30 Oktober 2014
Tanggal ini akan menjadi tanggal yang tidak akan pernah aku lupakan, sebuah tanggal yang bagi orang lain tidak begitu berarti. Akan tetapi, bagiku tanggal ini sangatlah berarti. Pada tanggal 30 Oktober 2014, sosok seorang mamah yang begitu tegar dan kuat menjalani kehidupan, harus mengakhiri semua perjuangannya. Sosok itu tidak akan pernah lagi jumpai lagi, karena dia sekarang telah terkubur dalam tanah bersama semua kenangan bersamanya. Aku mengenalnya tak begitu lama, tak lebih dari 5 tahun aku mengenalnya. Dia adalah sosok mamah yang begitu kuat dan tegar menjalani kehidupan sebagai single parent yang harus membesarkan anak-anaknya. Beliau lebih sering disapa Mamah Ncuy. Entah bagaimana ceritanya sehingga dia dipanggil seperti itu oleh lingkungan sekitarnya termasuk keluarganya. Akupun memanggilnya seperti itu.
Beliau adalah seorang mamah yang sanggup berjuang sendirian membesarkan anak-anaknya sendirian semenjak sang suami meninggal. Mamah sudah aku anggap seperti mamah sendiri meskipun belum lama aku mengenalnya. Karena melalui berliau juga aku belajar mengenai bagaimana dengan tegarnya menjalani kehidupan ini, aku belajar bagaimana harus bertahan dalam kondisi sesulit apapun, aku belajar bagaimana indahnya berbagi dengan sesama disaat kita sedang susah maupun saat sedang senang. Mamah selalu mengajarkan bagaimana seharusnya kita berbagi dengan orang-orang yang kurang beruntung. Mamah adalah salah satu orang terbaik yang pernah mengisi kehidupanku dan memberikan arti yang begitu mendalam.
Akupun baru sanggup menuliskan tulisan singkat mengenai sosok mamah yang hebat ini disaat aku sudah tak lagi menitikkan air mata karena kesedihan yang mendalam. Aku memang bukan anak kandungnya, aku baru mengenalnya dalam waktu yang terhitung singkat, akan tetapi beliau sangat berarti dalam kehidupan ini karena banyak memberikan warna dan pelajaran kehidupan ini. Sedikit banyak aku juga mengetahui bagaimana kehidupan mamah dengan perjuangannya membesarkan lima orang anaknya.
satu hal yang membuatku sampai detik ini masih sering menitikkan airmata adalah ketika kabar meninggalnya mamah tidak sampai kepadaku, aku tahu mamah meninggal dari status facebook seorang kawan. Padahal, beberapa minggu mamah sebelum meninggal, beliau sempat dirawat di rumah sakit karena penyakit gula. Saat mamah sakitpun, aku tak mendapatkan kabar apa-apa hingga mamah meninggal. Perasaan sedih itu selalu datang disaat aku mengingat mamah dan terkenang akan bagaimana perjuangan mamah. Aku hanya bisa melihatnya saat mamah sudah dikebumikan dan sudah tertutup oleh tanah.
Sehari setelah pemakaman aku baru mengunjungi makamnya mamah karena baru dini harinya aku tahu bahwa mamah meninggal. Ketika aku membuka laptop dan membuka beranda facebook-ku, air mata ini langsung mengucur dengan derasnya tanpa terhenti hingga beberapa jam. Bahkan saat ke makamnya mamah, aku juga tak sanggup untuk menahan air mata ini.
Akhirnya, tulisan singkat untuk mengenang mamah Ncuy ini bisa aku selesaikan beberapa hari setelah dia meninggal. Tulisan ini aku selesaikan pula di salah kamar anaknya, di rumah mamah Ncuy.
Mamah, kami merasakan kehilangan yang mendalam.
Mamah, kami merasakan kerinduan yang mendalam pula.
Mamah, andai aku diberikan izin untuk bertemu dengan mamah,
aku ingin menyampaikan permohonan maaf kepada mamah karena tidak bisa menemani mamah di rumah sakit, tidak bisa menemani di hari-hari terakhir mamah, tidak bisa mengantarkan mamah menuju tempat peristirahatan mamah.
Mamah....... Aku rindu kepadamu.......
Beliau adalah seorang mamah yang sanggup berjuang sendirian membesarkan anak-anaknya sendirian semenjak sang suami meninggal. Mamah sudah aku anggap seperti mamah sendiri meskipun belum lama aku mengenalnya. Karena melalui berliau juga aku belajar mengenai bagaimana dengan tegarnya menjalani kehidupan ini, aku belajar bagaimana harus bertahan dalam kondisi sesulit apapun, aku belajar bagaimana indahnya berbagi dengan sesama disaat kita sedang susah maupun saat sedang senang. Mamah selalu mengajarkan bagaimana seharusnya kita berbagi dengan orang-orang yang kurang beruntung. Mamah adalah salah satu orang terbaik yang pernah mengisi kehidupanku dan memberikan arti yang begitu mendalam.
Akupun baru sanggup menuliskan tulisan singkat mengenai sosok mamah yang hebat ini disaat aku sudah tak lagi menitikkan air mata karena kesedihan yang mendalam. Aku memang bukan anak kandungnya, aku baru mengenalnya dalam waktu yang terhitung singkat, akan tetapi beliau sangat berarti dalam kehidupan ini karena banyak memberikan warna dan pelajaran kehidupan ini. Sedikit banyak aku juga mengetahui bagaimana kehidupan mamah dengan perjuangannya membesarkan lima orang anaknya.
satu hal yang membuatku sampai detik ini masih sering menitikkan airmata adalah ketika kabar meninggalnya mamah tidak sampai kepadaku, aku tahu mamah meninggal dari status facebook seorang kawan. Padahal, beberapa minggu mamah sebelum meninggal, beliau sempat dirawat di rumah sakit karena penyakit gula. Saat mamah sakitpun, aku tak mendapatkan kabar apa-apa hingga mamah meninggal. Perasaan sedih itu selalu datang disaat aku mengingat mamah dan terkenang akan bagaimana perjuangan mamah. Aku hanya bisa melihatnya saat mamah sudah dikebumikan dan sudah tertutup oleh tanah.
Sehari setelah pemakaman aku baru mengunjungi makamnya mamah karena baru dini harinya aku tahu bahwa mamah meninggal. Ketika aku membuka laptop dan membuka beranda facebook-ku, air mata ini langsung mengucur dengan derasnya tanpa terhenti hingga beberapa jam. Bahkan saat ke makamnya mamah, aku juga tak sanggup untuk menahan air mata ini.
Akhirnya, tulisan singkat untuk mengenang mamah Ncuy ini bisa aku selesaikan beberapa hari setelah dia meninggal. Tulisan ini aku selesaikan pula di salah kamar anaknya, di rumah mamah Ncuy.
Mamah, kami merasakan kehilangan yang mendalam.
Mamah, kami merasakan kerinduan yang mendalam pula.
Mamah, andai aku diberikan izin untuk bertemu dengan mamah,
aku ingin menyampaikan permohonan maaf kepada mamah karena tidak bisa menemani mamah di rumah sakit, tidak bisa menemani di hari-hari terakhir mamah, tidak bisa mengantarkan mamah menuju tempat peristirahatan mamah.
Mamah....... Aku rindu kepadamu.......
Pondok Cina, Depok. 9 November 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar