman ini
tidak akan mau berbunga apalagi berbuah. Coba saja di rumah, jika kalian
memiliki tanaman sekecil apapun tanaman itu, cobalah untuk ajak berkomunikasi,
dengarkan apa yang dia mau, gunakan bahasa universal yaitu bahasa hati,
dengarkan apa yang dia minta dan cobalah rawat dengan sungguh-sungguh, aku bisa
jamin tidak akan lama dia sudah mau berbunga dan berbuah.
Aku
sendiri sudah membuktikannya, memang terlihat bodoh dengan mengajak berbicara
pada tanaman, tetapi ini benar-benar sangat efektif. Buktinya, di tempat
jemuran pakaian ada bunga sakura yang di beli oleh ibu kost bertahun-tahun yang
lalu, bahkan sejak aku kost disana 3 tahun yang lalu, aku tak pernah melihatnya
berbunga. Mulai Bulan Januari kemarin aku rawati bunga tersebut, aku pindahkan
ke tempat jemuran pakaian, aku sirami dia dengan air yang cukup dan kasih sayang
yang berlimpah, aku ajak dia bicara dan aku berjanji jika dia mau berbunga aku
akan tambahkan tanah subur ke dalam pot. Ternyata benar, bulan Maret yang lalu
dia mulai mekar meski hanya beberapa kuntum, dan yang lebih mengejutkan lagi
pada bulan Ramadhan kemarin, dari awal ramadhan sampai akhir ramadhan bahkan
sampai bulan Syawal, dia berbunga banyak sekali. Sekarang hampir memasuki bulan
Dzulhijah, dia sudah menunjukkan tanda-tanda akan berbunga kembali. Sudah mulai
muncul calon bunga dalam jumlah banyak.
Jumat, 11 September 2015
Selamat Ulang Tahun Bapak
11 September adalah salah satu tanggal diantara tanggal-tanggal lainnya di Bulan September ini. Bagiku, tanggal tersebut adalah tanggal yang spesial karena pada tanggal tersebut Bapakku lahir ke dunia ini. Pada hari kelahirannya ini, aku akan sedikit menuliskan mengenai Beliau.
Bapakku bernama Suwoco, sosok yang berpostur tinggi ini sangatlah bersahaja. Aku selalu kagum kepadanya, Beliau adalah salah satu PNS di kecamatanku yang pergi berdinas tanpa menggunakan seragam dan hanya menggunakan sepeda. Memang unik sih, tapi ini adalah kebiasaan Bapak. Lagipula, buat apa memakai seragam jika nantinya bapak harus masuk ke dalam kolam ikan dan berkubang di dalam lumpur. Bapakku adalah PNS di lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban, lebih tepatnya lagi di Balai Benih Ikan Jojogan. Sudah puluhan tahun Bapak mengabdikan dirinya di tempat ini, bahkan sejak sebelum aku dilahirkan.
Bapakku adalah idolaku, dia bisa melakukan banyak hal dan itu yang selalu membuatku kagum kepadanya. Bapak selalu memperbaiki sendiri perkakas yang ada di rumah apabila rusak, Bapak juga yang membuat kolam ikan di depan rumah, membuat kandang kelinci diatasnya, dan masih banyak lagi yang dibuat sendiri oleh Bapak di sela-sela pekerjaannya yang sibuk di Balai Benih. Di tempat kerjanya juga, bapak tidak berhenti bekerja. Apapun dia kerjakan, termasuk mengakali setiap perkakas yang ada disana agar bisa digunakan secara lebih optimal.
Kamis, 10 September 2015
Untukmu yang akan mendampingi sisa hidupku
Assalamualaikum,
Wr, Wb.
Hai kamu, iya kamu yang saat ini
entah dimana keberadaanmu, yang masih disembunyikan oleh-Nya agar aku
memperbaiki diriku untuk mempersiapkan diri mengarungi samudra kehidupan
bersamamu. Aku senantiasa berdoa agar aku bisa segera menemukanmu, agar aku
bisa tahu kapan aku bisa meminangmu, agar aku bisa segera mengarungi sisa
kehidupanku bersamamu. Pada hari ulang tahunku ini, tepat tanggal 2 Juli 2015,
aku memohon kepada-Nya sebuah permintaan khusus agar segera didekatkan
denganmu. Jika kau adalah wanita yang telah dekat denganku, aku memohon agar
kita segera bisa disatukan dalam sebuah ikatan suci yang DIA saksikan.
Hai kamu, iya kamu yang akan menjadi
pendamping hidupku dan yang akan menjadi ibu dari anak-anakku nantinya. Aku
saat ini masih berusaha memperbaiki diriku agar layak kau miliki. Aku masih
berjuang untuk bisa menjadi yang terbaik untuk kau miliki. Aku bukanlah manusia
sempurna yang tak pernah melakukan kesalahan, aku hanya manusia dengan sejuta
kekurangan yang aku miliki. Aku berharap kau bisa menjadi pelengkap kehidupanku
yang penuh kekurangan ini dengan kelebihan yang kau miliki. Aku berharap kita
akan menjadi pasangan yang saling melengkapi, sebagaimana kau melengkapi separuh
agamaku.
Hai kamu, iya kamu yang nanti akan
menjadi navigator biduk rumah tangga yang akan kita arungi bersama. Aku
berharap kau bersabar menantikan diriku untuk meminangmu. Aku sekarang masih
berusaha, berusaha untuk menemukanmu, berusaha untuk mendapatkan rejeki yang
halal untuk bekal kehidupan kita nantinya, serta aku yang masih memperbaiki
diriku agar layak menjadi imam bagimu nanti.
Hai kamu, siapapun kamu, apapun
profesimu, bagaimanapun latar belakang keluargamu, bagaimanapun status
sosialmu, aku akan menerimamu apa adanya. Aku akan menerima kekurangan dan
kelebihan yang kau miliki. Aku juga berharap kau akan menerimaku apa adanya
juga, aku berharap kau bisa menerima kekurangan dan kelebihanku pula. Semoga
kita lekas dipertemukan melalui cara terbaik yang DIA persiapkan untuk kita.
Semoga kehidupan kita akan berakhir bahagia nantinya, Aamiin.
Wassalamualaikum,
Wr, Wb.
Jakarta, 02 Juli 2015
Calon Imam Keluargamu Nanti
Jika Hidup Ini .......
Dalam menjalani kehidupan ini
kita tidak boleh mengatakan seandainya hidupku seperti ini, jika saja aku
seperti ini, andai saja aku seperti itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kita
tidak yakin dengan Yang Maha Kuasa karena kita menganggap bahwa Dia tidak
memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan kita. Selain itu, kita juga tidak boleh
pesimis dalam menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi pada kehidupan kita
saat ini, kita harus tetap bersyukur. Jika memang Tuhan memberikan ujian kepada
kita dan ragu akan Karunia-Nya kepada kita, maka cobalah untuk melihat ke
sekitar. Kamu akan menemukan betapa beruntungnya kita yang masih diberikan
nikmat berupa kesehatan dan nikmat untuk tetap bisa menjalani kehidupan ini
lebih baik dari orang lain. Jika pernah dalam diri kita berpikir bahwa kita
lebih menyedihkan daripada orang lain, berarti kamu masih belum bisa mensyukuri
apa yang Tuhan berikan kepadamu.
Kehidupan
ini harus kita jalani dengan berbagai pilihan. Banyak jalan serta pilihan yang
bisa kita ambil, kita bisa memilih untuk melewati jalan yang mudah atau jalan
yang sulit. Setiap manusia sudah diberikan jalan kehidupannya masing-masing,
jika kamu mendapatkan jalan yang sulit, nikmati setiap perjalanannya. Maka
suatu saat nanti kamu akan menemukan jalan yang lebih mudah untuk kamu lalui.
Tak usah berkecil hati jika memang ujian kehidupanmu datang silih berganti, itu
berarti Tuhan menyayangimu. Dia ingin kamu menjadi manusia yang lebih tangguh
dan yang pasti, Tuhan ingin agar kamu lebih siap dalam menghadapi kehidupan
yang lebih keras nantinya. Kamu sedang ditempa agar menjadi pribadi yang lebih
kuat dan lebih siap menghadapi kehidupanmu nanti yang mungkin saja akan lebih
keras dari yang kamu bayangkan dan kamu jalani selama ini. Ingatlah bahwa Tuhan
telah memiliki rencana terbaik untuk kehidupanmu dan kamu tak pernah
mengetahuinya. Jika kamu diberikan jalan begitu terjal untuk kamu lalui, jalani
saja perjalanan kehidupanmu itu. Jangan pernah kamu ragukan jalan yang telah
dipilihkan oleh Tuhan untukmu, Dia selalu memberikan yang terbaik kepadamu. Dia
selalu mengerti dan memahamimu, Dia juga tahu apa yang kamu butuhkan, sehingga
Dia menyiapkan dirimu agar siap menghadapinya nanti.
