Kamis, 26 November 2015

Semangat Skripsian

wah udah lama juga ya gak nyapa pembaca di blog ini, semoga gak pada beralih ke blog lain. hehehehe.

Maaf banget, karena sejak meninggalnya bapak, aku lagi males nulis di blog dan lebih banyak nulis untuk skripsi. kalian tentu sudah tau bagaimana nasib mahasiswa telat lulus dan hampir abadi di kampus ini, sudah pasti dikejar-kejar dosen pembimbing agar segera selesai skripsinya. Alhamdulillah pada saat aku menulis tulisan ini, aku sedang melakukan uji coba instrumen penelitian dan insha ALLAH minggu depan mau turun lapangan untuk mengambil data penelitian. Mohon doanya agar aku bisa selesai pada awal Desember ini dan bisa sidang skripsi bulan Januari nanti.


Setelah skripsian selesai, akan aku lanjutkan lagi menulis di blog ini. jadi, sabar dulu ya para pembaca. maklum, mahasiswa telat lulus dan hampir abadi di kampus sedang berusaha lulus. hehehehehehe

Senin, 26 Oktober 2015

Selamat Jalan Bapak

Bapak, Terima kasih selama 24 tahun ini telah mendidikku,
Bapak, Terima kasih selama 24 tahun ini telah mengajarkanku banyak hal,
Bapak, Terima kasih selama ini kau memberikan banyak pelajaran kehidupan kepadaku,
Bapak, Terima kasih selama ini kau memberikan nyawa dalam hidupku,

Selamat jalan Bapak, tanggal 8 Oktober kemarin kau telah meninggalkan kami,
Selamat jalan Bapak, kau sekarang telah berbeda alam dengan kami,
Selamat jalan Bapak, doaku tak akan terputus untukmu,
Selamat jalan Bapak, semoga kau tenang disana.


Minggu, 04 Oktober 2015

Kerinduan

Terasa begitu lama kita tak bertemu
Terasa begitu panjang perjalanan yang aku lalui
Terasa begitu berat kehidupan yang aku jalani
Terasa begitu nikmat jika kita bertemu
Terasa begitu indah saat kita bersama
Terasa begitu syahdu saat kita bersua

Aku selalu merindukan saat kita bertemu
Aku selalu merindukan saat kita bercengkrama melalui sebuah ritual
Aku selalu merindukan saat kita menghabiskan waktu sepanjang malam bersama
Aku selalu merindukan saat berbagi cerita dan keluh kesah
Aku selalu merindukan saat aku menumpahkan airmata didepanMU
Aku selalu merindukan saat aku mengingatMU dalam setiap hela nafasku

Sebuah kerinduan mendalam dari seorang hamba
Sebuah kerinduan mendalam untuk bisa lebih dekat
Sebuah kerinduan mendalam padaMU Sang Pencipta
Sebuah kerinduan mendalam untuk selalu dekat denganMU
Sebuah kerinduan mendalam yang tak terperi

Jakarta, 04 Oktober 2015

Jumat, 25 September 2015

Pesawat Radio Baru

Jakarta, 22 September 2015
          Pada hari Selasa ini, aku membeli pesawat radio baru. Aku memiliki alasan tersendiri sehingga aku memutuskan untuk membeli pesawat radio daripada membeli pesawat televisi. Sejak kecil aku sudah tidak bisa dilepaskan dari pesawat radio. Dulu ketika aku masih umur balita, aku sangat suka mendengarkan radio terutama pada saat acara wayang dan drama radio. Mulai pada saat itulah aku jatuh cinta pada dunia radio. Saat aku SD sampai SMA, kehidupanku tidak pernah bisa terlepaskan dari radio. Setiap malam ketika aku belajar, radio selalu menemaniku menghabiskan malam-malamku saat belajar. Bahkan pada saat aku duduk di bangku kelas 10 SMA, aku pernah menjadi penyiar magang di sebuah stasiun radio swasta di dekat rumahku. Memang jangkauan siarannya tidak jauh, hanya mencapai radius 110 KM saja.
          Pada masa-masa aku kuliah, akupun membeli telepon genggam yang bisa digunakan untuk radio juga, tetapi karena headset rusak, aku tak lagi menggunakan radio di telepon genggam tersebut. Sekarang ketika aku sudah hampir memasuki akhir-akhir masa studiku, aku membeli sebuah pesawat radio untuk menemaniku menulis skripsi. Aku seperti mendapatkan sebuah nyawa baru pada saat menulis skripsi di temani oleh suara khas dari pesawat radio. Aku sengaja membeli pesawat radio dengan model lama tetapi tidak harus bergantung pada baterai sebagai sumber dayanya, karena pesawat radio yang aku beli sudah dilengkapi dengan soket untuk menyalurkan daya dari listrik rumah sebagai sumber dayanya.
          Suara yang dihasilkan oleh radio dengan merek International ini cukup bagus, meskipun suara bassnya agak terlalu tinggi. Aku sangat suka sekali mendengarkan suara khas radio dari perangkat baru ini karena memang suara yang dia keluarkan cukup lantang, bahkan cukup untuk membuat gaduh kondisi kostan yang sepi ketika siang hari karena ditinggal penghuninya untuk kuliah atau bekerja.
          Aku mendapatkan semangat baru dari radio ini, aku sudah terlanjur cinta pada dunia radio, aku terlalu menyayangi radio, dan bahkan aku pernah jatuh cinta pada salah satu penyiar radio. Meskipun cinta itu tak pernah tersampaikan. Aku sangat menyukai radio, sehari tanpa mendengarkan radio, aku seperti kehilangan ruh. Aku sangat suka mendengarkan radio dibandingkan menonton televisi. Karena jika mendengarkan radio, kita bisa mengembangkan daya imajinasi kita. Kita bisa membayangkan bagaimana wajah dari penyiarnya, kemudian bagaimana kita bisa masuk dalam setiap topik yang dibahas meskipun kita tidak berinteraksi secara langsung. Selain itu juga, radio banyak menawarkan lagu-lagu dan informasi yang sangat menarik dan tidak jarang informasinya tidak tersedia di stasiun televisi manapun. Radio adalah salah satu sarana pembelajaran yang sangat baik, karena mengembangkan banyak hal dalam diri seseorang. Kita belajar menjadi seorang pendengar yang baik, kita juga memiliki kemampuan imajinasi yang cukup baik, serta kemampuan berkomunikasi kita juga terasah. Karena secara tidak langsung kita akan mengamati dan menirukan bagaimana seorang penyiar radio ketika siaran. Lambat laun, kita akan belajar bagaimana menyampaikan sebuah informasi melalui pesan suara tanpa ada gambar atau visual yang disampaikan.
          Pokoknya cinta mati lah sama dunia radio, kalau memang diijinkan siaran  sehari saja di stasiun radio, tentu akan sangat bahagia. Karena sudah lama aku tidak duduk di belakang meja siaran dan menyampaikan berbagai macam informasi kepada pendengar setia. Mungkin kemampuanku juga perlu diasah lagi, karena memang sudah terlalu lama aku tidak menghadapi microphone siaran. Tentu hal ini akan membuatku grogi dan gugup pada saat harus mengudara. Aku sangat rindu dunia radio, aku sangat rindu dunia siaran, aku rindu mendengarkan radio. Semoga saja dengan di temani radio baru ini, aku bisa menyelesaikan studiku dengan baik.

Selasa, 15 September 2015

Antara Kehidupan dan Kamar

Kalian tentu bertanya-tanya, kenapa malam ini aku membahas mengenai Kehidupan dan kamar. Memangnya apa hubungan antara keduanya?, apakah penting bagi kita untuk mengetahui hubungan diantara keduanya?. Baiklah pada malam cerah ini meskipun agak gerah di kamarku, pada tanggal 13 September 2015 Pukul 18.45 WIB aku mulai menulis cerita ini.

          Pertama aku ingin memulainya dari kehidupan terlebih dahulu, karena ini adalah inti dari cerita ini. Kehidupan adalah sebuah jalan yang ditempuh oleh semua orang sebelum bisa menemukan surge dan kehidupan yang lebih kekal didalamnya. Pada awal kehidupan ini dimulai pada saat proses penyatuan antara sel telur dengan sel sperma. Kemudian, prosesnya berlanjut sampai umur Sembilan bulan sepuluh hari (meskipun ada yang tidak sabar untuk dilahirkan dan memilih untuk lahir lebih awal dari waktu seharusnya atau yang disebut premature, tetapi ada juga yang betah berada di alam rahim lebih dari waktu yang ditentukan oleh Sang Pencipta). 

        Pada masa kehamilan memasuki usia Empat bulan, 4 hal dalam hidup kita ditentukan, hidup, mati, rejeki dan jodoh kita. Oleh sebab itu banyak yang melakukan ritual-ritual pada saat masa kehamilan memasuki usia 4 bulan. Memang pada saat umur 4 bulan di kandungan, ruh ditiupkan kedalam janin dan pada saat itulah ditentukan pula empat hal atas dirinya. Janin ini tidak bisa memilih dilahirkan pada orangtua kaya atau miskin, beragama atau atheis, orangtua yang mengharapkan kehadirannya atau orangtua yang tidak pernah mengharapkan kehadirannya ke dunia ini. Janin ini hanya bisa berserah pada ketetapan Sang Illahi, dia hanya bisa menerima semua yang telah ditentukan kepadanya sesuai dengan kesanggupan Sang Janin ini.

          Tuhan menciptakan manusia ke dunia ini adalah untuk menjadikan mereka sebagai pemimpin di Bumi ini. Manusia dilahirkan kedunia ini agar mereka menjadi pengelola dan penjaga kestabilan Bumi tercinta ini. Apabila penjada atau pengelola bumi sudah berbuat abai pada tanggung jawabnya, maka kehancuran yang akan segera menghampiri, tidak hanya kehancuran baginya tapi juga bagi seluruh alam semesta. Oleh karena itu, jadilah manusia yang amanah dan bisa melaksanakan tugas serta tanggung jawab yang diberikanNya kepada kalian.

          Aku sengaja mengawali ceritaku ini dengan membahas kehidupan, karena tanpa adanya kehidupan di dunia ini, tentu kita tak akan pernah berada disini saat ini dan membaca tulisanku ini, bahkan akupun tak akan pernah menulis tentang ini semuanya. Kehidupan adalah sebuah perjalanan untuk menemukan jalan kembali kepadaNya. Dia sengaja memberikan jalan kepada kita untuk menjalani kehidupan ini agar kita lebih mengenal dan lebih dekat kepadaNya. Dia sudah mempersiapkan sebuah skenario yang luar biasa untuk kehidupan dan diri kita masing-masing. Antara satu pribadi dengan pribadi lainnya tidaklah sama perjalanan kehidupannya. Ada yang menjalaninya dengan penuh susah payah, tetapi adapula yang menjalani kehidupan ini dengan begitu santai dan tentunya sangat penuh dengan fasilitas yang diterimanya dari orangtua.

          Masing-masing individu memiliki garis perjalanan kehidupannya sendiri yang berbeda satu sama lainnya. Akupun begitu, aku menjalani kehidupanku ini dengan penuh intrik dan dilemma, bahkan tidak jarang masalah datang silih berganti tanpa mampu aku kendalikan satupun. Terkadang aku ingin sekali ada yang bisa mengerti diriku ini, meskipun tidak seluruhnya, aku hanya butuh sebagian kecil saja dari diriku ini dipahami oleh orang lain, tidak lebih. 

         Aku sangat bersyukur jika ada orang yang bisa memahami diriku dan memahami semua kesulitan serta semrawutan kehidupan yang aku alami. Aku memang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, bahkan mungkin boleh dibilang dari kalangan menengah kebawah. Bahkan aku sendiri sempat meragukan keberadaanku di dalan keluargaku sendiri. Terlebih jika aku melihat akta kelahiranku yang terlipat tepat pada bagian nama orangtua, itu yang selalu membuatku ragu pada keluargaku. Aku merasa seperti bukan bagian dari keluarga itu, tetapi aku nyaman berada di dalam keluarga itu.

          Kehidupanku adalah sebuah perjalanan yang penuh liku dan cukup berat untuk aku jalani sendiri, seandainya tidak ada orang-orang disekitarku yang membantuku untuk bertahan dan menguatkan diriku agar tetap tegar menjalani kehidupan ini, niscaya aku sudah mengakhiri kehidupanku ini jauh-jauh hari, bahkan mungkin sejak aku masih TK. Tetapi aku merasakan kehangatan keluarga dan orang-orang di sekitar yang selalu memberikan dukungan secara penuh kepadaku. Aku merasa mendapatkan tambahan tenaga untuk menjalani kehidupan ini dan akupun menjadi lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan. 

     Kehidupanku sangat keras, aku sejak kecil dibiasakan untuk disiplin, teliti, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain. Sampai saat ini aku juga masih memegang semua hal yang pernah diajarkan dan ditanamkan dalam diriku oleh orangtuaku tercinta. Aku bahkan punya prinsip yang sampai kapanpun akan tetap aku pegang teguh, lebih baik menunggu daripada harus ditunggu. Karena prinsip hidup inilah yang membuatku tak pernah terlambat dan bahkan selalu hadir 1 jam sebelum acara dimulai. Semua perjalanan kehidupanku ini sudah tertata secara rapi, semuanya sudah dipersiapkan oleh kedua orangtuaku agar aku menjadi pribadi yang tangguh dan selalu siap sedia menghadapi segala macam kondisi tantangan kehidupan.

          Semuanya mulai berantakan saat aku menginjakkan kaki dan melangkah menuju kehidupanku yang baru di Jakarta. Semuanya seolah sirna dan menjadi berantakan karena semua target yang diberikan tak mampu aku penuhi, semua yang aku kerjakan setelah menyelesaikan pendidikan SMA seolah tak berarti, aku tak bisa memenuhi harapan yang diberikan orangtuaku. Aku tak mampu menyelesaikan pendidikan S1 tepat waktu, aku tak mampu membiayai sendiri pendidikanku selama di Jakarta, padahal aku sudah berjanji kepada orangtua jika diijinkan kuliah maka aku akan memenuhi kebutuhanku sendiri dengan bekerja. Tetapi, untung tak dapat diraih malangpun tak bisa ditolak, aku sudah bekerja kesana kemari, aku sudah berusaha berjualan berbagai macam barang yang bisa aku jual, aku sudah mengusahakan semaksimal mungkin tetapi tak pernah bisa aku membiayai pendidikanku walau hanya untuk bayar kuliah saja.  Kehidupanku seolah berantakan karena aku terlalu memikirkan organisasi dan aku juga kurang begitu fokus pada perkuliahan. Hal ini semakin membuat orangtuaku kecewa. Aku sungguh menyesal telah membuat mereka kecewa karena pilihan hidupku.

          Kehidupanku dalam kondisi berantakan seperti kondisi kamarku, semuanya tak aku letakkan pada posisi yang seharusnya. Aku meletakkan sabun cuci di tempat sampah, aku meletakkan kertas di sembarang tempat, aku meletakkan cucian kotor juga di sudut kamar tepat di sebelah pintu masuk. Sepertinya aku harus mengubah semuanya, aku harus menata kehidupan dan kamarku pula. Kehidupanku sudah seperti kamar ini yang perlu sentuhan orang lain untuk bisa mengubahnya. Aku sangat memahami bahwa kekeliruan yang aku perbuat selama ini harus aku akhiri sesegera mungkin. Aku tak bisa terus berlama-lama seperti ini, aku harus bisa merapikan semuanya sendiri atau dengan bantuan orang lain yang memang paham luar dalam sisi diriku. 

         Aku sangat sadar bahwa selama ini aku terus terkungkung pada sebuah stagnansi kehidupan. Karena kehidupanku tak pernah beranjak pergi dari tempat yang sama yaitu pada tempat aku memulai. Aku akan memulainya dengan menata semua agenda kehidupanku yang tak terselesaikan dengan baik. Aku harus mengatur ulang semua yang selama ini aku abaikan, aku harus memulai untuk bergerak maju menuju sebuah perubahan yang sejati. Aku adalah aku, aku adalah aku yang memiliki kehidupan sendiri dan terbebas dari pengaruh orang lain, aku adalah manusia yang selalu rindu untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku berjanji akan menyelesaikan dan mengakhirinya dengan sebaik-baiknya, aku tahu selama ini aku salah, aku akan menghapus setiap kesalahan yang pernah aku perbuat. Aku akan mengubahnya menjadi sebuah goresan indah bagian dari kehidupanku ini. Seperti halnya kamarku yang berantakan dan perlu untuk dibenahi, aku, diriku dan kehidupanku juga sangat membutuhkan sentuhan perubahan.

          Jangan pernah takut berubah, jangan pernah takut untuk beranjak dari titik awal kau melangkah. Yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa melakukannya dengan lebih baik dibandingkan orang lain. Aku percaya bahwa diriku mampu menjadi bagian dari perubahan dunia ini, aku yakin suatu saat nanti aku bisa menjadi manusia yang berguna bagi kehidupan dan bagi orang lain. Aku tak pernah meragukan kemampuan dan kapabilitas yang aku miliki untuk mengubah dunia. Mari kita benahi kehidupan kita agar menjadi kehidupan yang jauh lebih bermanfaat.


Djakarta, 13 September 2015
Baru selesai ditulis pada pukul 23.02 WIB

Salam perubahan dari saya, Sholikhin.

Semangat Minggu Pagi

Jakarta, 13 September 2015.
          Hari ini adalah hari Minggu, biasanya orang akan lebih banyak menghabiskan waktu liburan akhir pekannya bersama keluarga, pergi tamasya, atau mengunjungi sanak kerabat yang ada di luar kota. Bagiku, hari Minggu atau hari yang lainnya sama saja, tidak ada perbedaan yang signifikan. Karena memang aku tidak memiliki agenda khusus pada hari Minggu. Aku lebih suka menghabiskan waktuku untuk bercakap-cakap dengan tanamanku yang ada di tempat menjemur pakaian.
          Hari Minggu adalah hari spesial untukku karena aku bisa lebih lama berbicara dengan tanaman-tanaman yang aku tanam di tempat menjemur pakaian. Terdengar aneh memang jika orang berbicara dengan tanaman, akan tetapi ini sangat efektif untuk membuat tanaman berbunga dan berbuah. Pada dasarnya, tanaman adalah makhluk hidup juga seperti manusia dan hewan. Tanaman juga perlu diajak bicara dan diajak untuk berdiskusi, dengarkan setiap keluhannya, dengarkan setiap permintaannya, ajak dia untuk bercerita, maka dia akan bahagia dan menjadi tanaman yang tumbuh dengan sehat.
          Sama seperti manusia, tanaman juga butuh diajak berkomunikasi. Jika manusia tidak diajak berkomunikasi dan didiamkan saja, maka tidak butuh waktu lama bagi manusia tersebut untuk mengakhiri hidupnya. Tanaman juga sama, dia butuh diajak berkomunikasi sebagai wujud rasa sayang kita kepadanya, jika kita tidak menunjukkan rasa sayang kita pada tanaman yang kita tanam, maka tanaman ini tidak akan mau berbunga apalagi berbuah. Coba saja di rumah, jika kalian memiliki tanaman sekecil apapun tanaman itu, cobalah untuk ajak berkomunikasi, dengarkan apa yang dia mau, gunakan bahasa universal yaitu bahasa hati, dengarkan apa yang dia minta dan cobalah rawat dengan sungguh-sungguh, aku bisa jamin tidak akan lama dia sudah mau berbunga dan berbuah.

          Aku sendiri sudah membuktikannya, memang terlihat bodoh dengan mengajak berbicara pada tanaman, tetapi ini benar-benar sangat efektif. Buktinya, di tempat jemuran pakaian ada bunga sakura yang di beli oleh ibu kost bertahun-tahun yang lalu, bahkan sejak aku kost disana 3 tahun yang lalu, aku tak pernah melihatnya berbunga. Mulai Bulan Januari kemarin aku rawati bunga tersebut, aku pindahkan ke tempat jemuran pakaian, aku sirami dia dengan air yang cukup dan kasih sayang yang berlimpah, aku ajak dia bicara dan aku berjanji jika dia mau berbunga aku akan tambahkan tanah subur ke dalam pot. Ternyata benar, bulan Maret yang lalu dia mulai mekar meski hanya beberapa kuntum, dan yang lebih mengejutkan lagi pada bulan Ramadhan kemarin, dari awal ramadhan sampai akhir ramadhan bahkan sampai bulan Syawal, dia berbunga banyak sekali. Sekarang hampir memasuki bulan Dzulhijah, dia sudah menunjukkan tanda-tanda akan berbunga kembali. Sudah mulai muncul calon bunga dalam jumlah banyak. 

Jumat, 11 September 2015

Selamat Ulang Tahun Bapak

11 September adalah salah satu tanggal diantara tanggal-tanggal lainnya di Bulan September ini. Bagiku, tanggal tersebut adalah tanggal yang spesial karena pada tanggal tersebut Bapakku lahir ke dunia ini. Pada hari kelahirannya ini, aku akan sedikit menuliskan mengenai Beliau.