Tetaplah
menjalani kehidupan ini dengan penuh senyuman, aku yakin kamu akan menemukan
kehidupan yang lebih baik lagi nanti. Jika saja kamu mau dan mampu berjalan
menyusuri setiap ujian kehidupan ini, aku sangat yakin bahwa kamu nanti akan
bisa menjadi seseorang yang penuh dengan kesuksesan. Jangan pernah merasa menyesal
jika kamu dilahirkan bukan dari keluarga yang berkecukupan, karena Tuhan sedang
mempersiapkan dirimu agar siap menjadi orang yang berkecukupan nantinya. Jangan
pernah menyesali jika kamu dilahirkan dalam kondisi yang tidak sempurna, karena
sesungguhnya kesempurnaan itu ada di dalam hatimu, bukan hanya sekedar fisik
saja yang sempurna. Jangan pernah meragukan apa yang telah Tuhan gariskan
kepadamu, karena dibalik setiap penciptaan manusia di muka Bumi ini, selalu
tersimpan rahasia besarNya yang tidak pernah mampu untuk kita kuak.
Tenang
saja jika orang lain menganggap remeh kepadamu, mungkin mereka belum memahami
apa kelebihanmu dan apa yang bisa kamu lakukan untuk kehidupan ini. Aku sangat
yakin jika suatu saat nanti kamu akan menemukan jalan yang indah disaat kamu
telah berhasil lulus dari ujian kehidupan yang Tuhan persiapkan untukmu. Jangan
ragukan kemampuan dirimu sendiri, karena pada dasarnya di dalam dirimu
tersimpan sejuta potensi yang bisa kamu kembangkan menjadi sebuah keunggulan
diri. Setiap manusia telah diciptakan berbeda dan setiap manusia memiliki
keunikan masing-masing, coba lihat ke dalam dirimu sendiri, cobalah introspeksi
dirimu dan gali lebih jauh lagi apa yang bisa kamu kembangkan. Aku yakin bahwa
kamu memiliki sesuatu yang bisa dikembangkan dan dioptimalkan menjadi sebuah
ciri khas dirimu yang bisa membuatmu berbeda dibandingkan yang lain dan kamu
bisa menjadi seseorang dengan keunikan didalamnya.
Lihatlah
dirimu dengan segala kehebatan yang kamu miliki, aku yakin bahwa kamu akan bisa
berhasil jika kamu bisa memahami apa yang kamu miliki. Gali setiap potensi diri
dan setiap kemampuan yang kamu miliki, jika sudah kamu temukan, cobalah untuk
mengembangkannya melalui berbagai cara agar kamu bisa menjadi pribadi yang
hebat. Aku yakin kamu bisa menjadi pribadi yang hebat jika kamu bisa
mengembangkannya. Putus asa hanyalah sebuah keputusan yang diambil oleh
orang-orang yang gagal, aku yakin kamu bukanlah bagian dari orang gagal itu.
Jadi, kamu harus bisa bangkit dan menunjukkan kepada dunia bahwa kamu adalah
bagian dari orang-orang yang sukses. Aku yakin kamu adalah bagian dari generasi
perubahan yang bisa mengubah dunia ini menjadi lebih baik lagi, tinggal jalan
mana yang kamu pilih agar bisa mewujudkan kesuksesanmu itu.
Percayalah
pada dirimu sendiri bahwa kamu memiliki kemampuan untuk menjadi lebih baik
lagi. Jangan pernah menyerah hanya pada keadaan diri yang mencoba untuk
menggerusmu. Cobalah bangkit dari setiap keterpurukkan yang disebabkan oleh
ujian kehidupan, aku yakin bahwa kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik
lagi. Kamu bisa mewujudkan apa yang kamu cita-citakan dengan tanganmu sendiri,
karena kamu terlahir istimewa dan memiliki berbagai keunikan dalam dirimu yang
menjadikan itu sebagai ciri khas dirimu dibandingkan orang lain. Aku yakin kamu
bisa menjadi manusia sempurna dengan ketidaksempurnaan yang kamu miliki. Karena
pada dasarnya sempurna itu bukan mengenai apa yang terlihat dari luar saja,
tetapi sempurna itu adalah disaat kamu bisa menjadikan ketidaksempurnaan yang kamu
miliki menjadi sebuah alat untuk menjadikan dirimu sempurna di hadapan Tuhanmu.
Tak perlu kau meminta pujian dari manusia dan kamu meminta mereka mengakui
kesempurnaan atau ketidaksempurnaanmu, cukup pengakuan dari Tuhan saja yang
kamu butuhkan. Jangan kamu berharap sesuatu dari makhluk-Nya, karena itu tidak
akan mengantarkanmu menuju kesempurnaan yang Dia inginkan atasmu. Yakinkan
dirimu bahwa kamu bisa mewujudkannya, aku yakin juga itu bisa kamu wujudkan.
Teruslah
berjalan walau kerikil tajam terus menusukmu dan membuat kakimu berdarah,
karena itu adalah sedikit pengorbanan yang harus kamu lakukan agar kamu bisa
meraih kesuksesan. Tidak ada sebuah kesuksesan yang bisa diperoleh secara
Cuma-Cuma, banyak sekali perjuangan yang harus kamu lalui agar kamu bisa meraih
kesuksesan. Kesuksesan tidak akan menghampirimu semudah yang kamu kira,
kesuksesan hanya akan menghampirimu jika kamu sudah siap untuk menerimanya dan
kamu juga tahu kapan dia akan datang kepadamu. Buatlah dirimu layak dan pantas
untuk dihampiri oleh kesuksesan, maka kamu akan dapat dengan mudah meraih
kesuksesan.
Inilah coretan gak jelas disaat
aku sedang pusing memikirkan kehidupanku, aku yakin setiap kesulitan yang aku
jalani pasti ada jalan keluarnya, jadi aku jalani saja setiap langkah kehidupanku
tanpa perlu meragukan apa yang orang lain katakan. Karena hidupku adalah
hidupku, bukan orang lain yang mengaturnya melainkan diriku sendiri yang
mengusahakannya agar menjadi lebih baik lagi.
Selasa, 30 Juni 2015
Pemuda Fakir, Kaya Hati
Hari ini, aku mau bercerita tentang sebuah kisah seorang pemuda yang terlahir dari kalangan sederhana. Ayahnya seorang pegawai negeri biasa yang bekerja tak kenal waktu, bahkan melebihi jam kerja pegawai pada umumnya. Sang Ibu kesehariannya mengurus rumah dan mendidik anak-anak di rumah. Pemuda ini sejak kecil telah dibiasakan disiplin dan bertanggung jawab atas semua yang dia kerjakan. Pemuda yang terlahir dan besar di sebuah daerah terpencil di pelosok sebelah barat Jawa Timur ini adalah pemuda yang tangguh, dia hidup dengan ditempa oleh lingkungan yang mengharuskannya menjadi pribadi yang kuat. Lingkungan sekitar tempat tinggal Si Pemuda ini didominasi oleh pendatang yang berprofesi sebagai guru di sekolah sekitar tempat pemuda itu tinggal. Awalnya, pemuda ini tak mau menjadi guru karena dia menganggap menjadi seorang guru tidak akan menghasilkan banyak uang untuk mengubah kehidupan keluarganya yang sangat sederhana.
Sejak kecil, pemuda ini terbiasa membantu ibunya di rumah untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan rumah dan tidak jarang, pemuda tersebut juga ikut menjajakan makanan yang ibunya buat untuk dijual. Ketika masih SD, demi mencukupi kebutuhannya dan adik-adiknya, dia tidak pernah malu untuk mengantarkan kripik singkong yang dibuat oleh orangtuanya ke sekolah-sekolah di sekitar rumahnya. Setiap pagi hari sebelum anak-anak sekolah berangkat, dia sudah harus berangkat terlebih dahulu untuk mengantarkan kripik singkong buatan ibunya ke pedagang yang ada di sekolah. Hasilnya memang tidak seberapa, paling tidak cukuplah untuk uang jajan pemuda ini beberapa hari. Terkadang hasil jualan tersebut ditukar dengan nasi kuning untuk sarapan dia dan adiknya.