Bapakku bernama Suwoco, sosok yang berpostur tinggi ini sangatlah bersahaja. Aku selalu kagum kepadanya, Beliau adalah salah satu PNS di kecamatanku yang pergi berdinas tanpa menggunakan seragam dan hanya menggunakan sepeda. Memang unik sih, tapi ini adalah kebiasaan Bapak. Lagipula, buat apa memakai seragam jika nantinya bapak harus masuk ke dalam kolam ikan dan berkubang di dalam lumpur. Bapakku adalah PNS di lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban, lebih tepatnya lagi di Balai Benih Ikan Jojogan. Sudah puluhan tahun Bapak mengabdikan dirinya di tempat ini, bahkan sejak sebelum aku dilahirkan. 

Bapakku adalah idolaku, dia bisa melakukan banyak hal dan itu yang selalu membuatku kagum kepadanya. Bapak selalu memperbaiki sendiri perkakas yang ada di rumah apabila rusak, Bapak juga yang membuat kolam ikan di depan rumah, membuat kandang kelinci diatasnya, dan masih banyak lagi yang dibuat sendiri oleh Bapak di sela-sela pekerjaannya yang sibuk di Balai Benih. Di tempat kerjanya juga, bapak tidak berhenti bekerja. Apapun dia kerjakan, termasuk mengakali setiap perkakas yang ada disana agar bisa digunakan secara lebih optimal. 

Kamis, 10 September 2015

Untukmu yang akan mendampingi sisa hidupku

Assalamualaikum, Wr, Wb.
            Hai kamu, iya kamu yang saat ini entah dimana keberadaanmu, yang masih disembunyikan oleh-Nya agar aku memperbaiki diriku untuk mempersiapkan diri mengarungi samudra kehidupan bersamamu. Aku senantiasa berdoa agar aku bisa segera menemukanmu, agar aku bisa tahu kapan aku bisa meminangmu, agar aku bisa segera mengarungi sisa kehidupanku bersamamu. Pada hari ulang tahunku ini, tepat tanggal 2 Juli 2015, aku memohon kepada-Nya sebuah permintaan khusus agar segera didekatkan denganmu. Jika kau adalah wanita yang telah dekat denganku, aku memohon agar kita segera bisa disatukan dalam sebuah ikatan suci yang DIA saksikan.
            Hai kamu, iya kamu yang akan menjadi pendamping hidupku dan yang akan menjadi ibu dari anak-anakku nantinya. Aku saat ini masih berusaha memperbaiki diriku agar layak kau miliki. Aku masih berjuang untuk bisa menjadi yang terbaik untuk kau miliki. Aku bukanlah manusia sempurna yang tak pernah melakukan kesalahan, aku hanya manusia dengan sejuta kekurangan yang aku miliki. Aku berharap kau bisa menjadi pelengkap kehidupanku yang penuh kekurangan ini dengan kelebihan yang kau miliki. Aku berharap kita akan menjadi pasangan yang saling melengkapi, sebagaimana kau melengkapi separuh agamaku.
            Hai kamu, iya kamu yang nanti akan menjadi navigator biduk rumah tangga yang akan kita arungi bersama. Aku berharap kau bersabar menantikan diriku untuk meminangmu. Aku sekarang masih berusaha, berusaha untuk menemukanmu, berusaha untuk mendapatkan rejeki yang halal untuk bekal kehidupan kita nantinya, serta aku yang masih memperbaiki diriku agar layak menjadi imam bagimu nanti.
            Hai kamu, siapapun kamu, apapun profesimu, bagaimanapun latar belakang keluargamu, bagaimanapun status sosialmu, aku akan menerimamu apa adanya. Aku akan menerima kekurangan dan kelebihan yang kau miliki. Aku juga berharap kau akan menerimaku apa adanya juga, aku berharap kau bisa menerima kekurangan dan kelebihanku pula. Semoga kita lekas dipertemukan melalui cara terbaik yang DIA persiapkan untuk kita. Semoga kehidupan kita akan berakhir bahagia nantinya, Aamiin.
Wassalamualaikum, Wr, Wb.
Jakarta, 02 Juli 2015

Calon Imam Keluargamu Nanti

Jika Hidup Ini .......

Dalam menjalani kehidupan ini kita tidak boleh mengatakan seandainya hidupku seperti ini, jika saja aku seperti ini, andai saja aku seperti itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kita tidak yakin dengan Yang Maha Kuasa karena kita menganggap bahwa Dia tidak memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan kita. Selain itu, kita juga tidak boleh pesimis dalam menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi pada kehidupan kita saat ini, kita harus tetap bersyukur. Jika memang Tuhan memberikan ujian kepada kita dan ragu akan Karunia-Nya kepada kita, maka cobalah untuk melihat ke sekitar. Kamu akan menemukan betapa beruntungnya kita yang masih diberikan nikmat berupa kesehatan dan nikmat untuk tetap bisa menjalani kehidupan ini lebih baik dari orang lain. Jika pernah dalam diri kita berpikir bahwa kita lebih menyedihkan daripada orang lain, berarti kamu masih belum bisa mensyukuri apa yang Tuhan berikan kepadamu.
          Kehidupan ini harus kita jalani dengan berbagai pilihan. Banyak jalan serta pilihan yang bisa kita ambil, kita bisa memilih untuk melewati jalan yang mudah atau jalan yang sulit. Setiap manusia sudah diberikan jalan kehidupannya masing-masing, jika kamu mendapatkan jalan yang sulit, nikmati setiap perjalanannya. Maka suatu saat nanti kamu akan menemukan jalan yang lebih mudah untuk kamu lalui. Tak usah berkecil hati jika memang ujian kehidupanmu datang silih berganti, itu berarti Tuhan menyayangimu. Dia ingin kamu menjadi manusia yang lebih tangguh dan yang pasti, Tuhan ingin agar kamu lebih siap dalam menghadapi kehidupan yang lebih keras nantinya. Kamu sedang ditempa agar menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih siap menghadapi kehidupanmu nanti yang mungkin saja akan lebih keras dari yang kamu bayangkan dan kamu jalani selama ini. Ingatlah bahwa Tuhan telah memiliki rencana terbaik untuk kehidupanmu dan kamu tak pernah mengetahuinya. Jika kamu diberikan jalan begitu terjal untuk kamu lalui, jalani saja perjalanan kehidupanmu itu. Jangan pernah kamu ragukan jalan yang telah dipilihkan oleh Tuhan untukmu, Dia selalu memberikan yang terbaik kepadamu. Dia selalu mengerti dan memahamimu, Dia juga tahu apa yang kamu butuhkan, sehingga Dia menyiapkan dirimu agar siap menghadapinya nanti.
          Tetaplah menjalani kehidupan ini dengan penuh senyuman, aku yakin kamu akan menemukan kehidupan yang lebih baik lagi nanti. Jika saja kamu mau dan mampu berjalan menyusuri setiap ujian kehidupan ini, aku sangat yakin bahwa kamu nanti akan bisa menjadi seseorang yang penuh dengan kesuksesan. Jangan pernah merasa menyesal jika kamu dilahirkan bukan dari keluarga yang berkecukupan, karena Tuhan sedang mempersiapkan dirimu agar siap menjadi orang yang berkecukupan nantinya. Jangan pernah menyesali jika kamu dilahirkan dalam kondisi yang tidak sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu ada di dalam hatimu, bukan hanya sekedar fisik saja yang sempurna. Jangan pernah meragukan apa yang telah Tuhan gariskan kepadamu, karena dibalik setiap penciptaan manusia di muka Bumi ini, selalu tersimpan rahasia besarNya yang tidak pernah mampu untuk kita kuak.
          Tenang saja jika orang lain menganggap remeh kepadamu, mungkin mereka belum memahami apa kelebihanmu dan apa yang bisa kamu lakukan untuk kehidupan ini. Aku sangat yakin jika suatu saat nanti kamu akan menemukan jalan yang indah disaat kamu telah berhasil lulus dari ujian kehidupan yang Tuhan persiapkan untukmu. Jangan ragukan kemampuan dirimu sendiri, karena pada dasarnya di dalam dirimu tersimpan sejuta potensi yang bisa kamu kembangkan menjadi sebuah keunggulan diri. Setiap manusia telah diciptakan berbeda dan setiap manusia memiliki keunikan masing-masing, coba lihat ke dalam dirimu sendiri, cobalah introspeksi dirimu dan gali lebih jauh lagi apa yang bisa kamu kembangkan. Aku yakin bahwa kamu memiliki sesuatu yang bisa dikembangkan dan dioptimalkan menjadi sebuah ciri khas dirimu yang bisa membuatmu berbeda dibandingkan yang lain dan kamu bisa menjadi seseorang dengan keunikan didalamnya.
          Lihatlah dirimu dengan segala kehebatan yang kamu miliki, aku yakin bahwa kamu akan bisa berhasil jika kamu bisa memahami apa yang kamu miliki. Gali setiap potensi diri dan setiap kemampuan yang kamu miliki, jika sudah kamu temukan, cobalah untuk mengembangkannya melalui berbagai cara agar kamu bisa menjadi pribadi yang hebat. Aku yakin kamu bisa menjadi pribadi yang hebat jika kamu bisa mengembangkannya. Putus asa hanyalah sebuah keputusan yang diambil oleh orang-orang yang gagal, aku yakin kamu bukanlah bagian dari orang gagal itu. Jadi, kamu harus bisa bangkit dan menunjukkan kepada dunia bahwa kamu adalah bagian dari orang-orang yang sukses. Aku yakin kamu adalah bagian dari generasi perubahan yang bisa mengubah dunia ini menjadi lebih baik lagi, tinggal jalan mana yang kamu pilih agar bisa mewujudkan kesuksesanmu itu.
          Percayalah pada dirimu sendiri bahwa kamu memiliki kemampuan untuk menjadi lebih baik lagi. Jangan pernah menyerah hanya pada keadaan diri yang mencoba untuk menggerusmu. Cobalah bangkit dari setiap keterpurukkan yang disebabkan oleh ujian kehidupan, aku yakin bahwa kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kamu bisa mewujudkan apa yang kamu cita-citakan dengan tanganmu sendiri, karena kamu terlahir istimewa dan memiliki berbagai keunikan dalam dirimu yang menjadikan itu sebagai ciri khas dirimu dibandingkan orang lain. Aku yakin kamu bisa menjadi manusia sempurna dengan ketidaksempurnaan yang kamu miliki. Karena pada dasarnya sempurna itu bukan mengenai apa yang terlihat dari luar saja, tetapi sempurna itu adalah disaat kamu bisa menjadikan ketidaksempurnaan yang kamu miliki menjadi sebuah alat untuk menjadikan dirimu sempurna di hadapan Tuhanmu. Tak perlu kau meminta pujian dari manusia dan kamu meminta mereka mengakui kesempurnaan atau ketidaksempurnaanmu, cukup pengakuan dari Tuhan saja yang kamu butuhkan. Jangan kamu berharap sesuatu dari makhluk-Nya, karena itu tidak akan mengantarkanmu menuju kesempurnaan yang Dia inginkan atasmu. Yakinkan dirimu bahwa kamu bisa mewujudkannya, aku yakin juga itu bisa kamu wujudkan.
          Teruslah berjalan walau kerikil tajam terus menusukmu dan membuat kakimu berdarah, karena itu adalah sedikit pengorbanan yang harus kamu lakukan agar kamu bisa meraih kesuksesan. Tidak ada sebuah kesuksesan yang bisa diperoleh secara Cuma-Cuma, banyak sekali perjuangan yang harus kamu lalui agar kamu bisa meraih kesuksesan. Kesuksesan tidak akan menghampirimu semudah yang kamu kira, kesuksesan hanya akan menghampirimu jika kamu sudah siap untuk menerimanya dan kamu juga tahu kapan dia akan datang kepadamu. Buatlah dirimu layak dan pantas untuk dihampiri oleh kesuksesan, maka kamu akan dapat dengan mudah meraih kesuksesan.


Inilah coretan gak jelas disaat aku sedang pusing memikirkan kehidupanku, aku yakin setiap kesulitan yang aku jalani pasti ada jalan keluarnya, jadi aku jalani saja setiap langkah kehidupanku tanpa perlu meragukan apa yang orang lain katakan. Karena hidupku adalah hidupku, bukan orang lain yang mengaturnya melainkan diriku sendiri yang mengusahakannya agar menjadi lebih baik lagi. 

Selasa, 30 Juni 2015

Pemuda Fakir, Kaya Hati

Hari ini, aku mau bercerita tentang sebuah kisah seorang pemuda yang terlahir dari kalangan sederhana. Ayahnya seorang pegawai negeri biasa yang bekerja tak kenal waktu, bahkan melebihi jam kerja pegawai pada umumnya. Sang Ibu kesehariannya mengurus rumah dan mendidik anak-anak di rumah. Pemuda ini sejak kecil telah dibiasakan disiplin dan bertanggung jawab atas semua yang dia kerjakan. Pemuda yang terlahir dan besar di sebuah daerah terpencil di pelosok sebelah barat Jawa Timur ini adalah pemuda yang tangguh, dia hidup dengan ditempa oleh lingkungan yang mengharuskannya menjadi pribadi yang kuat. Lingkungan sekitar tempat tinggal Si Pemuda ini didominasi oleh pendatang yang berprofesi sebagai guru di sekolah sekitar tempat pemuda itu tinggal. Awalnya, pemuda ini tak mau menjadi guru karena dia menganggap menjadi seorang guru tidak akan menghasilkan banyak uang untuk mengubah kehidupan keluarganya yang sangat sederhana. 

Sejak kecil, pemuda ini terbiasa membantu ibunya di rumah untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan rumah dan tidak jarang, pemuda tersebut juga ikut menjajakan makanan yang ibunya buat untuk dijual. Ketika masih SD, demi mencukupi kebutuhannya dan adik-adiknya, dia tidak pernah malu untuk mengantarkan kripik singkong yang dibuat oleh orangtuanya ke sekolah-sekolah di sekitar rumahnya. Setiap pagi hari sebelum anak-anak sekolah berangkat, dia sudah harus berangkat terlebih dahulu untuk mengantarkan kripik singkong buatan ibunya ke pedagang yang ada di sekolah. Hasilnya memang tidak seberapa, paling tidak cukuplah untuk uang jajan pemuda ini beberapa hari. Terkadang hasil jualan tersebut ditukar dengan nasi kuning untuk sarapan dia dan adiknya. 

Pemuda ini dikenal sangat ringan tangan dan suka menolong teman-teman atau bahkan menolong gurunya ketika membutuhkan bantuan. Dia sering diminta oleh gurunya untuk membantu mempersiapkan sekolah jika akan ada penilaian dari Kabupaten untuk perlombaan, hal ini tidak jarang membuatnya harus pulang lebih sore dibandingkan teman-temannya yang lain. Dia menjalani semua ini dengan penuh suka cita, meskipun tenaga yang dia keluarkan seharian hanya dibayar dengan sebuah nasi bungkus saja. Pemuda ini tetap menjalani kehidupannya dengan penuh semangat, sebuah keyakinan yang selalu terpatri kuat dalam dirinya bahwa apa yang dia usahakan hari ini tidak akan langsung membuahkan hasil saat itu juga. Dia suka menolong orang karena memang dia punya prinsip, jika dia membantu orang lain maka Tuhan tidak akan segan memberikan pertolongan kepadanya dari arah yang tidak pernah dia sangka datangnya.

Ketika memasuki jenjang SMP, pemuda ini masih menjalani kehidupannya yang sangat sederhana. Dia tidak mau merepotkan orangtuanya dengan meminta uang jajan lebih atau terkadang hanya cukup untuk membeli nasi bungkus di sekolah ketika dia belum sarapan dari rumah. Pemuda ini sering kali saat selesai belajar pada malam hari, dia keluar rumah untuk berkeliling di sekitar rumahnya, mencari orang-orang yang membutuhkan pijat. Kebetulan, pemuda ini memang memiliki bakat memijat, dia sendiri tidak pernah belajar memijat pada siapapun, tetapi dia bisa memijat dengan titik yang tepat. Hasil yang dia dapatkan dari hasil memijat tersebut tidak dia habiskan sekaligus, dia simpan dan dia gunakan untuk membayar SPP sekolahnya yang pada waktu itu masih sangat murah yaitu Rp 20.000,-. Uang 20 ribu bukanlah uang yang sedikit bagi pemuda ini, dia hanya diberikan uang saku Rp 1.000,- setiap harinya hingga dia lulus SMA. Uang saku tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya di sekolah yang terkadang haru fotokopi bahan-bahan pelajaran atau mungkin harus membayar iuran kas kelas. Pemuda ini selalu memutar otaknya dan tidak pernah malu menjalani setiap usaha untuk bisa menyambung kehidupan. Sejak kelas 2 SMP, dia membantu berjualan di koperasi siswa. Pekerjaan ini dia lakukan sampai lulus SMP. Dia membantu berjualan di koperasi tanpa mengharapkan imbalan ataupun upah sama sekali, dia ikhlas menjalani semua ini karena memang dia suka menolong orang. Pada waktu itu, koperasi siswa selalu ramai pada saat jam istirahat karena para siswa lebih suka membeli jajanan disana karena lebih banyak macamnya terutama dikarenakan terdapat banyak pilihan minuman dingin. Pemuda ini mendapatkan jatah untuk melayani pembeli yang ingin membeli minuman dingin, sehingga dia harus berdiri di depan mesin pendingin yang berisi air mineral dan berbagai minuman bersoda. Biasanya dia hanya diberikan upah berupa minuman dingin yang pecah atau robek sehingga tidak bisa dijual kepada pembeli, sehingga minuman tersebut bisa dia minum. Penjaga koperasi siswa ini sendiri hanya ada 2 orang, 1 perempuan yang memang ditugaskan di koperasi dan 1 orang guru laki-laki yang dengan sukarela membantu berjualan setiap jam istirahat tiba. Pemuda ini lebih banyak menghabiskan waktu istirahatnya di koperasi siswa untuk membantu berjualan disana.

Ketika dia sudah lulus SMP dan beranjak menjadi siswa SMA, pemuda ini masih tidak segan menjalani profesinya sebagai tukang pijat. Bahkan pernah ada sebuah kejadian yang unik, yaitu pada saat kepala sekolah memanggilnya ke ruangan. Pemuda ini merasa bingung karena selama ini dia merasa tidak pernah ada masalah serius dengan sekolah sehingga membuatnya dipanggil oleh kepala sekolah. Ternyata ketika dia masuk ke dalam ruangan kepala sekolah, dia diminta untuk memijat kepada sekolah karena sedang lelah dengan beban pekerjaan yang menumpuk. Kepala sekolah memberikan imbalan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah, sebuah nominal yang setara dengan sepuluh hari uang saku dari orangtuanya. Uang tersebut dia simpan baik-baik, jika dia membutuhkan uang untuk membeli makanan, dia akan menggunakan uang yang dia simpan tersebut. Pemuda ini masih juga membantu berjualan di sekolah, tetapi bukan di koperasi siswa lagi seperti ketika dia SMP dulu, tetapi di kantin sekolah milik kepala tata usaha. Posisinya juga tidak jauh berbeda ketika dia masih SMP dulu, yaitu membuatkan minuman untuk pengunjung kantin dan terkadang dia membantu mencuci piring dan gelas. Hal ini dia lakukan untuk mendapatkan menu sarapan atau makan siang gratis dari pemilik kantin. Dia menjalani pekerjaan ini sampai dia lulus SMA. Meskipun dia menjalani berbagai profesi sekaligus, bukan berarti dia melupakan tanggung jawab utamanya sebagai pelajar. Dia tetap bisa memberikan prestasi dan selain itu, dia juga dipercaya sebagai ketua OSIS di sekolahnya. Meskipun dia menjadi seorang ketua OSIS, tetapi dia tidak pernah ragu untuk memberikan pertolongan kepada siapapun termasuk menolong ibu kantin kalau sudah tiba jam istirahat. Biasanya pemuda ini akan berlari dengan terburu-buru untuk menuju kantin dengan harapan belum banyak anak-anak yang datang untuk membeli makanan di kantin, sehingga dia bisa bersiap-siap di posisi. 

Pemuda ini memiliki berbagai macam pekerjaan yang dia lakoni sejak SMP bahkan sampai jenjang perguruan tinggi juga masih dia lakukan. Akan tetapi, meskipun dia memiliki pekerjaan, tetapi hasil yang dia peroleh dari hasil bekerja tersebut masih belum bisa mencukupi kehidupannya sehari-hari. Karena sifat dari pekerjaan yang dia lakukan tidak setiap hari mendapatkan pekerjaan dan sistemnya juga dia tidak menerima upah secara rutin. Tetapi semua hal tersebut tidak pernah menghalanginya untuk terus menebar kebaikan dan kebajikan, karena dia tetap memegang prinsip bahwa jika melakukan sebuah kebaikan, maka suatu saat nanti dia akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan yang tidak pernah dia duga datangnya. 

Saat pemuda ini menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa rantau di Ibukota, dia menjalani berbagai macam pekerjaan untuk meringankan beban orangtuanya. Akan tetapi semua itu masih saja belum bisa memenuhi kebutuhannya di Ibukota. Pemuda ini tidak pernah menyerah untuk terus berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga bisa mencukupi kebutuhannya sebagai mahasiswa di Jakarta. Dia menjalani berbagai macam pekerjaan antara lain sebagai penjual pulsa seluler, penjual gorengan dan nasi uduk, penjual lulur, penjual masker wajah, penjual sepatu dan sandal, bahkan dia juga pernah menjalani pekerjaan sebagai tukang isi ulang air minum. Berbagai pekerjaan yang dia jalani tersebut tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhannya dan dia juga merasa risih jika harus selalu meminta kiriman uang dari orangtuanya. 