Pemuda ini dikenal sangat ringan tangan dan suka menolong teman-teman atau bahkan menolong gurunya ketika membutuhkan bantuan. Dia sering diminta oleh gurunya untuk membantu mempersiapkan sekolah jika akan ada penilaian dari Kabupaten untuk perlombaan, hal ini tidak jarang membuatnya harus pulang lebih sore dibandingkan teman-temannya yang lain. Dia menjalani semua ini dengan penuh suka cita, meskipun tenaga yang dia keluarkan seharian hanya dibayar dengan sebuah nasi bungkus saja. Pemuda ini tetap menjalani kehidupannya dengan penuh semangat, sebuah keyakinan yang selalu terpatri kuat dalam dirinya bahwa apa yang dia usahakan hari ini tidak akan langsung membuahkan hasil saat itu juga. Dia suka menolong orang karena memang dia punya prinsip, jika dia membantu orang lain maka Tuhan tidak akan segan memberikan pertolongan kepadanya dari arah yang tidak pernah dia sangka datangnya.
Ketika memasuki jenjang SMP, pemuda ini masih menjalani kehidupannya yang sangat sederhana. Dia tidak mau merepotkan orangtuanya dengan meminta uang jajan lebih atau terkadang hanya cukup untuk membeli nasi bungkus di sekolah ketika dia belum sarapan dari rumah. Pemuda ini sering kali saat selesai belajar pada malam hari, dia keluar rumah untuk berkeliling di sekitar rumahnya, mencari orang-orang yang membutuhkan pijat. Kebetulan, pemuda ini memang memiliki bakat memijat, dia sendiri tidak pernah belajar memijat pada siapapun, tetapi dia bisa memijat dengan titik yang tepat. Hasil yang dia dapatkan dari hasil memijat tersebut tidak dia habiskan sekaligus, dia simpan dan dia gunakan untuk membayar SPP sekolahnya yang pada waktu itu masih sangat murah yaitu Rp 20.000,-. Uang 20 ribu bukanlah uang yang sedikit bagi pemuda ini, dia hanya diberikan uang saku Rp 1.000,- setiap harinya hingga dia lulus SMA. Uang saku tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya di sekolah yang terkadang haru fotokopi bahan-bahan pelajaran atau mungkin harus membayar iuran kas kelas. Pemuda ini selalu memutar otaknya dan tidak pernah malu menjalani setiap usaha untuk bisa menyambung kehidupan. Sejak kelas 2 SMP, dia membantu berjualan di koperasi siswa. Pekerjaan ini dia lakukan sampai lulus SMP. Dia membantu berjualan di koperasi tanpa mengharapkan imbalan ataupun upah sama sekali, dia ikhlas menjalani semua ini karena memang dia suka menolong orang. Pada waktu itu, koperasi siswa selalu ramai pada saat jam istirahat karena para siswa lebih suka membeli jajanan disana karena lebih banyak macamnya terutama dikarenakan terdapat banyak pilihan minuman dingin. Pemuda ini mendapatkan jatah untuk melayani pembeli yang ingin membeli minuman dingin, sehingga dia harus berdiri di depan mesin pendingin yang berisi air mineral dan berbagai minuman bersoda. Biasanya dia hanya diberikan upah berupa minuman dingin yang pecah atau robek sehingga tidak bisa dijual kepada pembeli, sehingga minuman tersebut bisa dia minum. Penjaga koperasi siswa ini sendiri hanya ada 2 orang, 1 perempuan yang memang ditugaskan di koperasi dan 1 orang guru laki-laki yang dengan sukarela membantu berjualan setiap jam istirahat tiba. Pemuda ini lebih banyak menghabiskan waktu istirahatnya di koperasi siswa untuk membantu berjualan disana.
Ketika dia sudah lulus SMP dan beranjak menjadi siswa SMA, pemuda ini masih tidak segan menjalani profesinya sebagai tukang pijat. Bahkan pernah ada sebuah kejadian yang unik, yaitu pada saat kepala sekolah memanggilnya ke ruangan. Pemuda ini merasa bingung karena selama ini dia merasa tidak pernah ada masalah serius dengan sekolah sehingga membuatnya dipanggil oleh kepala sekolah. Ternyata ketika dia masuk ke dalam ruangan kepala sekolah, dia diminta untuk memijat kepada sekolah karena sedang lelah dengan beban pekerjaan yang menumpuk. Kepala sekolah memberikan imbalan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah, sebuah nominal yang setara dengan sepuluh hari uang saku dari orangtuanya. Uang tersebut dia simpan baik-baik, jika dia membutuhkan uang untuk membeli makanan, dia akan menggunakan uang yang dia simpan tersebut. Pemuda ini masih juga membantu berjualan di sekolah, tetapi bukan di koperasi siswa lagi seperti ketika dia SMP dulu, tetapi di kantin sekolah milik kepala tata usaha. Posisinya juga tidak jauh berbeda ketika dia masih SMP dulu, yaitu membuatkan minuman untuk pengunjung kantin dan terkadang dia membantu mencuci piring dan gelas. Hal ini dia lakukan untuk mendapatkan menu sarapan atau makan siang gratis dari pemilik kantin. Dia menjalani pekerjaan ini sampai dia lulus SMA. Meskipun dia menjalani berbagai profesi sekaligus, bukan berarti dia melupakan tanggung jawab utamanya sebagai pelajar. Dia tetap bisa memberikan prestasi dan selain itu, dia juga dipercaya sebagai ketua OSIS di sekolahnya. Meskipun dia menjadi seorang ketua OSIS, tetapi dia tidak pernah ragu untuk memberikan pertolongan kepada siapapun termasuk menolong ibu kantin kalau sudah tiba jam istirahat. Biasanya pemuda ini akan berlari dengan terburu-buru untuk menuju kantin dengan harapan belum banyak anak-anak yang datang untuk membeli makanan di kantin, sehingga dia bisa bersiap-siap di posisi.
Pemuda ini memiliki berbagai macam pekerjaan yang dia lakoni sejak SMP bahkan sampai jenjang perguruan tinggi juga masih dia lakukan. Akan tetapi, meskipun dia memiliki pekerjaan, tetapi hasil yang dia peroleh dari hasil bekerja tersebut masih belum bisa mencukupi kehidupannya sehari-hari. Karena sifat dari pekerjaan yang dia lakukan tidak setiap hari mendapatkan pekerjaan dan sistemnya juga dia tidak menerima upah secara rutin. Tetapi semua hal tersebut tidak pernah menghalanginya untuk terus menebar kebaikan dan kebajikan, karena dia tetap memegang prinsip bahwa jika melakukan sebuah kebaikan, maka suatu saat nanti dia akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan yang tidak pernah dia duga datangnya.
Saat pemuda ini menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa rantau di Ibukota, dia menjalani berbagai macam pekerjaan untuk meringankan beban orangtuanya. Akan tetapi semua itu masih saja belum bisa memenuhi kebutuhannya di Ibukota. Pemuda ini tidak pernah menyerah untuk terus berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga bisa mencukupi kebutuhannya sebagai mahasiswa di Jakarta. Dia menjalani berbagai macam pekerjaan antara lain sebagai penjual pulsa seluler, penjual gorengan dan nasi uduk, penjual lulur, penjual masker wajah, penjual sepatu dan sandal, bahkan dia juga pernah menjalani pekerjaan sebagai tukang isi ulang air minum. Berbagai pekerjaan yang dia jalani tersebut tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhannya dan dia juga merasa risih jika harus selalu meminta kiriman uang dari orangtuanya.
Meskipun dia hidup dalam kekurangan, tetapi dia tidak segan untuk membantu teman-temannya yang membutuhkan. Dia terkadang meminjamkan sejumlah uang yang pemuda itu miliki kepada teman-temannya yang ingin membuka usaha atau yang sedang mengalami kesulitan secara finansial. Dia tidak pernah ragu untuk menolong orang lain. Dia juga rutin menyumbangkan darahnya untuk orang-orang yang membutuhkan. Dulu dia sempat diminta menghentikan kegiatan donor darah tersebut oleh ibunya karena pemuda ini pada awalnya sering sakit karena belum bisa menyesuaikan diri dengan kondisi tubuhnya setelah donor darah, akhirnya setelah beberapa kali donor darah dan meyakinkan ibunya bahwa apa yang dia lakukan semata-mata untuk menolong orang lain, dia melanjutkan kegiatan donor darah itu dan bahkan saat ini dia menyumbangkan darah setiap dua minggu sekali.
Ini merupakan sebuah kisah mengenai seorang pemuda yang diambil dari sebuah kisah nyata. Semoga bisa menjadi sebuah inspirasi bagi rekan-rekan pembaca sehingga rekan-rekan tidak segan untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan. Tuhan tidak pernah tidur, Dia tahu siapa saja yang berbuat baik. Sehingga dia tidak akan pernah salah dalam membantu orang.
Jakarta, 30 Juni 2015.