Meskipun dia hidup dalam kekurangan, tetapi dia tidak segan untuk membantu teman-temannya yang membutuhkan. Dia terkadang meminjamkan sejumlah uang yang pemuda itu miliki kepada teman-temannya yang ingin membuka usaha atau yang sedang mengalami kesulitan secara finansial. Dia tidak pernah ragu untuk menolong orang lain. Dia juga rutin menyumbangkan darahnya untuk orang-orang yang membutuhkan. Dulu dia sempat diminta menghentikan kegiatan donor darah tersebut oleh ibunya karena pemuda ini pada awalnya sering sakit karena belum bisa menyesuaikan diri dengan kondisi tubuhnya setelah donor darah, akhirnya setelah beberapa kali donor darah dan meyakinkan ibunya bahwa apa yang dia lakukan semata-mata untuk menolong orang lain, dia melanjutkan kegiatan donor darah itu dan bahkan saat ini dia menyumbangkan darah setiap dua minggu sekali. 

Ini merupakan sebuah kisah mengenai seorang pemuda yang diambil dari sebuah kisah nyata. Semoga bisa menjadi sebuah inspirasi bagi rekan-rekan pembaca sehingga rekan-rekan tidak segan untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan. Tuhan tidak pernah tidur, Dia tahu siapa saja yang berbuat baik. Sehingga dia tidak akan pernah salah dalam membantu orang. 

Jakarta, 30 Juni 2015.

Minggu, 28 Juni 2015

Berburu Investasi Dunia dan Akhirat

Akhir-akhir ini, aku menjalani kehidupanku dengan lebih giat lagi berkeliling kota Jakarta. Hal ini aku lakukan untuk masa depan lebih baik, tidak hanya masa depanku sendiri tetapi juga masa depan anak asuhku dan juga masa depan Indonesia. Pada postingan sebelumnya, aku sudah bercerita kalau saat ini aku sudah bekerja sebagai tenaga pemasar di Prudential Indonesia. aku menjalani pekerjaan ini bukan hanya untuk diriku semata, bukan karena aku ingin kaya raya, bukan karena aku ingin memperbaiki kondisi sosial ekonomi keluargaku semata. Ada hal lain yang jauh lebih penting dari itu semua. Aku harus memikirkan biaya pendidikan kedua adikku yang saat ini sudah duduk di bangku kuliah dan SMP, selain itu masih ada 4 anak yatim dan 2 yatim piatu yang secara tidak langsung menjadi tanggung jawabku karena 4 diantaranya masih ada hubungan keluarga, dan 2 yang lainnya sudah seperti keluarga sendiri. Aku ingin membantu biaya pendidikan mereka semua. Selain itu, aku juga ingin memberikan sebagian komisi yang aku dapatkan dari Prudential untuk membiayai 5 anak SD dan 5 anak SMP di pelosok negeri melalui program Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GNOTA). Karena aku sendiri terdaftar sebagai orangtua asuh melalui program ini, aku ingin membantu mencerdaskan kehidupan bangsa ini melalui pendidikan. Selain itu, aku juga ingin mendirikan sekolah dari hasil komisi yang aku dapatkan. Aku ingin membangun sebuah sekolah yang berbasiskan pada impian yang dimiliki oleh anak-anak. Karena kekuatan impian jauh lebih besar dampaknya untuk mendorong anak belajar lebih giat lagi. Sekolah ini sedang aku garap masterplan-nya dan aku sangat berharap bisa membangun dan mendirikan sekolah ini dalam waktu dekat. 

Kendala yang aku hadapi saat ini adalah terkait minimnya orang yang mau menjadi nasabah di Prudential, hal ini membuatku harus memutar otak. Bagaimana mungkin aku bisa mewujudkan semua harapan dan cita-citaku itu jika aku sendiri kesulitan untuk mencari orang yang mau menjadi nasabah di Prudential, padahal produk yang aku tawarkan juga berbasis syariah sehingga terbebas dari riba. 

Bagi siapapun yang peduli pada pendidikan di Indonesia, bagi siapapun yang menginginkan mendapatkan investasi dunia dan akhirat, bagi siapapun yang membaca tulisan ini dan ingin membantu mereka yang kurang beruntung, bagi siapapun yang membaca tulisan ini dan ingin tahu lebih jauh mengenai produk Prudential yang aku tawarkan, bagi siapapun yang ingin menggunakan asuransi jiwa + berinvestasi secara syar'i, bagi siapapun yang ingin merencanakan masa depan lebih baik lagi, 

Silakan hubungi saya melalui nomor telepon +6285257611963 atau +6285774497443. atau bisa juga melalui alamat email ikhin.sholikhin@gmail.com

Saya sangat ingin membantu kehidupan siapapun yang membaca tulisan ini, selain itu saya juga ingin mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui pendidikan yang lebih baik. Tidak menutup kemungkinan bagi saya untuk menambah jumlah anak asuh, mengingat di Indonesia ini masih banyak anak-anak kurang beruntung yang memerlukan pendidikan yang layak. 

Selasa, 16 Juni 2015

Kangen Nulis

Halo pembaca setia, apa kabarnya?

maaf sudah lama tidak mengisi tulisan di blog ini, maklumlah lagi sibuk. #SokSibuk

Tapi bener lho, sekarang lagi sibuk nguber skripsi ditambah lagi sekarang punya pekerjaan baru sebagai Prudential Financial Advisor alias agen Prudential. Udah pada tau dong apa itu Prudential?!. 

Yap, bener banget sekarang gw jadi agen di perusahaan asuransi Prudential Indonesia, makanya gw lagi banyak-banyaknya ikut training di kantor. bagi yang mau buka polis prudential bisa hubungi saya di nomor hape 085774497443.