Minggu, 28 Juni 2015
Berburu Investasi Dunia dan Akhirat
Akhir-akhir ini, aku menjalani kehidupanku dengan lebih giat lagi berkeliling kota Jakarta. Hal ini aku lakukan untuk masa depan lebih baik, tidak hanya masa depanku sendiri tetapi juga masa depan anak asuhku dan juga masa depan Indonesia. Pada postingan sebelumnya, aku sudah bercerita kalau saat ini aku sudah bekerja sebagai tenaga pemasar di Prudential Indonesia. aku menjalani pekerjaan ini bukan hanya untuk diriku semata, bukan karena aku ingin kaya raya, bukan karena aku ingin memperbaiki kondisi sosial ekonomi keluargaku semata. Ada hal lain yang jauh lebih penting dari itu semua. Aku harus memikirkan biaya pendidikan kedua adikku yang saat ini sudah duduk di bangku kuliah dan SMP, selain itu masih ada 4 anak yatim dan 2 yatim piatu yang secara tidak langsung menjadi tanggung jawabku karena 4 diantaranya masih ada hubungan keluarga, dan 2 yang lainnya sudah seperti keluarga sendiri. Aku ingin membantu biaya pendidikan mereka semua. Selain itu, aku juga ingin memberikan sebagian komisi yang aku dapatkan dari Prudential untuk membiayai 5 anak SD dan 5 anak SMP di pelosok negeri melalui program Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GNOTA). Karena aku sendiri terdaftar sebagai orangtua asuh melalui program ini, aku ingin membantu mencerdaskan kehidupan bangsa ini melalui pendidikan. Selain itu, aku juga ingin mendirikan sekolah dari hasil komisi yang aku dapatkan. Aku ingin membangun sebuah sekolah yang berbasiskan pada impian yang dimiliki oleh anak-anak. Karena kekuatan impian jauh lebih besar dampaknya untuk mendorong anak belajar lebih giat lagi. Sekolah ini sedang aku garap masterplan-nya dan aku sangat berharap bisa membangun dan mendirikan sekolah ini dalam waktu dekat.
Kendala yang aku hadapi saat ini adalah terkait minimnya orang yang mau menjadi nasabah di Prudential, hal ini membuatku harus memutar otak. Bagaimana mungkin aku bisa mewujudkan semua harapan dan cita-citaku itu jika aku sendiri kesulitan untuk mencari orang yang mau menjadi nasabah di Prudential, padahal produk yang aku tawarkan juga berbasis syariah sehingga terbebas dari riba.
Bagi siapapun yang peduli pada pendidikan di Indonesia, bagi siapapun yang menginginkan mendapatkan investasi dunia dan akhirat, bagi siapapun yang membaca tulisan ini dan ingin membantu mereka yang kurang beruntung, bagi siapapun yang membaca tulisan ini dan ingin tahu lebih jauh mengenai produk Prudential yang aku tawarkan, bagi siapapun yang ingin menggunakan asuransi jiwa + berinvestasi secara syar'i, bagi siapapun yang ingin merencanakan masa depan lebih baik lagi,
Silakan hubungi saya melalui nomor telepon +6285257611963 atau +6285774497443. atau bisa juga melalui alamat email ikhin.sholikhin@gmail.com
Saya sangat ingin membantu kehidupan siapapun yang membaca tulisan ini, selain itu saya juga ingin mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui pendidikan yang lebih baik. Tidak menutup kemungkinan bagi saya untuk menambah jumlah anak asuh, mengingat di Indonesia ini masih banyak anak-anak kurang beruntung yang memerlukan pendidikan yang layak.
Selasa, 16 Juni 2015
Kangen Nulis
Halo pembaca setia, apa kabarnya?
maaf sudah lama tidak mengisi tulisan di blog ini, maklumlah lagi sibuk. #SokSibuk
Tapi bener lho, sekarang lagi sibuk nguber skripsi ditambah lagi sekarang punya pekerjaan baru sebagai Prudential Financial Advisor alias agen Prudential. Udah pada tau dong apa itu Prudential?!.
Yap, bener banget sekarang gw jadi agen di perusahaan asuransi Prudential Indonesia, makanya gw lagi banyak-banyaknya ikut training di kantor. bagi yang mau buka polis prudential bisa hubungi saya di nomor hape 085774497443.
SHOLIKHIN
no. agent/ no. lisensi : 02014039/ 14418089
maaf sudah lama tidak mengisi tulisan di blog ini, maklumlah lagi sibuk. #SokSibuk
Tapi bener lho, sekarang lagi sibuk nguber skripsi ditambah lagi sekarang punya pekerjaan baru sebagai Prudential Financial Advisor alias agen Prudential. Udah pada tau dong apa itu Prudential?!.
Yap, bener banget sekarang gw jadi agen di perusahaan asuransi Prudential Indonesia, makanya gw lagi banyak-banyaknya ikut training di kantor. bagi yang mau buka polis prudential bisa hubungi saya di nomor hape 085774497443.
SHOLIKHIN
no. agent/ no. lisensi : 02014039/ 14418089
Jumat, 17 April 2015
IMABKIN Perjalananku, Part 2
Perjalanan di Organisasi ini
tidak berakhir pada kegiatan Rakerwil di Jember saja, kegiatan selanjutnya yang
aku ikuti adalah agenda Musyawarah Wilayah II dan Rapat Pimpinan Nasional yang
diselenggarakan di Bumi Siliwangi Kampus UPI Setiabudhi Bandung pada tahun
2011. Kegiatan ini tidak kalah ramai dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya yang
aku ikuti, karena berskala nasional. Sebagai perwakilan dari UNJ, pada kegiatan
kali ini aku tidak hadir sendirian seperti pada kegiatan sebelumnya. Pada
kegiatan ini, ada 6 orang delegasi yang mewakili UNJ termasuk aku sebagai
delegasi. Kami mengawali rangkaian kegiatan dengan acara ramah tamah yang
diadakan di salah satu penginapan tempat peserta menginap yaitu di lingkungan
Pondok Pesantren Darut Tauhid milik Aa Gym. Pada kegiatan ramah tamah ini,
semua delegasi wajib memperkenalkan diri, berasal dari kampus mana dan harus
ada ciri khas dari daerah mereka berasal yang mereka tampilkan pada sesi
perkenalan ini. Acaranya juga sangat meriah karena delegasi yang hadir pada
kegiatan ini tidak hanya berasal dari wilayah Sumatera dan Jawa saja, tetapi
juga dari Nusa Tenggara dan Sulawesi juga hadir pada kegiatan ini.
Pagi
harinya, rangkaian kegiatan dimulai dan dibuka melalui sebuah seminar berskala
nasional di Auditorium Jicca FMIPA UPI. Seminar bertema Grand Design Pendidikan
Karakter Melalui BK tidak hanya dihadiri oleh delegasi perwakilan kampus yang
mengikuti kegiatan Muswil dan Rapimnas saja, tetapi dihadiri juga oleh guru BK
dari daerah Bandung dan sekitarnya serta mahasiswa BK UPI. Seusai acara seminar
ini dilaksanakan, dilanjutkan dengan pemberian sambutan yang dilakukan di
Auditorium FIP UPI. Acara ini digelar sampai sore hari dan kemudian dilanjutkan
dengan agenda Muswil yaitu untuk menentukan presidium siding tetap yang
dilakukan di Bookstore UPI. Pada pemilihan presidium tetap ini, aku dan mas
Rizki dari UM ijin untuk ke kamar mandi tetapi tidak kembali sampai pemilihan
presidium tetap selesai. Hal ini kami lakukan agar kami berdua tidak terpilih
sebagai presidium tetap dan memiliki hak suara serta hak bicara penuh sebagai
delegasi kampus masing-masing. Selain itu juga, jika saya menjadi presidium
tetap, maka kesempatan saya untuk mengajukan diri sebagai ketua wilayah dalam
forum musyawarah wilayah ini akan hilang. Akhirnya kami berdua bersepakat untuk
menghabiskan waktu di depan toilet kampus UPI yang ketika malam hari tampak
jauh lebih menyeramkan daripada ketika siang hari. *Catatan untuk adik-adik
yang membaca tulisan ini, jangan pernah meniru apa yang saya lakukan bersama
Mas Rizki dari UM ini ya, karena hal ini sebenarnya tidak patut dilakukan jika
kalian mengikuti sebuah forum resmi.*
Keesokan
harinya, musyawah wilayah dimulai dengan agenda pembacaan LPJ Pengurus Wilayah
II. Pembacaan LPJ dilakukan oleh ketua dan pengurus wilayah II yang akan
didemisionerkan. Teteh Yuli Nurmalasari Ketua Wilayah II sekaligus Pacarnya Mas
Rizki dari UM (sekarang sih sudah resmi jadi suami istri) menyampaikan LPJ
mengenai program kerja dari pengurus wilayah II. Kemudian pembacaan LPJ
dilanjutkan oleh pengurus yang lainnya sesuai dengan bidang kerja mereka
masing-masing. Setelah pembacaan LPJ selesai, dilanjutkan dengan penyampaian
pandangan dan rekomendasi dari masing-masing delegasi yang hadir di acara
musyawarah wilayah ini. Setelah melalui perdebatan yang alot terkait diterima
atau ditolaknya laporan pertanggungjawaban ini, akhirnya disepakati bersama
bahwa laoran pertanggungjawaban pengurus wilayah II diterima dengan berbagai
catatan yang mengiringinya. Musyawarah Wilayah kemudian dilanjutkan dengan
pembahasan mekanisme pencalonan ketua wilayah dan bagaimana mekanisme pemilihannya
juga.