SHOLIKHIN
no. agent/ no. lisensi : 02014039/ 14418089

Jumat, 17 April 2015

IMABKIN Perjalananku, Part 2

Perjalanan di Organisasi ini tidak berakhir pada kegiatan Rakerwil di Jember saja, kegiatan selanjutnya yang aku ikuti adalah agenda Musyawarah Wilayah II dan Rapat Pimpinan Nasional yang diselenggarakan di Bumi Siliwangi Kampus UPI Setiabudhi Bandung pada tahun 2011. Kegiatan ini tidak kalah ramai dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya yang aku ikuti, karena berskala nasional. Sebagai perwakilan dari UNJ, pada kegiatan kali ini aku tidak hadir sendirian seperti pada kegiatan sebelumnya. Pada kegiatan ini, ada 6 orang delegasi yang mewakili UNJ termasuk aku sebagai delegasi. Kami mengawali rangkaian kegiatan dengan acara ramah tamah yang diadakan di salah satu penginapan tempat peserta menginap yaitu di lingkungan Pondok Pesantren Darut Tauhid milik Aa Gym. Pada kegiatan ramah tamah ini, semua delegasi wajib memperkenalkan diri, berasal dari kampus mana dan harus ada ciri khas dari daerah mereka berasal yang mereka tampilkan pada sesi perkenalan ini. Acaranya juga sangat meriah karena delegasi yang hadir pada kegiatan ini tidak hanya berasal dari wilayah Sumatera dan Jawa saja, tetapi juga dari Nusa Tenggara dan Sulawesi juga hadir pada kegiatan ini.
          Pagi harinya, rangkaian kegiatan dimulai dan dibuka melalui sebuah seminar berskala nasional di Auditorium Jicca FMIPA UPI. Seminar bertema Grand Design Pendidikan Karakter Melalui BK tidak hanya dihadiri oleh delegasi perwakilan kampus yang mengikuti kegiatan Muswil dan Rapimnas saja, tetapi dihadiri juga oleh guru BK dari daerah Bandung dan sekitarnya serta mahasiswa BK UPI. Seusai acara seminar ini dilaksanakan, dilanjutkan dengan pemberian sambutan yang dilakukan di Auditorium FIP UPI. Acara ini digelar sampai sore hari dan kemudian dilanjutkan dengan agenda Muswil yaitu untuk menentukan presidium siding tetap yang dilakukan di Bookstore UPI. Pada pemilihan presidium tetap ini, aku dan mas Rizki dari UM ijin untuk ke kamar mandi tetapi tidak kembali sampai pemilihan presidium tetap selesai. Hal ini kami lakukan agar kami berdua tidak terpilih sebagai presidium tetap dan memiliki hak suara serta hak bicara penuh sebagai delegasi kampus masing-masing. Selain itu juga, jika saya menjadi presidium tetap, maka kesempatan saya untuk mengajukan diri sebagai ketua wilayah dalam forum musyawarah wilayah ini akan hilang. Akhirnya kami berdua bersepakat untuk menghabiskan waktu di depan toilet kampus UPI yang ketika malam hari tampak jauh lebih menyeramkan daripada ketika siang hari. *Catatan untuk adik-adik yang membaca tulisan ini, jangan pernah meniru apa yang saya lakukan bersama Mas Rizki dari UM ini ya, karena hal ini sebenarnya tidak patut dilakukan jika kalian mengikuti sebuah forum resmi.*
          Keesokan harinya, musyawah wilayah dimulai dengan agenda pembacaan LPJ Pengurus Wilayah II. Pembacaan LPJ dilakukan oleh ketua dan pengurus wilayah II yang akan didemisionerkan. Teteh Yuli Nurmalasari Ketua Wilayah II sekaligus Pacarnya Mas Rizki dari UM (sekarang sih sudah resmi jadi suami istri) menyampaikan LPJ mengenai program kerja dari pengurus wilayah II. Kemudian pembacaan LPJ dilanjutkan oleh pengurus yang lainnya sesuai dengan bidang kerja mereka masing-masing. Setelah pembacaan LPJ selesai, dilanjutkan dengan penyampaian pandangan dan rekomendasi dari masing-masing delegasi yang hadir di acara musyawarah wilayah ini. Setelah melalui perdebatan yang alot terkait diterima atau ditolaknya laporan pertanggungjawaban ini, akhirnya disepakati bersama bahwa laoran pertanggungjawaban pengurus wilayah II diterima dengan berbagai catatan yang mengiringinya. Musyawarah Wilayah kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mekanisme pencalonan ketua wilayah dan bagaimana mekanisme pemilihannya juga.
          Rangkaian pemilihan ketua wilayah dimulai dengan pembahasan tata tertib pemilihan ketua wilayah IMABKIN, setelah pembahasan tata tertib ini selesai, kemudian dilanjutkan dengan pencalonan ketua wilayah dan proses verifikasi bakal calon ketua wilayah. Pada pencalonan ketua wilayah ini, namaku muncul sebagai salah satu kandidat calon ketua wilayah II IMABKIN. Pada saat proses verifikasi, aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari pencalonan. Hal disebabkan karena IPK yang aku peroleh kurang dari 3,00 atau sekitar 2,98. Ketika aku memutuskan mengundurkan diri ini, aku tidak menjelaskan secara pasti alasannya kenapa aku memutuskan mundur dari pencalonan ini, kepada beberapa senior aku katakan bahwa aku tidak ingin memegang wilayah II, biar rekan-rekan dari daerah lainnya yang memegangnya sehingga tidak terkesan terlalu sentral harus di Jakarta sebagai sentral dari wilayah II. Beberapa senior setuju dengan alasan pengunduran diri tersebut, tetapi ada beberapa senior yang sepertinya kecewa terkait keputusan yang aku ambil tersebut. Setelah selesai proses verifikasi, dimulailah proses pemilihan ketua wilayah II.
          Suasana pemilihan cukup kondusif karena memang masing-masing delegasi sudah memiliki pilihan masing-masing. Kemudian, saudara Azhar dari Universitas Negeri Malang terpilih sebagai ketua wilayah II. Pada saat Azhar dinyatakan terpilih sebagai ketua wilayah, aku dan beberapa senior berdiskusi terkait hasil pilihan rekan-rekan forum di musyawarah wilayah ini. Karena kami tidak ingin kejadian ketua wilayah yang mengundurkan diri terulang kembali, mengingat Azhar berasal dari kampus yang sama dengan ketua wilayah II sebelumnya yang mengundurkan diri. Kami berharap selama satu periode kedepan, Azhar bisa memimpin wilayah II dengan lebih bijak, mengingat cakupan wilayah II yang membentang dari Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat sampai Nusa Tenggara Timur. Kami berharap terjadi sebuah perkembangan yang lebih baik dan bisa lebih menghidupkan wilayah II sehingga bisa menjadi salah satu kepengurusan wilayah yang bisa dicontoh oleh wilayah lainnya dalam menjalankan kepemimpinannya. Pada kenyataannya, ketika kepengurusan ini berjalan, Azhar kurang memberikan kontribusi positif dalam organisasi sehingga wilayah II terkesan mati suri, padahal kepengurusan sendiri masih ada dan berjalan.
        Pemilihan ketua wilayah telah diselesaikan dan dilanjutkan pada agenda selanjutnya yaitu Rapat Pimpinan Nasional Pengurus Pusat IMABKIN. Pada rapat ini, delegasi yang hadir dibagi menjadi beberapa komisi sehingga bisa lebih fokus untuk membahas permasalahan yang dihadapi oleh pengurus pusat. Kebetulan pada malam itu, saya mendapatkan bagian di komisi yang membahas terkait dengan tuan rumah kongres selanjutnya. Pada komisi ini, saya menyampaikan pandangan saya jika kongres selanjutnya sebaiknya dilakukan di tempat ketua umum berada, harapannya agar nanti lebih mudah untuk mengurus semua keperluan dan juga persiapan pelaksanaan kongres tersebut. Selain itu juga, kami berharap agar ini menjadi sebuah tradisi baru di IMABKIN dan pada periode selanjutnya dapat dilaksanakan secara terus menerus. Karena mengingat waktu yang sudah semakin larut, sehingga pelaksanaan rapat komisi dan siding pleno juga dipindahkan ke penginapan. Sebagai tempat pleno dipilihlah penginapan pria yang bertempat di deretan paling ujung penginapan yang juga merupakan tempat menginapku. Disana kami menyampaikan pandangan-pandangan kami terkait berbagai permasalahan yang dihadapi dan juga terkait pelaksanaan kongres selanjutnya. Sayangnya, karena terlalu lelahnya, setelah menyampaikan pandangan komisi dan diterima pandangan tersebut oleh forum, aku mencuri-curi untuk tidur di tempat siding, akhirnya malah ketiduran dan tidak ada yang membangunkan sampai terasa dingin karena memang aku tidur dekat dengan jendela. Begitu aku terbangun, semua delegasi sudah menghilang dan hanya ada beberapa delegasi yang masih ngobrol termasuk Mas Dani dari UM. Akhirnya aku berpindah ke kamar bersama dengan delegasi lainnya.
          Hari terakhir di Bandung diisi dengan rangkaian kegiatan jalan-jalan, panitia sudah memberikan kejutan kepada peserta dan mengajak peserta untuk berjalan-jalan ke Museum Geologi dan juga di Saung Angklung Mang Udjo. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Museum Geologi, ya namanya mahasiswa, dimanapun berada wajib untuk berfoto-foto bersama. Jadi kami berkunjung ke Museum Geologi juga lebih banyak melakukan foto-foto bersama di ruangan museum, yang seharusnya tidak diijinkan sesuai dengan aturan yang ada di museum. Banyak koleksi-koleksi foto kami selama jalan-jalan tersebut, kalau tanya mana koleksinya, silakan hubungi panitia dan rekan-rekan peserta yang datang kesana membawa kamera, da aku mah apa atuh. He he he he….
Seusai dari Museum Geologi, kami semua bergerak menuju Saung Angklung Mang Udjo. Kami mengikuti pagelaran yang ditampilkan di Saung Angklung ini. Kami menyaksikan pertunjukan tari, pertunjukan wayang dan juga yang tidak ketinggalan adalah memainkan angklung massal yang dilakukan oleh seluruh delegasi yang hadir serta penonton yang ada disana saat itu. Kami riang gembira menari bersama karena kami semua tahu, setiap perjumpaan pasti akan ada perpisahan. Begitu juga dengan acara di UPI ini, kami harus berpisah dengan rekan-rekan yang kami kenal dalam beberapa hari kebelakang, tetapi kami tetap jaga semangat silaturahmi diantara kami semua. Aku sendiri tidak pernah putus menjalin silaturahmi dengan rekan-rekan dari berbagai daerah. Memang berat ketika sudah bersama-sama selama beberapa hari kemudian kita diminta untuk kembali ke daerahnya masing-masing, tetapi kami tetap menyimpan setiap memori kenangan ini dalam sebuah kotak besar yang bernama IMABKIN, sebuah kotak yang senantiasa terisi dengan ribuan pengalaman baru serta mampu menyatukan mahasiswa BK dari penjuru negeri untuk bersatu padu membangun negeri ini melalui profesi BK. Aku percaya, suatu saat nanti mereka yang pernah ikut dalam kegiatan IMABKIN akan ada yang menjadi orang penting di negeri ini, sehingga mereka bisa mengangkat nama profesi ini menjadi lebih dihargai dan mendapatkan tempat yang layak di negeri kita tercinta ini. Harapan besar kami setelah mengikuti kegiatan IMABKIN ini, kami bisa terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan dalam berbagai hal termasuk dalam pengembangan ke-BKan. Besar harapan kami dan pendiri IMABKIN untuk menjadikan organisasi ini sebagai sebuah wadah yang menghimpun seluruh mahasiswa BK di Indonesia untuk bersama-sama memperjuangkan kelangsungan serta keberlanjutan BK sebagai sebuah profesi yang utuh di bumi pertiwi ini. Semoga IMABKIN semakin bertumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang lebih baik lagi dalam mewadahi rekan-rekan BK di Indonesia. Aku Menyayangimu IMABKIN.

Nanti akan berlanjut ke Part 3 ya…..
Tunggu kelanjutannya, nanti ada “From IMABKIN With Love” juga lho, jadi tunggu edisi selanjutnya tulisanku tentang IMABKIN.
Semoga bermanfaat…….