Rangkaian
pemilihan ketua wilayah dimulai dengan pembahasan tata tertib pemilihan ketua
wilayah IMABKIN, setelah pembahasan tata tertib ini selesai, kemudian
dilanjutkan dengan pencalonan ketua wilayah dan proses verifikasi bakal calon
ketua wilayah. Pada pencalonan ketua wilayah ini, namaku muncul sebagai salah
satu kandidat calon ketua wilayah II IMABKIN. Pada saat proses verifikasi, aku
memutuskan untuk mengundurkan diri dari pencalonan. Hal disebabkan karena IPK
yang aku peroleh kurang dari 3,00 atau sekitar 2,98. Ketika aku memutuskan
mengundurkan diri ini, aku tidak menjelaskan secara pasti alasannya kenapa aku
memutuskan mundur dari pencalonan ini, kepada beberapa senior aku katakan bahwa
aku tidak ingin memegang wilayah II, biar rekan-rekan dari daerah lainnya yang
memegangnya sehingga tidak terkesan terlalu sentral harus di Jakarta sebagai
sentral dari wilayah II. Beberapa senior setuju dengan alasan pengunduran diri
tersebut, tetapi ada beberapa senior yang sepertinya kecewa terkait keputusan
yang aku ambil tersebut. Setelah selesai proses verifikasi, dimulailah proses
pemilihan ketua wilayah II.
Suasana
pemilihan cukup kondusif karena memang masing-masing delegasi sudah memiliki
pilihan masing-masing. Kemudian, saudara Azhar dari Universitas Negeri Malang
terpilih sebagai ketua wilayah II. Pada saat Azhar dinyatakan terpilih sebagai
ketua wilayah, aku dan beberapa senior berdiskusi terkait hasil pilihan
rekan-rekan forum di musyawarah wilayah ini. Karena kami tidak ingin kejadian
ketua wilayah yang mengundurkan diri terulang kembali, mengingat Azhar berasal
dari kampus yang sama dengan ketua wilayah II sebelumnya yang mengundurkan
diri. Kami berharap selama satu periode kedepan, Azhar bisa memimpin wilayah II
dengan lebih bijak, mengingat cakupan wilayah II yang membentang dari Pulau Jawa,
Bali, Nusa Tenggara Barat sampai Nusa Tenggara Timur. Kami berharap terjadi
sebuah perkembangan yang lebih baik dan bisa lebih menghidupkan wilayah II
sehingga bisa menjadi salah satu kepengurusan wilayah yang bisa dicontoh oleh
wilayah lainnya dalam menjalankan kepemimpinannya. Pada kenyataannya, ketika
kepengurusan ini berjalan, Azhar kurang memberikan kontribusi positif dalam
organisasi sehingga wilayah II terkesan mati suri, padahal kepengurusan sendiri
masih ada dan berjalan.
Pemilihan
ketua wilayah telah diselesaikan dan dilanjutkan pada agenda selanjutnya yaitu
Rapat Pimpinan Nasional Pengurus Pusat IMABKIN. Pada rapat ini, delegasi yang
hadir dibagi menjadi beberapa komisi sehingga bisa lebih fokus untuk membahas
permasalahan yang dihadapi oleh pengurus pusat. Kebetulan pada malam itu, saya
mendapatkan bagian di komisi yang membahas terkait dengan tuan rumah kongres
selanjutnya. Pada komisi ini, saya menyampaikan pandangan saya jika kongres
selanjutnya sebaiknya dilakukan di tempat ketua umum berada, harapannya agar
nanti lebih mudah untuk mengurus semua keperluan dan juga persiapan pelaksanaan
kongres tersebut. Selain itu juga, kami berharap agar ini menjadi sebuah
tradisi baru di IMABKIN dan pada periode selanjutnya dapat dilaksanakan secara
terus menerus. Karena mengingat waktu yang sudah semakin larut, sehingga
pelaksanaan rapat komisi dan siding pleno juga dipindahkan ke penginapan. Sebagai
tempat pleno dipilihlah penginapan pria yang bertempat di deretan paling ujung
penginapan yang juga merupakan tempat menginapku. Disana kami menyampaikan
pandangan-pandangan kami terkait berbagai permasalahan yang dihadapi dan juga
terkait pelaksanaan kongres selanjutnya. Sayangnya, karena terlalu lelahnya,
setelah menyampaikan pandangan komisi dan diterima pandangan tersebut oleh
forum, aku mencuri-curi untuk tidur di tempat siding, akhirnya malah ketiduran
dan tidak ada yang membangunkan sampai terasa dingin karena memang aku tidur
dekat dengan jendela. Begitu aku terbangun, semua delegasi sudah menghilang dan
hanya ada beberapa delegasi yang masih ngobrol termasuk Mas Dani dari UM. Akhirnya
aku berpindah ke kamar bersama dengan delegasi lainnya.
Hari
terakhir di Bandung diisi dengan rangkaian kegiatan jalan-jalan, panitia sudah
memberikan kejutan kepada peserta dan mengajak peserta untuk berjalan-jalan ke
Museum Geologi dan juga di Saung Angklung Mang Udjo. Tempat pertama yang
dikunjungi adalah Museum Geologi, ya namanya mahasiswa, dimanapun berada wajib
untuk berfoto-foto bersama. Jadi kami berkunjung ke Museum Geologi juga lebih
banyak melakukan foto-foto bersama di ruangan museum, yang seharusnya tidak
diijinkan sesuai dengan aturan yang ada di museum. Banyak koleksi-koleksi foto
kami selama jalan-jalan tersebut, kalau tanya mana koleksinya, silakan hubungi
panitia dan rekan-rekan peserta yang datang kesana membawa kamera, da aku mah
apa atuh. He he he he….
Seusai
dari Museum Geologi, kami semua bergerak menuju Saung Angklung Mang Udjo. Kami
mengikuti pagelaran yang ditampilkan di Saung Angklung ini. Kami menyaksikan
pertunjukan tari, pertunjukan wayang dan juga yang tidak ketinggalan adalah
memainkan angklung massal yang dilakukan oleh seluruh delegasi yang hadir serta
penonton yang ada disana saat itu. Kami riang gembira menari bersama karena
kami semua tahu, setiap perjumpaan pasti akan ada perpisahan. Begitu juga
dengan acara di UPI ini, kami harus berpisah dengan rekan-rekan yang kami kenal
dalam beberapa hari kebelakang, tetapi kami tetap jaga semangat silaturahmi
diantara kami semua. Aku sendiri tidak pernah putus menjalin silaturahmi dengan
rekan-rekan dari berbagai daerah. Memang berat ketika sudah bersama-sama selama
beberapa hari kemudian kita diminta untuk kembali ke daerahnya masing-masing,
tetapi kami tetap menyimpan setiap memori kenangan ini dalam sebuah kotak besar
yang bernama IMABKIN, sebuah kotak yang senantiasa terisi dengan ribuan
pengalaman baru serta mampu menyatukan mahasiswa BK dari penjuru negeri untuk
bersatu padu membangun negeri ini melalui profesi BK. Aku percaya, suatu saat
nanti mereka yang pernah ikut dalam kegiatan IMABKIN akan ada yang menjadi
orang penting di negeri ini, sehingga mereka bisa mengangkat nama profesi ini
menjadi lebih dihargai dan mendapatkan tempat yang layak di negeri kita
tercinta ini. Harapan besar kami setelah mengikuti kegiatan IMABKIN ini, kami
bisa terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan dalam berbagai hal termasuk
dalam pengembangan ke-BKan. Besar harapan kami dan pendiri IMABKIN untuk
menjadikan organisasi ini sebagai sebuah wadah yang menghimpun seluruh
mahasiswa BK di Indonesia untuk bersama-sama memperjuangkan kelangsungan serta
keberlanjutan BK sebagai sebuah profesi yang utuh di bumi pertiwi ini. Semoga
IMABKIN semakin bertumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang lebih baik
lagi dalam mewadahi rekan-rekan BK di Indonesia. Aku Menyayangimu IMABKIN.
Nanti akan berlanjut ke Part 3 ya…..
Tunggu kelanjutannya, nanti ada “From
IMABKIN With Love” juga lho, jadi tunggu edisi selanjutnya tulisanku tentang
IMABKIN.
Semoga bermanfaat…….
Rabu, 15 April 2015
IMABKIN Perjalananku Part 1
IMABKIN merupakan sebuah
organisasi profesi kemahasiswaan bimbingan dan konseling seluruh Indonesia.
Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 2007 di Jakarta
dengan Universitas Negeri Jakarta sebagai tuan rumah kongres pertama. Aku mengenal
IMABKIN sejak tahun 2009 atau lebih tepatnya saat aku memulai perjalanan
kehidupanku di bangku kuliah. Ketika itu, masa pengenalan akademik kampus
menjadi ajang perkenalan pertamaku dengan organisasi ini. Senior-seniorku yang
mengenalkannya melalui acara sosialisasi yang dirangkai dalam kegiatan
pengenalan akademik di tingkat jurusan.
Sejak
awal, aku sudah sangat tertarik dengan organisasi ini dan berkeinginan untuk
mengembangkan kemampuanku dalam hal berorganisasi melalui IMABKIN ini. Aku
mengatakan kepada seniorku terkait keinginanku untuk aktif dalam organisasi ini
serta ingin membesarkan IMABKIN yang pada saat itu masih berumur belum genap 2
tahun itu. Seniorku yang bernama Adi Sukardi menyambut baik keinginanku ini
untuk aktif dalam IMABKIN, kemudian dia memberi tahu kepadaku bahwa akan
diadakan kongres kedua di Surabaya sekitar bulan Desember 2009. Aku mengatakan
bahwa aku akan memastikan diri untuk hadir pada acara kongres tersebut.
Bulan
Desember 2009, aku kembali bertanya kepada seniorku terkait agenda kongres,
karena sampai awal bulan masih belum ada konfirmasi. Ternyata, pelaksanaan
kongres harus diundur mengingat kesiapan panitia kongres di Surabaya. Sehingga
kongres baru dapat dilaksanakan pada bulan Januari 2010. Pada saat berangkat
menuju tempat kongres, aku sempatkan mampir pulang ke rumah terlebih dahulu,
karena memang aku pesan tiket kereta ke Stasiun Bojonegoro biar bisa pulang
terlebih dahulu sebelum berangkat ke Surabaya menggunakan bis. Aku berangkat
menuju tempat kongres menggunakan bis dari Bojonegoro kemudian naik bis lagi
arah Terminal Bungurasih dan turun di salah satu jalan di Surabaya lebih
tepatnya di sebelah selatan Jalan Ahmad Yani, aku sendiri lupa nama jalannya
apa, yang aku ingat tempatnya tersebut adalah kantor dari pamanku. Sewaktu aku
memasuki lingkungan tempat acara, aku berjumpa dengan pamanku dan memintaku
untuk mampir, tetapi karena aku sendiri masih harus mengikuti acara kongres
otomatis tidak bisa mampir.
Kegiatan
kongres diawali dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban dan dilanjutkan
pembahasan AD-ART IMABKIN, agenda pembahasan ini sendiri memakan waktu cukup
lama. Setelah pembahasan ini selesai, dilanjutkan dengan agenda pemilihan ketua
umum IMABKIN. Pada agenda pemilihan ketua umum ini, terjadi perseteruan sengit
antara perguruan tinggi negeri dengan perguruan tinggi swasta. Hal ini
menyebabkan ada dua kubu yang bertarung dalam pemilihan ketua ini, kubu PTN
diwakili oleh Wizurai Wirawan dari Universitas Negeri Makassar, serta Khoirul
Umam dari IKIP PGRI Semarang yang mewakili PTS. Perolehan suara mereka juga
sangat ketat, meskipun demikian, Wizurai Wirawan terpilih sebagai ketua umum
IMABKIN 2009-2011. Setelah melalui pemilihan ketua umum yng a lot dan memakan
waktu cukup lama, sekitar jam 3 dini hari kegiatan kongres ditutup dengan
terpilihnya Wizurai Wirawan sebagai ketua umum, setelah itu jam 8 pagi kami
harus mengikuti seminar nasional sebagai salah satu rangkaian acara kongres
IMABKIN. Sebagian besar peserta kongres yang merupakan peserta kongres juga tidak
bisa menahan rasa kantuknya karena harus menjalani persidangan sampai dini
hari. Selesai pelaksanaan kongres, semua peserta diajak untuk melakukan field trip di Kota Pahlawan, aku lebih
memilih untuk balik terlebih dahulu karena harus mampir ke rumah salah satu
pamanku di Surabaya.
Pada
saat libur semester genap sekitar bulan Juni-Juli 2010, ketika itu aku sedang
berlibur di rumah kakekku di daerah Lamongan Jawa Timur, pada saat itu hari
rabu malam. Aku mendapatkan telepon dari seniorku yang meminta pada hari jumat
untuk berangkat ke Jember guna mengikuti kegiatan Rakerwil untuk wilayah II
yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Aku sendiri kaget karena harus pulang ke rumah terlebih dahulu dan kemudian
melanjutkan perjalanan ke Jember sendirian, sedangkan aku sendiri belum pernah
sekalipun pergi kesana. Aku bertanya pada rekanku yang rumahnya di Jember
terkait rute dan bis apa yang bisa membawaku ke sisi timur Propinsi Jawa Timur
tersebut. Hari jumat pagi aku putuskan untuk berangkat ke Surabaya melalui
Bojonegoro. Setibanya di Surabaya, aku mencari bis yang bisa membawaku ke
Jember, aku berada di bis tersebut cukup lama. Sore hari sekitar jam 4 sore aku
baru sampai di Jember, kemudian karena tidak ada panitia yang menjemput di
terminal, mau tidak mau aku naik angkot menuju IKIP PGRI Jember, untungnya
hanya sekali naik angkot dan turun pas tepat di depan kampusnya. Disana aku
sudah ditunggu oleh panitia dari IKIP PGRI Jember dan ada salah satu rekan yang
aku kenal yaitu Rizki dari Universitas Negeri Malang, ternyata dia sebagai Steering Committee di acara tersebut.
Mas Rizki ini pasti hadir karena memang sang pacar yaitu Teh Yuli Nurmalasari
dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, merupakan pelaksana tugas
Ketua Wilayah II IMABKIN. Sehingga Mas Rizki pasti hadir juga di acara
tersebut. Menjelang maghrib, kami semua diantarkan oleh panitia menuju tempat
peristirahatan sekaligus tempat acara di kawasan wisata Rembangan. Tempat acara
ini berada di atas pegunungan dengan nuansa khas pegunungan dan bisa melihat
keindahan Jember di waktu malam hari.
Pada
hari Sabtu pagi, kami memulai rangkaian acara RAKERWIL yaitu dengan pembahasan
program kerja Wilayah II yang dibahas melalui rapat komisi kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan melalui siding pleno. Pembahasan program kerja ini sebenarnya
tidak membutuhkan waktu yang lama karena pengurus wilayah II sudah menyiapkan
draft program kerja yang akan dibahas dalam forum. Sehingga kinerja tim dalam
komisi menjadi lebih mudah karena tidak perlu meraba lagi apa saja yang hendak
dijadikan program kerja, tim komisi tinggal membahasnya dan menambahkan atau
menghapuskan program kerja tersebut agar lebih relevan. Sore hari sebelum
magrib, program kerja sudah disepakati dan sudah disahkan dalam persidangan
pleno. Pada malam hari, sebenarnya pengurus pusat akan mengadakan rapat
internal, akan tetapi banyak pengurus pusat dan wilayah yang mengajukan ijin
kepada ketua umum untuk ke kota membeli jagung bakar di alun-alun. Padahal, mereka
tidak membeli jagung bakar tersebut melainkan ke kafe untuk karaoke disana
sambil minum kopi. Aku termasuk kedalam salah satu tersangka didalamnya, momen
ini selalu dikenang sebagai salah satu momen melarikan diri paling absurd oleh
pengurus IMABKIN. Ketua umum menelepon untuk memastikan posisi rekan-rekan
pengurus IMABKIN dan peserta Rakerwil, karena banyak yang menghilang dari
tempat acara. Kami yang “katanya” mencari jagung bakar tersebut sekalian
melakukan pengecekan mengenai kesiapan untuk menggelar seminar nasional di
kampus IKIP PGRI Jember.
Pagi hari, kami harus sudah bersiap untuk menuju kampus
guna mengikuti kegiatan Seminar Nasional sebagai kegiatan penutup dan sekaligus
diagendakan untuk mengadakan field trip tetapi
untuk acara jalan-jalan tidak jadi dilaksanakan dikarenakan acara seminar
sendiri mundur selesainya, sehingga untuk acara jalan-jalan harus dibatalkan.