Rabu, 15 April 2015

IMABKIN Perjalananku Part 1

IMABKIN merupakan sebuah organisasi profesi kemahasiswaan bimbingan dan konseling seluruh Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 2007 di Jakarta dengan Universitas Negeri Jakarta sebagai tuan rumah kongres pertama. Aku mengenal IMABKIN sejak tahun 2009 atau lebih tepatnya saat aku memulai perjalanan kehidupanku di bangku kuliah. Ketika itu, masa pengenalan akademik kampus menjadi ajang perkenalan pertamaku dengan organisasi ini. Senior-seniorku yang mengenalkannya melalui acara sosialisasi yang dirangkai dalam kegiatan pengenalan akademik di tingkat jurusan.
          Sejak awal, aku sudah sangat tertarik dengan organisasi ini dan berkeinginan untuk mengembangkan kemampuanku dalam hal berorganisasi melalui IMABKIN ini. Aku mengatakan kepada seniorku terkait keinginanku untuk aktif dalam organisasi ini serta ingin membesarkan IMABKIN yang pada saat itu masih berumur belum genap 2 tahun itu. Seniorku yang bernama Adi Sukardi menyambut baik keinginanku ini untuk aktif dalam IMABKIN, kemudian dia memberi tahu kepadaku bahwa akan diadakan kongres kedua di Surabaya sekitar bulan Desember 2009. Aku mengatakan bahwa aku akan memastikan diri untuk hadir pada acara kongres tersebut.
          Bulan Desember 2009, aku kembali bertanya kepada seniorku terkait agenda kongres, karena sampai awal bulan masih belum ada konfirmasi. Ternyata, pelaksanaan kongres harus diundur mengingat kesiapan panitia kongres di Surabaya. Sehingga kongres baru dapat dilaksanakan pada bulan Januari 2010. Pada saat berangkat menuju tempat kongres, aku sempatkan mampir pulang ke rumah terlebih dahulu, karena memang aku pesan tiket kereta ke Stasiun Bojonegoro biar bisa pulang terlebih dahulu sebelum berangkat ke Surabaya menggunakan bis. Aku berangkat menuju tempat kongres menggunakan bis dari Bojonegoro kemudian naik bis lagi arah Terminal Bungurasih dan turun di salah satu jalan di Surabaya lebih tepatnya di sebelah selatan Jalan Ahmad Yani, aku sendiri lupa nama jalannya apa, yang aku ingat tempatnya tersebut adalah kantor dari pamanku. Sewaktu aku memasuki lingkungan tempat acara, aku berjumpa dengan pamanku dan memintaku untuk mampir, tetapi karena aku sendiri masih harus mengikuti acara kongres otomatis tidak bisa mampir.
          Kegiatan kongres diawali dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban dan dilanjutkan pembahasan AD-ART IMABKIN, agenda pembahasan ini sendiri memakan waktu cukup lama. Setelah pembahasan ini selesai, dilanjutkan dengan agenda pemilihan ketua umum IMABKIN. Pada agenda pemilihan ketua umum ini, terjadi perseteruan sengit antara perguruan tinggi negeri dengan perguruan tinggi swasta. Hal ini menyebabkan ada dua kubu yang bertarung dalam pemilihan ketua ini, kubu PTN diwakili oleh Wizurai Wirawan dari Universitas Negeri Makassar, serta Khoirul Umam dari IKIP PGRI Semarang yang mewakili PTS. Perolehan suara mereka juga sangat ketat, meskipun demikian, Wizurai Wirawan terpilih sebagai ketua umum IMABKIN 2009-2011. Setelah melalui pemilihan ketua umum yng a lot dan memakan waktu cukup lama, sekitar jam 3 dini hari kegiatan kongres ditutup dengan terpilihnya Wizurai Wirawan sebagai ketua umum, setelah itu jam 8 pagi kami harus mengikuti seminar nasional sebagai salah satu rangkaian acara kongres IMABKIN. Sebagian besar peserta kongres yang merupakan peserta kongres juga tidak bisa menahan rasa kantuknya karena harus menjalani persidangan sampai dini hari. Selesai pelaksanaan kongres, semua peserta diajak untuk melakukan field trip di Kota Pahlawan, aku lebih memilih untuk balik terlebih dahulu karena harus mampir ke rumah salah satu pamanku di Surabaya.
          Pada saat libur semester genap sekitar bulan Juni-Juli 2010, ketika itu aku sedang berlibur di rumah kakekku di daerah Lamongan Jawa Timur, pada saat itu hari rabu malam. Aku mendapatkan telepon dari seniorku yang meminta pada hari jumat untuk berangkat ke Jember guna mengikuti kegiatan Rakerwil untuk wilayah II yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Aku sendiri kaget karena harus pulang ke rumah terlebih dahulu dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Jember sendirian, sedangkan aku sendiri belum pernah sekalipun pergi kesana. Aku bertanya pada rekanku yang rumahnya di Jember terkait rute dan bis apa yang bisa membawaku ke sisi timur Propinsi Jawa Timur tersebut. Hari jumat pagi aku putuskan untuk berangkat ke Surabaya melalui Bojonegoro. Setibanya di Surabaya, aku mencari bis yang bisa membawaku ke Jember, aku berada di bis tersebut cukup lama. Sore hari sekitar jam 4 sore aku baru sampai di Jember, kemudian karena tidak ada panitia yang menjemput di terminal, mau tidak mau aku naik angkot menuju IKIP PGRI Jember, untungnya hanya sekali naik angkot dan turun pas tepat di depan kampusnya. Disana aku sudah ditunggu oleh panitia dari IKIP PGRI Jember dan ada salah satu rekan yang aku kenal yaitu Rizki dari Universitas Negeri Malang, ternyata dia sebagai Steering Committee di acara tersebut. Mas Rizki ini pasti hadir karena memang sang pacar yaitu Teh Yuli Nurmalasari dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, merupakan pelaksana tugas Ketua Wilayah II IMABKIN. Sehingga Mas Rizki pasti hadir juga di acara tersebut. Menjelang maghrib, kami semua diantarkan oleh panitia menuju tempat peristirahatan sekaligus tempat acara di kawasan wisata Rembangan. Tempat acara ini berada di atas pegunungan dengan nuansa khas pegunungan dan bisa melihat keindahan Jember di waktu malam hari.
          Pada hari Sabtu pagi, kami memulai rangkaian acara RAKERWIL yaitu dengan pembahasan program kerja Wilayah II yang dibahas melalui rapat komisi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan melalui siding pleno. Pembahasan program kerja ini sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama karena pengurus wilayah II sudah menyiapkan draft program kerja yang akan dibahas dalam forum. Sehingga kinerja tim dalam komisi menjadi lebih mudah karena tidak perlu meraba lagi apa saja yang hendak dijadikan program kerja, tim komisi tinggal membahasnya dan menambahkan atau menghapuskan program kerja tersebut agar lebih relevan. Sore hari sebelum magrib, program kerja sudah disepakati dan sudah disahkan dalam persidangan pleno. Pada malam hari, sebenarnya pengurus pusat akan mengadakan rapat internal, akan tetapi banyak pengurus pusat dan wilayah yang mengajukan ijin kepada ketua umum untuk ke kota membeli jagung bakar di alun-alun. Padahal, mereka tidak membeli jagung bakar tersebut melainkan ke kafe untuk karaoke disana sambil minum kopi. Aku termasuk kedalam salah satu tersangka didalamnya, momen ini selalu dikenang sebagai salah satu momen melarikan diri paling absurd oleh pengurus IMABKIN. Ketua umum menelepon untuk memastikan posisi rekan-rekan pengurus IMABKIN dan peserta Rakerwil, karena banyak yang menghilang dari tempat acara. Kami yang “katanya” mencari jagung bakar tersebut sekalian melakukan pengecekan mengenai kesiapan untuk menggelar seminar nasional di kampus IKIP PGRI Jember.
          Pagi hari, kami harus sudah bersiap untuk menuju kampus guna mengikuti kegiatan Seminar Nasional sebagai kegiatan penutup dan sekaligus diagendakan untuk mengadakan field trip tetapi untuk acara jalan-jalan tidak jadi dilaksanakan dikarenakan acara seminar sendiri mundur selesainya, sehingga untuk acara jalan-jalan harus dibatalkan. Kami harus menginap semalam lagi di Jember, untuk kali ini kami menginap di panitia yang sekaligus pengurus IMABKIN, kami menginap di kost-kostan salah satu senior IMABKIN yang ada di Jember. Kami tidak mungkin memaksakan untuk kembali ke Surabaya pada malam hari karena kendaraan umumnya yang sulit untuk semua delegasi bisa terangkut, kami memutuskan menggunakan kereta api di keesokan harinya. Kami harus tiba di stasiun sebelum jam 5 pagi agar masih bisa dapat kereta yang menuju ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan menuju daerah masing-masing. Aku memutuskan untuk mampir di kampus UNESA Lidah Wetan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah pamanku yang di Surabaya. Sekalian aku bertemu dengan rekan-rekan SMA yang melanjutkan studi disana. 

Rabu, 04 Maret 2015

Kampus Lama, Rasa Baru

Kampus Lama, Rasa Baru

Rabu, 25 Februari 2015

@PlazaUNJ 5.25PM

          Lima setengah tahun yang lalu, saat aku baru memasuki kampus ini sebagai mahasiswa baru, aku tidak pernah mengenal tempat ini sebagai Plaza UNJ. Tempat ini baru sekitar setahun yang lalu di sulap menjadi Plaza untuk berkumpulnya mahasiswa dengan berbagai kepentingan, ada yang menggunakannya untuk rapat, ada yang menggunakannya untuk mengadakan pertunjukkan, ada yang menggunakan untuk tempat pementasan tari atau digunakan untuk sekedar nongkrong selepas kuliah. Sebelumnya, tempat ini bernama HI (Halaman IKIP), sebutan ini masih terus melekat di tempat ini meskipun sudah berganti nama menjadi Plaza UNJ.
          Dulu, tempat yang lebih familiar disebut sebagai HI ini merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa, tempat nongkrong, tempat melakukan pertunjukkan drama, dan juga untuk melakukan upacara bendera ketika peringatan hari besar nasional. Sekarang, sudah di sulap sehingga memiliki laham hijau lapang yang lebih sering dipakai sebagai tempat duduk-duduk santai saat senja di kampus atau melakukan rapat organisasi. Sementara tempat lapang di sebelah selatan lahan lapang terdapat sebuah tugu besar bertuliskan “UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA” dengan latar tulisan berwarna hitam. Tugu inilah yang disebut sebagai Plaza UNJ karena memiliki tempat lapang berundak yang bisa digunakan untuk melakukan pertemuan atau rapat setiap sore menjelang.
          Plaza UNJ menjadi tempat favorit untuk berkumpul karena menjadi titik tengah kampus yang diapit oleh dua gedung baru yang megah berdiri seolah menyindir bangunan tua yang mengelilinginya. Bangunan sebelah barat yang berdiri di bekas kantin sastra (Kansas) peninggalan UI diberi nama Gedung Raden Adjeng Kartini. Gedung ini difungsikan sebagai tempat penitipan anak TTKA Ceria yang dikelola oleh jurusan PAUD sekaligus sebagai lab anak PAUD yang berada di lantai dasar bangunan. Kemudian di lantai kedua merupakan ruang kuliah dan ruang jurusan S1 PAUD UNJ. Kemudian untuk lantai diatasnya di fungsikan sebagai ruang perkuliahan untuk beberapa jurusan dari berbagai fakultas diantara Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu pendidikan. Lantai 7 merupakan secretariat jurusan S2 BK UNJ dan ruang perkuliahan untuk mahasiswa FIP. Sementara lantai 8-10 digunakan untuk ruang kuliah bagi anak-anak Fakultas Ekonomi termasuk S2 Manajemen.
          Gedung kembar yang berdiri kokoh di sebelah timur Gedung RA Kartini diberi nama Gedung Dewi Sartika. Gedung ini terasa lebih spesial karena terdapat aula dan ruang pertemuan di lantai 2 yang bisa langsung terhubung dengan gedung rektorat yang berdiri di sebelah selatannya. Lantai satu di fungsikan sebagai studio bagi anak-anak seni tari dan seni musik. Sementara ruangan yang ada di lantai 3-10 di fungsikan sebagai ruang perkuliahan bagi jurusan Matematika serta secretariat jurusan Matematika. Terdapat juga secretariat untuk MKU (Mata Kuliah Umum) yang berkantor di gedung ini dan menggunakan ruangan di lantai 8-10 sebagai tempat kuliah.
          Kampus ini pada awalnya merupakan kampus UI rawamangun yang merupakan tempat kuliah bagi mahasiswa FIB, FH, Fak. Psikologi, FKIP, asrama mahasiswa Daksinapati dan komplek dosen UI. Kemudian FKIP UI berubah menjadi IKIP Jakarta sehingga kampus inipun harus dipisahkan antara bagian dari kampus UI dengan IKIP. Saat UI berpindah kampusnya dari Rawamangun ke Depok, seluruh bagian kampus ini menjadi bagian dari IKIP Jakarta yang kemudian berubah menjadi UNJ atau Universitas Negeri Jakarta.
          UNJ sebagai kampus yang berasal dari IKIP, tetap mempertahankan ilmu kependidikan sebagai ciri khas kampus ini, meskipun terdapat pula jurusan yang berlatar non-kependidikan. UNJ sekarang sudah mulai bertransformasi menjadi sebuah kampus yang berwawasan global, Kampus ini terus berbenah agar bisa menjadi World Class Entrepreneur University sesuai dengan Renstra yang dikembangkan oleh kampus. Perubahan di kampus ini tidak hanya dirasakan dari segi fisik semata, akan tetapi dari kurikulumnya juga terus dikembangkan agar lulusannya bisa memenuhi tantangan dunia global.

          Saya sebagai mahasiswa tingkat akhir yang telat lulus sangat berharap agar perbaikan yang dilakukan oleh pihak kampus tidak hanya dari segi fisiknya saja, tetapi perbaikan secara menyeluruh dari segi mental dan pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa. Semoga setelah nanti saya lulus dari kampus ini, saya bisa melihat sebuah perbedaan yang besar terkait kampus perjuangan ini. Semoga kedepannya kampus UNJ bisa menjadi salah satu kampus rujukan bagi calon mahasiswa baru dalam memilih jurusan kependidikan dan non-kependidikan di Indonesia, karena kampus ini di Jakarta yng merupakan pusat dari pemerintahan Indonesia sehingga posisi strategis ini harus mampu dioptimalkan kampus untuk berbenah dan memperbaiki diri agar tidak kalah bersaing dengan kampus lainnya. Kampus yang pernah menjadi bagian dari sejarah panjang UI ini harus bisa bersaing dengan kampus yang melahirkannya. Semoga bisa terwujud dan semoga bisa terealisasi rencana jangka panjang yang telah dicanangkan oleh pihak kampus, semoga fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Hukum segera bisa dibuka agar semakin melengkapi komponen kampus ini. 

Sabtu, 14 Februari 2015

Vini, Malaikat Kecil Penuh Semangat

Aku hanya namanya adalah Vini, dia adalah gadis mungil yang aku temui di Panti Asuhan Harapan Remaja Rawamangun pada Bulan Juli tahun 2014 yang lalu. Gadis ini begitu istimewa di mataku. Aku memang baru sekali bertemu dengannya yaitu pada saat anak-anak BEMJ BK mengadakan buka bersama dengan anak panti asuhan. Pada saat itu aku diajak oleh rekan-rekan BEMJ agar ikut serta dalam acara ini, sekaligus berbagi kebahagiaan dengan mereka yang tinggal di panti asuhan ini.
          Vini adalah salah satu anak panti asuhan itu yang entah mengapa membuatku begitu tertarik dengan kisah hidupnya. Pada awal perjumpaan dengan gadis kecil yang saat ini duduk di kelas 7 SMP ini, dia selalu tertarik padaku dan menatapku dengan penuh harap. Dia terlihat begitu bahagia begitu melihatku dan selalu melemparkan senyuman saat aku melihat kearahnya. Selama acara buka bersama tersebut, dia berulang kali memandang kearahku sambil tersenyum. Sampai pada akhir acara yaitu bagi-bagi kado dan bersalaman dengan semua anak panti, disanalah rasa penasaranku mulai terjawab. Dia tiba-tiba mencium tanganku dan sambil berkata terima kasih “Ayah”. Iya, dia memanggilku ayah. Aku masih belum tahu apa alasan dia memanggilku ayah, mungkin dia melihat ayahnya ada dalam diriku atau karena apa aku juga tidak tahu.
          Saat selesai shalat maghrib, dia bermain dengan teman-temannya di halaman panti. Saat aku masih duduk di depan masjid, dia mendekatiku dan memanggilku ayah. Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya, kenapa dia memanggilku dengan sebutan ayah?. Apakah ada suatu hal yang membuatnya memanggilku dengan sebutan ayah. Akhirnya dia mengatakan bahwa aku sangat mirip dengan ayahnya yang telah meninggalkannya bertahun-tahun silam. Aku masih bingung dengan apa yang dia katakana, aku putuskan untuk ikut shalat tarawih berjamaah disana dengan harapan agar aku bisa menggali informasi dari pengurus panti mengenai kehidupan Vini.
    Vini sejak kecil telah ditinggalkan oleh ayahnya entah kemana, ibunya harus membiayai semua kebutuhan keluarga dan termasuk biaya pendidikan Vini dan saudaranya. Ibunya memilih untuk menitipkan Vini di panti asuhan agar pendidikannya lebih terjamin karena Sang Ibu tidak sanggup jika harus membiayai pendidikan Vini. Akhirnya sejak SD, Vini dititipkan di panti asuhan tersebut sampai sekarang. Vini hanya pulang ke rumah saat waktu liburan saja. Vini merasakan kerinduan pada sosok ayahnya yang telah lama meninggalkan dia dan keluarga, Vini melihat sosok ayahnya hadir dalam diriku dan mirip denganku. Ayahnya memakai kacamata juga sepertiku dan juga berperawakan sama sepertiku, sehingga membuat Vini nyaman memanggilku dengan sebutan ayah. Ini merupakan pengalaman pertamaku dipanggil ayah oleh seorang anak yang baru aku kenal, padahal aku sendiri juga belum menikah dan juga belum memiliki anak.
          Jujur saja, aku sangat nyaman dengan panggilan tersebut yang keluar dari bibir seorang gadis mungil yang seumuran dengan adik bungsuku. Entah karena sudah naluri kebapakan yang muncul ataukah memang karena aku sudah mendambakan memiliki anak, tapi aku memang suka dengan panggilan yang Vini berikan kepadaku. Begitu aku menceritakan kisah ini kepada rekan-rekan di BEMJ, mereka mengatakan bahwa itu adalah sebuah pertanda bahwa aku harus segera menikah dan mendapatkan momongan.

          Vini adalah gadis yang sangat ceria, periang, gesit dan yang pasti dia adalah gadis yang menggemaskan dengan suara cemprengnya yang khas. Dia adalah anak pertama yang memanggilku dengan sebutan ayah, karena anak didikku sendiri memanggilku dengan sebutan kakak atau bapak, jadi tidak ada yang memanggilku dengan sebutan ayah. Semoga nanti aku bisa bertemu dengan Vini dan juga bisa berbagi kebahagiaan dengannya dan anak panti lainnya. 

Jumat, 06 Februari 2015

Mamah Ncuy

Assalamualaikum Mamah, 

Semoga mamah selalu mengiringi langkah dan perjalanan hidup putra-putrinya yang sedang bertumbuh menjadi manusia yang sempurna dari sisi ALLAH. Mamah, tidak terasa sudah 100 hari mamah meninggalkan kami disini, mamah telah kembali ke Sang Pencipta. Aku memang bukan anaknya mamah, tetapi mamah sudah aku anggap seperti ibu sendiri di Jakarta. Aku masih terus merasa sedih karena tidak sempat bertemu dengan mamah di hari-hari terakhirnya mamah. Aku bahkan tidak tahu saat mamah meninggal dan dimakamkan, aku tidak tahu mamah sakit dan dirawat di rumah sakit. Terakhir aku bertemu mamah saat seusai idul fitri yang lalu, setelah itu, aku hanya bisa memandangi makamnya mamah saja. 

Mamah, entah mengapa sampai 100 hari kepergian mamah, aku masih saja merasakan begitu sedih karena kehilangan mamah. Mamah begitu welcome  saat menerima tamu sehingga aku merasa seperti di rumah sendiri sewaktu berada di rumahnya mamah. Mamah, tahukah mamah, sejak mamah meninggal setiap akhir pekan aku selalu ke rumah untuk memasak dan menemani sultan, putra terakhirnya mamah yang masih kelas 6 SD. 

Mamah, aku tidak bisa berkata-kata lagi karena kesedihan ini. Aku masih rindu pada mamah, aku ingin bertemu mamah, aku ingin berjumpa dengan mamah meski lewat mimpi. Tadi seusai shalat jumat, aku sempatkan untuk membersihkan makam. Aku tidak bisa berbuat banyak untuk mamah, aku hanya bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga mamah saja. 

Semoga tenang disana ya mamah, salam untuk Uwa' Naman juga.

#30HariMenulisSuratCinta #HariKedelapan

Kamis, 05 Februari 2015

Apheresis untuk Semua

Bagi kalian sukarelawan PMI atau mungkin yang sering mendonorkan darahnya di PMI, tentu akan paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan Apheresis. Apheresis adalah salah satu jenis donor darah yang dapat dilakukan di PMI. Jika kalian ke PMI kemudian mendonorkan darah, biasanya adalah donor darah yang 75 hari sekali dan yang diambil adalah seluruh komponen darah atau darah lengkap yang biasa disebut juga dengan donor darah Whole Blood. Sementara yang dimaksud dengan donor darah Apheresis atau donor darah platelet, komponen darah yang diambil hanyalah bagian trombosit darah dan plasma darah saja. 

Mendonorkan darah sudah rutin aku lakukan sejak tahun 2009 tepatnya pada tanggal 12 November bertepatan dengan hari ulang tahun Kabupaten Tuban, kota asalku. Awalnya aku melakukan donor darah WB (whole blood) setiap 75 hari sekali, kemudian atas saran dari Dokter Bono, aku berpindah dari donor darah WB ke Aphe sejak donor darah ke-13. Sekarang aku sudah mendonorkan darah sebanyak 53 kali baik WB maupun Aphe. 

Menjadi pendonor darah aktif, membuatku harus senantiasa menjaga kesehatan terutama asupan gizi yang aku makan. Karena jika mendonorkan darah Aphe. maka aku harus siap sedia jika ada panggilan darurat untuk donor darah setiap 15 hari sekali. Pada donor darah Aphe, proses rekondisi darah hanya membutuhkan waktu normal 3 hari, dikarenakan komponen darah yang diambil merupakan komponen yang paling cepat untuk memperbaiki diri. 

Trombosit yang diambil melalui proses donor darah Aphe, biasanya digunakan untuk mereka yang mengidap penyakit kanker, demam berdarah, talasemia, lupus, dan berbagai macam penyakit lainnya yang membutuhkan trombosit. Harga satu kantong trombosit sendiri juga bervariasi, tergantung jenis kantong, menggunakan filter atau tidak, yang pasti harganya jauh lebih mahal dibandingkan darah lengkap. Harga trombosit menjadi sangat mahal karena prosesnya juga membutuhkan alat khusus, waktunya juga jauh lebih lama, selain itu perawatan alatnya juga tidak mudah. 

Bagi kalian yang belum pernah melakukan donor darah, atau mungkin belum cukup umur untuk melakukan donor darah, persiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mendonorkan darah kalian ke PMI. kalian harus cukup tidur minimal 4 jam, cukup minum air putih, makan makanan yang bergizi tinggi agar komponen darah yang kalian hasilkan juga memiliki kualitas yang baik, ada baiknya jika tidak merokok karena akan mempengaruhi darah. Coba bayangkan saja jika darah yang kalian berikan kepada orang lain tersebut merupakan darah yang terkontaminasi nikotin atau zat berbahaya yang terkandung dalam rokok lainnya, kalian bukannya memberikan darah yang baik tetapi malah memberikan darah yang kurang bagus untuk penerima darah atau resipien. 

Tubuh kalian akan menjadi lebih sehat kok dengan mendonorkan darah kalian secara rutin, karena sel-sel darah kalian akan terus diperbaharui setelah kalian melakukan donor darah. Jadikan donor darah sebagai gaya hidup kalian, selain membuat diri kalian lebih sehat, kalian juga bisa menyumbangkan darah untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Jangan pernah ragu untuk memberikan darah kalian kepada yang membutuhkan.

#30HariMenulisSuratCinta #HariKetujuh