Kami harus menginap semalam lagi di Jember, untuk kali ini kami menginap di
panitia yang sekaligus pengurus IMABKIN, kami menginap di kost-kostan salah
satu senior IMABKIN yang ada di Jember. Kami tidak mungkin memaksakan untuk
kembali ke Surabaya pada malam hari karena kendaraan umumnya yang sulit untuk
semua delegasi bisa terangkut, kami memutuskan menggunakan kereta api di keesokan
harinya. Kami harus tiba di stasiun sebelum jam 5 pagi agar masih bisa dapat
kereta yang menuju ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan menuju daerah
masing-masing. Aku memutuskan untuk mampir di kampus UNESA Lidah Wetan terlebih
dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah pamanku yang di Surabaya.
Sekalian aku bertemu dengan rekan-rekan SMA yang melanjutkan studi disana.
Rabu, 04 Maret 2015
Kampus Lama, Rasa Baru
Kampus Lama, Rasa Baru
Rabu, 25 Februari 2015
@PlazaUNJ 5.25PM
Lima
setengah tahun yang lalu, saat aku baru memasuki kampus ini sebagai mahasiswa
baru, aku tidak pernah mengenal tempat ini sebagai Plaza UNJ. Tempat ini baru
sekitar setahun yang lalu di sulap menjadi Plaza untuk berkumpulnya mahasiswa
dengan berbagai kepentingan, ada yang menggunakannya untuk rapat, ada yang
menggunakannya untuk mengadakan pertunjukkan, ada yang menggunakan untuk tempat
pementasan tari atau digunakan untuk sekedar nongkrong selepas kuliah.
Sebelumnya, tempat ini bernama HI (Halaman IKIP), sebutan ini masih terus
melekat di tempat ini meskipun sudah berganti nama menjadi Plaza UNJ.
Dulu,
tempat yang lebih familiar disebut sebagai HI ini merupakan tempat berkumpulnya
mahasiswa, tempat nongkrong, tempat melakukan pertunjukkan drama, dan juga
untuk melakukan upacara bendera ketika peringatan hari besar nasional.
Sekarang, sudah di sulap sehingga memiliki laham hijau lapang yang lebih sering
dipakai sebagai tempat duduk-duduk santai saat senja di kampus atau melakukan
rapat organisasi. Sementara tempat lapang di sebelah selatan lahan lapang
terdapat sebuah tugu besar bertuliskan “UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA” dengan
latar tulisan berwarna hitam. Tugu inilah yang disebut sebagai Plaza UNJ karena
memiliki tempat lapang berundak yang bisa digunakan untuk melakukan pertemuan
atau rapat setiap sore menjelang.
Plaza
UNJ menjadi tempat favorit untuk berkumpul karena menjadi titik tengah kampus
yang diapit oleh dua gedung baru yang megah berdiri seolah menyindir bangunan
tua yang mengelilinginya. Bangunan sebelah barat yang berdiri di bekas kantin
sastra (Kansas) peninggalan UI diberi nama Gedung Raden Adjeng Kartini. Gedung
ini difungsikan sebagai tempat penitipan anak TTKA Ceria yang dikelola oleh
jurusan PAUD sekaligus sebagai lab anak PAUD yang berada di lantai dasar
bangunan. Kemudian di lantai kedua merupakan ruang kuliah dan ruang jurusan S1
PAUD UNJ. Kemudian untuk lantai diatasnya di fungsikan sebagai ruang
perkuliahan untuk beberapa jurusan dari berbagai fakultas diantara Fakultas
Ekonomi dan Fakultas Ilmu pendidikan. Lantai 7 merupakan secretariat jurusan S2
BK UNJ dan ruang perkuliahan untuk mahasiswa FIP. Sementara lantai 8-10
digunakan untuk ruang kuliah bagi anak-anak Fakultas Ekonomi termasuk S2
Manajemen.
Gedung
kembar yang berdiri kokoh di sebelah timur Gedung RA Kartini diberi nama Gedung
Dewi Sartika. Gedung ini terasa lebih spesial karena terdapat aula dan ruang
pertemuan di lantai 2 yang bisa langsung terhubung dengan gedung rektorat yang
berdiri di sebelah selatannya. Lantai satu di fungsikan sebagai studio bagi
anak-anak seni tari dan seni musik. Sementara ruangan yang ada di lantai 3-10
di fungsikan sebagai ruang perkuliahan bagi jurusan Matematika serta
secretariat jurusan Matematika. Terdapat juga secretariat untuk MKU (Mata
Kuliah Umum) yang berkantor di gedung ini dan menggunakan ruangan di lantai
8-10 sebagai tempat kuliah.
Kampus
ini pada awalnya merupakan kampus UI rawamangun yang merupakan tempat kuliah
bagi mahasiswa FIB, FH, Fak. Psikologi, FKIP, asrama mahasiswa Daksinapati dan
komplek dosen UI. Kemudian FKIP UI berubah menjadi IKIP Jakarta sehingga kampus
inipun harus dipisahkan antara bagian dari kampus UI dengan IKIP. Saat UI
berpindah kampusnya dari Rawamangun ke Depok, seluruh bagian kampus ini menjadi
bagian dari IKIP Jakarta yang kemudian berubah menjadi UNJ atau Universitas
Negeri Jakarta.
UNJ
sebagai kampus yang berasal dari IKIP, tetap mempertahankan ilmu kependidikan
sebagai ciri khas kampus ini, meskipun terdapat pula jurusan yang berlatar
non-kependidikan. UNJ sekarang sudah mulai bertransformasi menjadi sebuah
kampus yang berwawasan global, Kampus ini terus berbenah agar bisa menjadi
World Class Entrepreneur University sesuai dengan Renstra yang dikembangkan
oleh kampus. Perubahan di kampus ini tidak hanya dirasakan dari segi fisik
semata, akan tetapi dari kurikulumnya juga terus dikembangkan agar lulusannya
bisa memenuhi tantangan dunia global.
Saya
sebagai mahasiswa tingkat akhir yang telat lulus sangat berharap agar perbaikan
yang dilakukan oleh pihak kampus tidak hanya dari segi fisiknya saja, tetapi
perbaikan secara menyeluruh dari segi mental dan pelayanan yang diberikan
kepada mahasiswa. Semoga setelah nanti saya lulus dari kampus ini, saya bisa
melihat sebuah perbedaan yang besar terkait kampus perjuangan ini. Semoga
kedepannya kampus UNJ bisa menjadi salah satu kampus rujukan bagi calon
mahasiswa baru dalam memilih jurusan kependidikan dan non-kependidikan di
Indonesia, karena kampus ini di Jakarta yng merupakan pusat dari pemerintahan
Indonesia sehingga posisi strategis ini harus mampu dioptimalkan kampus untuk
berbenah dan memperbaiki diri agar tidak kalah bersaing dengan kampus lainnya.
Kampus yang pernah menjadi bagian dari sejarah panjang UI ini harus bisa
bersaing dengan kampus yang melahirkannya. Semoga bisa terwujud dan semoga bisa
terealisasi rencana jangka panjang yang telah dicanangkan oleh pihak kampus,
semoga fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Hukum segera bisa
dibuka agar semakin melengkapi komponen kampus ini.
Sabtu, 14 Februari 2015
Vini, Malaikat Kecil Penuh Semangat
Aku hanya namanya adalah Vini,
dia adalah gadis mungil yang aku temui di Panti Asuhan Harapan Remaja
Rawamangun pada Bulan Juli tahun 2014 yang lalu. Gadis ini begitu istimewa di
mataku. Aku memang baru sekali bertemu dengannya yaitu pada saat anak-anak BEMJ
BK mengadakan buka bersama dengan anak panti asuhan. Pada saat itu aku diajak
oleh rekan-rekan BEMJ agar ikut serta dalam acara ini, sekaligus berbagi
kebahagiaan dengan mereka yang tinggal di panti asuhan ini.
Vini
adalah salah satu anak panti asuhan itu yang entah mengapa membuatku begitu
tertarik dengan kisah hidupnya. Pada awal perjumpaan dengan gadis kecil yang
saat ini duduk di kelas 7 SMP ini, dia selalu tertarik padaku dan menatapku
dengan penuh harap. Dia terlihat begitu bahagia begitu melihatku dan selalu
melemparkan senyuman saat aku melihat kearahnya. Selama acara buka bersama
tersebut, dia berulang kali memandang kearahku sambil tersenyum. Sampai pada
akhir acara yaitu bagi-bagi kado dan bersalaman dengan semua anak panti,
disanalah rasa penasaranku mulai terjawab. Dia tiba-tiba mencium tanganku dan
sambil berkata terima kasih “Ayah”. Iya, dia memanggilku ayah. Aku masih belum
tahu apa alasan dia memanggilku ayah, mungkin dia melihat ayahnya ada dalam diriku
atau karena apa aku juga tidak tahu.
Saat
selesai shalat maghrib, dia bermain dengan teman-temannya di halaman panti.
Saat aku masih duduk di depan masjid, dia mendekatiku dan memanggilku ayah. Aku
memberanikan diri untuk bertanya kepadanya, kenapa dia memanggilku dengan
sebutan ayah?. Apakah ada suatu hal yang membuatnya memanggilku dengan sebutan
ayah. Akhirnya dia mengatakan bahwa aku sangat mirip dengan ayahnya yang telah
meninggalkannya bertahun-tahun silam. Aku masih bingung dengan apa yang dia katakana,
aku putuskan untuk ikut shalat tarawih berjamaah disana dengan harapan agar aku
bisa menggali informasi dari pengurus panti mengenai kehidupan Vini.
Vini
sejak kecil telah ditinggalkan oleh ayahnya entah kemana, ibunya harus
membiayai semua kebutuhan keluarga dan termasuk biaya pendidikan Vini dan
saudaranya. Ibunya memilih untuk menitipkan Vini di panti asuhan agar
pendidikannya lebih terjamin karena Sang Ibu tidak sanggup jika harus membiayai
pendidikan Vini. Akhirnya sejak SD, Vini dititipkan di panti asuhan tersebut
sampai sekarang. Vini hanya pulang ke rumah saat waktu liburan saja. Vini
merasakan kerinduan pada sosok ayahnya yang telah lama meninggalkan dia dan
keluarga, Vini melihat sosok ayahnya hadir dalam diriku dan mirip denganku.
Ayahnya memakai kacamata juga sepertiku dan juga berperawakan sama sepertiku,
sehingga membuat Vini nyaman memanggilku dengan sebutan ayah. Ini merupakan
pengalaman pertamaku dipanggil ayah oleh seorang anak yang baru aku kenal,
padahal aku sendiri juga belum menikah dan juga belum memiliki anak.
Jujur
saja, aku sangat nyaman dengan panggilan tersebut yang keluar dari bibir
seorang gadis mungil yang seumuran dengan adik bungsuku. Entah karena sudah
naluri kebapakan yang muncul ataukah memang karena aku sudah mendambakan
memiliki anak, tapi aku memang suka dengan panggilan yang Vini berikan
kepadaku. Begitu aku menceritakan kisah ini kepada rekan-rekan di BEMJ, mereka
mengatakan bahwa itu adalah sebuah pertanda bahwa aku harus segera menikah dan
mendapatkan momongan.
Vini
adalah gadis yang sangat ceria, periang, gesit dan yang pasti dia adalah gadis
yang menggemaskan dengan suara cemprengnya yang khas. Dia adalah anak pertama
yang memanggilku dengan sebutan ayah, karena anak didikku sendiri memanggilku
dengan sebutan kakak atau bapak, jadi tidak ada yang memanggilku dengan sebutan
ayah. Semoga nanti aku bisa bertemu dengan Vini dan juga bisa berbagi
kebahagiaan dengannya dan anak panti lainnya.
Jumat, 06 Februari 2015
Mamah Ncuy
Assalamualaikum Mamah,
Semoga mamah selalu mengiringi langkah dan perjalanan hidup putra-putrinya yang sedang bertumbuh menjadi manusia yang sempurna dari sisi ALLAH. Mamah, tidak terasa sudah 100 hari mamah meninggalkan kami disini, mamah telah kembali ke Sang Pencipta. Aku memang bukan anaknya mamah, tetapi mamah sudah aku anggap seperti ibu sendiri di Jakarta. Aku masih terus merasa sedih karena tidak sempat bertemu dengan mamah di hari-hari terakhirnya mamah. Aku bahkan tidak tahu saat mamah meninggal dan dimakamkan, aku tidak tahu mamah sakit dan dirawat di rumah sakit. Terakhir aku bertemu mamah saat seusai idul fitri yang lalu, setelah itu, aku hanya bisa memandangi makamnya mamah saja.
Mamah, entah mengapa sampai 100 hari kepergian mamah, aku masih saja merasakan begitu sedih karena kehilangan mamah. Mamah begitu welcome saat menerima tamu sehingga aku merasa seperti di rumah sendiri sewaktu berada di rumahnya mamah. Mamah, tahukah mamah, sejak mamah meninggal setiap akhir pekan aku selalu ke rumah untuk memasak dan menemani sultan, putra terakhirnya mamah yang masih kelas 6 SD.
Mamah, aku tidak bisa berkata-kata lagi karena kesedihan ini. Aku masih rindu pada mamah, aku ingin bertemu mamah, aku ingin berjumpa dengan mamah meski lewat mimpi. Tadi seusai shalat jumat, aku sempatkan untuk membersihkan makam. Aku tidak bisa berbuat banyak untuk mamah, aku hanya bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga mamah saja.
Semoga tenang disana ya mamah, salam untuk Uwa' Naman juga.
#30HariMenulisSuratCinta #HariKedelapan
Kamis, 05 Februari 2015
Apheresis untuk Semua
Bagi kalian sukarelawan PMI atau mungkin yang sering mendonorkan darahnya di PMI, tentu akan paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan Apheresis. Apheresis adalah salah satu jenis donor darah yang dapat dilakukan di PMI. Jika kalian ke PMI kemudian mendonorkan darah, biasanya adalah donor darah yang 75 hari sekali dan yang diambil adalah seluruh komponen darah atau darah lengkap yang biasa disebut juga dengan donor darah Whole Blood. Sementara yang dimaksud dengan donor darah Apheresis atau donor darah platelet, komponen darah yang diambil hanyalah bagian trombosit darah dan plasma darah saja.
Mendonorkan darah sudah rutin aku lakukan sejak tahun 2009 tepatnya pada tanggal 12 November bertepatan dengan hari ulang tahun Kabupaten Tuban, kota asalku. Awalnya aku melakukan donor darah WB (whole blood) setiap 75 hari sekali, kemudian atas saran dari Dokter Bono, aku berpindah dari donor darah WB ke Aphe sejak donor darah ke-13. Sekarang aku sudah mendonorkan darah sebanyak 53 kali baik WB maupun Aphe.
Menjadi pendonor darah aktif, membuatku harus senantiasa menjaga kesehatan terutama asupan gizi yang aku makan. Karena jika mendonorkan darah Aphe. maka aku harus siap sedia jika ada panggilan darurat untuk donor darah setiap 15 hari sekali. Pada donor darah Aphe, proses rekondisi darah hanya membutuhkan waktu normal 3 hari, dikarenakan komponen darah yang diambil merupakan komponen yang paling cepat untuk memperbaiki diri.
Trombosit yang diambil melalui proses donor darah Aphe, biasanya digunakan untuk mereka yang mengidap penyakit kanker, demam berdarah, talasemia, lupus, dan berbagai macam penyakit lainnya yang membutuhkan trombosit. Harga satu kantong trombosit sendiri juga bervariasi, tergantung jenis kantong, menggunakan filter atau tidak, yang pasti harganya jauh lebih mahal dibandingkan darah lengkap. Harga trombosit menjadi sangat mahal karena prosesnya juga membutuhkan alat khusus, waktunya juga jauh lebih lama, selain itu perawatan alatnya juga tidak mudah.
Bagi kalian yang belum pernah melakukan donor darah, atau mungkin belum cukup umur untuk melakukan donor darah, persiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mendonorkan darah kalian ke PMI. kalian harus cukup tidur minimal 4 jam, cukup minum air putih, makan makanan yang bergizi tinggi agar komponen darah yang kalian hasilkan juga memiliki kualitas yang baik, ada baiknya jika tidak merokok karena akan mempengaruhi darah. Coba bayangkan saja jika darah yang kalian berikan kepada orang lain tersebut merupakan darah yang terkontaminasi nikotin atau zat berbahaya yang terkandung dalam rokok lainnya, kalian bukannya memberikan darah yang baik tetapi malah memberikan darah yang kurang bagus untuk penerima darah atau resipien.
Tubuh kalian akan menjadi lebih sehat kok dengan mendonorkan darah kalian secara rutin, karena sel-sel darah kalian akan terus diperbaharui setelah kalian melakukan donor darah. Jadikan donor darah sebagai gaya hidup kalian, selain membuat diri kalian lebih sehat, kalian juga bisa menyumbangkan darah untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Jangan pernah ragu untuk memberikan darah kalian kepada yang membutuhkan.
#30HariMenulisSuratCinta #HariKetujuh
Langganan:
Postingan (Atom)